8. Teringat dulu

65 49 5
                                    

“Capek banget pengen nangis tapi keadaan nyuruh untuk tetap tersenyum”
–Alam Bintang Rayna

Happy Reading




Happy Reading•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Ndra... Entar kalau lu lama-lama marah bisa kena darah tinggi tau,” comoh lelaki ini berusaha melawak Narendra.

“Shut! Narendra lagi marah ngapain lu ngelawak lagi Van. Entar lu kena imbasnya baru tau rasa.” timpal Shena menatap tajam ke arah Vano.

“Habisnya—” terpotong Narendra,

“TERSERAH KALIAN SEMUA! KALAU MAU BUBAR DARI AODRA. BUBAR AJA!! PINDAH KE BLACK WOLF SEKALIAN!! GUE IKHLAS BUAT LO SEMUA! BUAT KALIAN BAHAGIA! TANPA DIRI GUE!” emosi Narendra melontarkan kata yang seharusnya ia tak lontarkan. Karena muak dengan perilaku anggotanya yang terus membela geng motor lain, membuatnya kehilangan kendali. Hingga marah seperti ini.

Tanpa pikir lain, Narendra menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi, melenggang pergi begitu saja tanpa berpamitan. Anggotanya yang ingin mengejar sang ketua, di tahan cewek ini, Shena.

Shena menahan lengan Arka yang ingin mengejar Narendra.

“Shen~”

“Narendra lagi kaya gitu, gue harus kejar dia. Takutnya, terjadi sesuatu di jalan, kaya dulu.” lirihnya memohon, berharap wanita itu menyetujui permintaannya. Gelengan kepala yang keluar sebagai tanda balas, membuat sang tubuh lelaki ini melemas.

Shena menatap lelaki itu, nampak wajahnya begitu kecewa akan jawaban yang ia lontarkan padanya.

“Biarin. Jangan ganggu dia Ka. Narendra butuh waktu, buat sendiri. Jangan ganggu dia.” lirihnya memohon.

“Tapi Shen,”

“Narendra gak akan kenapa-kenapa. Percaya sama gue kali ini aja. Plis, gue mohon sama lo.” Arka menghembuskan nafas pelan. Ia berjongkok menyamakan tubuh Shena yang duduk, Arka menepuk pundak Shena menatapnya dalam.

“Masalah dulu bisa kita selesain. Kita perlu penjelasan dari Semesta,” ucap Arka berusaha menenangkan Shena yang ingin menangis. Nanar mata sang cewek sudah tak bisa di ditahan lagi. Buliran air mata sudah membasahi pipinya.

Vano berjalan menyamping berdiri di hadapan Shena. “Lo tau sendiri kan, kalau Narendra keras kepala. Kita harus berusaha buat balikin persahabatan kita kaya Dulu. Jangan kaya gini, gue gak mau persahabatan kita jadi hancur lebur, karena kesalah pahaman.” beonya tersenyum kecut. Otaknya berpikir keras, bagaimana ia bisa menyatukan kembali persahabatan mereka seperti dahulu. Tidak seperti sekarang, hancur.

“Gue tau... Tapi ini terlalu sulit buat Aodra Dan Black Wolf. Apa pun keadaan nya kita harus kuat!” Tegas Arka memperkuatkan diri seraya menampilkan senyum manis kepada cewek itu.

SEMESTA DAN ALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang