26. Bocil meresahkan

38 25 2
                                    

"Kadang berhenti mencari tahu itu lebih baik"
- Alam Bintang Rayna

Happy Reading




Omongan itu langsung di sela Alam
"Pokoknya lu salah!!" Alam langsung menggendong Lana pergi begitu saja meninggalkan Semesta.

"WOY!! LU MAU BAWA BOCAH ITU KEMANA?!" Teriaknya kepada Alam. Tanpa pikir panjang Semesta langsung membuntuti langkah cewek ini.

"Mbak beli ini sandal. Nggak usah pakai bungkus. Kembaliannya ambil aja," sebelum pergi Semesta tetap mengambil barang titipan Mamanya– iya mengeluarkan uang dari saku celananya dengan tergesa-gesa.

"Mas! Tapi ini kembaliannya masih banyak!" Teriak Mbak kasir. Semesta tak menggubris, hanya bergegas pergi mengikuti langkah cewek tadi.

Lari kesana-kemari membuat Semesta ingin mati mencari keberadaan keponakannya itu dimana.
"Lu mau bikin gue mati hah?!" Seru Semesta ngos-ngosan mengatur nafas karena berlari.

Cowok itu membungkuk menjadikan lututnya sebagai tumpuan kedua tangannya. Ia berdecak kesal ketika melihat Alam di depannya.

Semesta menghela nafas berat menghampiri Alam yang sedang asyik mengajak Lana bermain sebulan balon.

"Yey... Balonnya jadi banyak," ucap Lana dengan ceria melihat balon yang berterbangan.

"Lu mau bikin gue mati hah?!" Seru Semesta kembali kepada Alam karena mengambil Lana begitu saja. Alam terkekeh melihat Semesta menatapnya tajam– sedangkan Lana masih fokus bermain dengan sebulan balonnya.

“Makanya kalau nggak bisa urus bocil, nggak usah sok jago. Jadinya kan nangis," mendengar itu, Semesta ingin sekali mukul cewek di hadapannya. Namun ia tak jadi melakukannya karena disana ada keponakannya.

"Bodo amat!"

"Lana ..." Lirih Semesta memanggil bocil ini. Menyamakan tubuhnya dengan anak itu. Lana pura-pura tidak mendengar panggilan Semesta dan terus fokus pada mainannya.

"Ayo dong, dengar Kak Esta sebentar aja," pinta Semesta memohon, membujuk Lana agar mendengarkannya.

"Lana ikut pulang Kak Esta ya?" Bujuk Semesta memegang tubuh kecil ini– menatap sendu bocah itu, berharap Semesta bisa mengajaknya pulang. Lana yang mulai kesal dengan bujukan itu, langsung meniupkan sebulannya tepat di wajah Semesta mengenai matanya.

"LANA!!" Teriak Semesta mengucek matanya. Karena sebulan itu matanya jadi perih. Sementara Lana tertawa senang, melihat Semesta menerima kejahilannya.

"Kel, mata lu sakit ya?" Tanya Alam lingung.

"Telinga gue yang sakit!" Pekik Semesta emosi terus mengucek matanya.

"Air mana?! Gue kebutuhan air!!" Jerit Semesta mencoba berdiri- mencari air di sekitar tempat ini. Alam dengan sigap mengunci tangan Semesta agar tidak mengucek matanya kembali.

"Lu mau ngapain gue?! Gue butuh air!!" Jeritnya kembali merasa sakit karena tidak bisa mengucek mata.

"DIEM GOBLOK!" Emosi Alam membuat Semesta diam.

"Hu... Hu... Hu ..." Alam membuka perlahan kelopak mata Semesta, meniupkan udara kecil dari mulutnya. Semesta terdiam tak bergerak mengikuti alur pergerakan cewek ini.

"Nah, sekarang mata lu udah mendingan kan?" Tanyanya menjauhkan diri dari tubuh Semesta.

Semesta tak menggubris perkataan Alam, matanya masih terasa perih. Ia mengucek kembali matanya, membuat Alam geram seperti ingin mejotosnya saja.

SEMESTA DAN ALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang