48. SDA

30 23 4
                                    

“Mengikhlaskan seseorang untuk kepergiannya tidak semudah orang berkata”
– Alam Bintang Rayna

Happy Reading




Happy Reading•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Halo...”

“Apa!”

Genggam handphone itu terjatuh, mendengar tutur kata yang terlontar dari suara telepon. Buliran air mata terjatuh begitu saja membasahi pipi.

“ENGGAK! ENGGAK MUNGKIN!”

“PASTI KAKAK CANDRA BOHONG SAMA ALAM! IYA! PASTI KAK CANDRA BOHONG SAMA ALAM!” tukas gadis ini menggeleng cepat. Mengambil kembali handphone nya yang terjatuh dilantai.

Sambungan telefon itu masih tersalur. Gerakan cepat tangan ini, membuat dirinya yakin, bahwa Kakak nya itu tengah berbohong kepada nya.

Alam berpikir dengan cara Kakaknya  mengerjai seperti ini, untuk membuat dirinya menjenguk sang Papa kerumah sakit– karena kecelakaan mobil kemarin sore, tak membuat dirinya berubah keputusan. Untuk menjenguk sang Papa.
Hanya saja dia refleks mendengar perkataan Kakaknya yang sedang mengerjainya.

“Kak Candra Kalau mau nge-prank Alam, jangan kaya gini juga. Gak lu–”

Papa meninggal beneran Dek,”

“Hahaha... Kak Candra kalau nge-prank Alam kaya gini. Lucu banget ya,” kekeh cewek ini menjawab.

“Kak Candra gak nge-prank kamu, Kak Candra serius.”

Deg!

Rasa sesak di dada tiba-tiba muncul. Bagai disambar petir, namun ini kenyataan yang harus cewek ini terima.

Baru saja kemarin sang Kakak memberitahu, kalau sang Papa kecelakaan mobil– namun Alam menghiraukannya. Bahkan tak datang ke rumah sakit sekedar untuk menjenguk sang Papa.

Tiba-tiba sepagi ini, dirinya mendapat kabar diluar expetasi. Sang Papa meninggal dunia.

“Ng-nggak ini pasti bohong,” cewek ini menggeleng pelan. Bui-bui air mata sudah membasahi pipi, aliran cair itu sudah penuh memenuhi pipi mungilnya.

“KAK CANDRA BOHONG! PAPA GAK MUNGKIN MENINGGAL! PAPA PASTI BAIK-BAIK AJA!” bantahnya masih tak percaya.

“P-pasti ini cara Kak Candra kan, buat Alam kesana, ke rumah sakit– jenguk Papa,”

SEMESTA DAN ALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang