"Dia biasa saja, tapi aku bahagia bersamanya"
- Margareta NikaHappy Reading
•
•
•
•
•Pagi Minggu yang cerah ini, terik matahari menyinari kamar Semesta dari jendela. Pintu kamar terbuka menampakkan seorang wanita cantik berjalan mendekati tubuh sang anak yang masih tertidur lelap. Gorden kamar dibuka, menampakkan teriak matahari yang silau.
"Ini anak udah pagi masih aja tidur. Pakek ngorok segala," gerutu Lusi geleng-geleng kepala melihat sang anak tertidur lelap.
"Nak bangun, udah pagi. Mandi sana biar ganteng, udah waktunya buat bangun. Jangan tidur mulu." Lusi menggoyangkan tubuh sang anak. Sementara cowok itu tak menanggapi respon Lusi, ia malah mengolet seperti layaknya kucing.
"Yuk bangun Nak, ini udah jam delapan lho." Nada lembut Lusi menepuk pelan pipi cowok ini.
"Ini hari minggu Ma, Esta mau tidur dulu. Males, bangun pagi. Lagian kan gak ada kerjaan juga." Balas Semesta dengan santai masih memejamkan mata.
Entah dari mana ide jahil dari pikiran Lusi muncul, perlahan ia beranjak keluar dari kamar Semesta mengambil segelas air putih di dapur. Lusi pun kembali berjalan masuk ke kamar Semesta, segera Lusi menguyur wajah Semesta dengan air di tangannya itu.
Byur!
"BANJIR-BANJIR!!" Teriak Semesta gelagapan bangun dari tidurnya.
"Nah sekarangkan udah bangun,"
"Tapi ya gak usah pakai cara gini juga Ma, bangunin Esta dengan cara baik-baik kan ada." Kesalnya dengan wajah cemberut.
"Di goyang-goyang tubuh kamu aja gak bangun. Dan cara inilah yang terbaik buat kamu mau bangun,"
"Tapikan Esta jadi basah kaya gini," Ucap Semesta lagi.
"Ya udah, kalau basah langsung mandi aja. Lagian kamar mandinya ada di sebelah kamar kamu."
"Tapi Esta lagi males mandi Ma," decak kesal Semesta.
"Kamu lupa? Kalau hari ini mau anterin Mama ke toko baju. Sama beli belanjaan rumah?"
"Astagfirullah," ingat cowok ini menepuk jidat.
"Dari kapan kamu bisa bilang kalimat itu?" Intis Lusi menaikkan alis sebelah.
"Dari lahir. Tapi kenapa gak Bi Lala aja yang belanja rumah, kenapa harus kita?" Tanya Semesta mengubah posisi tidurnya.
"Kamu lupa? Kalau Bi Lala lagi cuti, kamu itu kok sekarang jadi pelupa juga sih." decak sebal Lusi.
"Gara-gara makan berutu ayam jadi lupa Ma." senyum tipis Semesta.
Cowok ini pun berdecak berdiri dari kasur empuknya menuju ke kamar mandi.
"Mama tunggu dibawah aja, Esta mau mandi terus siap-siap buat pergi." Suruh Semesta diacungi jempol Lusi."Siap. Tapi jangan lama-lama." Pinta Lusi diangguki cowok ini.
Tap...Tap...Tap
Semesta turun dari anak buah tangga dengan cepat, ia menyahut kunci mobil dimeja dengan berlari kecil menuju halaman rumah. Segera Semesta memencet kunci mobil, membuka pintu mobil itu,
"Silahkan masuk, Ratu cantik." Sanjung Semesta tersenyum membuka pintu mobil untuk Lusi.
"Makasih,"
"Sama-sama," balas Semesta menutup kembali pintu mobil. Bergegas masuk ke dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA DAN ALAM
Teen Fiction[ Cerita pertama! Jadi dimaklumi ya!! ] Semesta Ryan Alveno seorang anak tunggal dari keluarga mampu atau bisa disebut keluarga kaya raya. Saat disekolah ia menabrak seorang cewek bernama Alam Bintang Rayna Gadis bar-bar yang kekurangan kasih sayan...