33. SDA

37 22 8
                                    

"Kamu adalah harapan kecil yang ku paksakan untuk nyata"
- Margareta Nika

"Kamu adalah harapan kecil yang ku paksakan untuk nyata"- Margareta Nika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading




Bel tanda istirahat ke-2 sudah berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar kelas masing-masing. Seperti biasa tujuan siswa-siswi menuju kantin sekolah... untuk mengisi perut keroncong mereka. Nyatanya sebagian siswa juga datang ke perpustakaan sekolah untuk membaca buku.

Dua siswa ini sekarang menunju kantin sekolah. Sesampai di kantin, kedua cewek ini tertegun kaget melihat kantin begitu ramai.... hingga hampir penuh, tinggal beberapa kursi duduk saja di kantin ini sudah penuh.

"Gak kaya biasanya kantin ramai kaya gini," gumam Manda memandang sudut kantin dari depan hingga belakang yang terlihat penuh. Tinggal beberapa kursi duduk.

"Hari-hari biasa bukannya kaya gini juga?" Tukas Margareta. Berjalan memilih bangku kosong untuk dirinya duduk.

"Masa sih? Kok gue gak tau ya?" Manda mengikut ekor dibelakang Margareta berjalan.

"Lo kan jarang jajan disini. Jadi wajar kalau lu kaget lihat kantin ramai kaya gini." Reta bergegas menemukan tempat duduk kosong. Yang diduduki Arga sekarang.

"Gue duduk di sini ya. Dekat Kakak lu, mau pdkt dulu. Mumpung ada kesempatan.. gue gak bakal sia-siain.” cengengesan Reta berbisik di telinga Manda.

"Terus gue duduk sa—" belum Manda menjawab, sahabat satunya itu sudah duduk dengan kakaknya, dengan wajah sumringah.

"Hai Kak, aku duduk di sini boleh gak?" Sapa Reta kepada Arga.

"Silahkan," datar Arga menjawab.

"Gini amat punya sahabat suka sama Kakak sahabatnya sendiri. Gak kebayang mau jadi apa dah besuk." Kata Manda geleng-geleng kepala, mencari tempat duduk kosong kembali.

Pesanan makanan Reta telah tiba di tempatnya. Ia hanya bisa menikmati makanan itu dan hanya bisa mendengar percakapan kakelnya itu dengan teman-temannya.

"Heh lo! Nama lo siapa?" Tanya teman Arga. Reta menatap bingung dirinya, apa dia yang dipanggil oleh teman Arga itu.

"Aku Kak?" tanya gugup Reta menunjuk diri sendiri.

"Bukan! Lha iyalah, siapa lagi. Nama lo siapa?" Tanya cowok itu sedikit meninggikan nada suaranya.

"Margareta Nika. Biasa dipanggil Reta atau Margareta."

"Gak nanya gue. Cuma pengen tau nama lu doang." Ketusnya tersenyum tipis.

"Bukannya sama kaya nanya ya Kak?"

"Terserah teman gue. Mau tanya atau gak bukan urusan lu!" Jawab teman satunya.

"Sama aja."

"Ternyata temannya Kak Arga gini juga. Jauh beda sama sifat Kak Arga. Tapi kok mereka betah ya? Temanan sama kak Arga super dingin." Batin Reta menatap diam-diam Arga.

SEMESTA DAN ALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang