35. SDA

27 21 5
                                    

“Ingatlah bahwa setiap orang itu bisa berubah tanpa menunggu waktu”
— Alam Bintang Rayna

“Ingatlah bahwa setiap orang itu bisa berubah tanpa menunggu waktu” — Alam Bintang Rayna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading




“Ngaca gak sih lo?! Papa benerin lampu kamar lo, lo malah seenaknya pergi, nggak bantuin Papa!” Sentak Candra saat melihat Alam memasuki rumah.

Papa benerin lampunya sampai manjat-manjat, gara-gara nggak ada tukang service. Cuman buat hidup-in kamar lo. Dan lo... malah nggak punya otak buat bantuin Papa.” Alam menunduk tidak berani menatap wajah sang kakak.

Aliran cairan bening pun sudah membasahi pipinya. Kakaknya sudah memberi luka, dan derita baginya. Batinnya juga sudah terluka. Namun, entah kenapa dirinya masih sabar menghadapi perkataan seperti itu.

Malam sudah tiba, Alam menatap ke depan cermin, mengamati tubuhnya yang sudah dibalut dress cantik berwarna nay dengan tas selempang hitam. Memadukan warna indah menurut dirinya.

Ingatannya kembali ke lampau, dimana tubuhnya berbeda jauh dengan sekarang. Kurus, cantik, lekuk tubuh yang indah nan ideal, membuat sahabatnya... juga iri dengan tubuhnya yang sekarang.

Berbadan gemuk, dekil, dijauhi teman, suka di bully, serta sering diremehkan kakaknya karena ingin diet, sudah dari dulu dia terima. Sekarang... justru mereka sendiri yang kena omongan sendiri. Terpincut oleh tubuh Alam yang kurus disertai wajah tirus seperti orang China, membuat teman cowok Alam SMP dulu... mengejarnya sampai saat ini.

Hati Alam tak tergoyah, pikirannya sekarang—— tertuju pada masa depan. Yang ingin menjadi CEO di perusahaan dan bisa merasakan hidup damai tanpa ada rasa percintaan dahulu, sebelum ia sukses.

“Diet... Diet... Diet... Diet dari kadal buntung kalau berhasil, orang makanya aja masih kayak gitu. Jarang olahraga, ngarep banget sih mau kurus,”  cibir Candra menyindir sang adik.

Hanya karena Alam makan malam bersama keluarga. Sudah berulang kali, kakaknya itu berkata sadis kepada dirinya. Dari lubuk hati Alam, dirinya tak menggubris semua ucapan itu. Tak ingin mengulang kesalahan yang sama, Alam hanya fokus pada masa depannya sekarang.

“Semua orang itu berhak mendapat yang ia mau. Bahkan jika dirinya ingin berusaha keras, hasil tak akan mengkhianatinya.”

Kurus adalah hal yang selalu diimpikan oleh semua perempuan dunia, termasuk dirinya ini. Kini semuanya berhasil, mencapai keinginan memiliki badan kurus nan ideal.

“Semua terbukti sekarang. Kalau aku...  ALAM BINATANG RAYNA bisa berubah!”

Tin...Tin...Tin...

SEMESTA DAN ALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang