13. Tetap membencinya

68 44 6
                                    

"Semua itu hanya akan mengecewakan saja"
–Alam Bintang Rayna

Happy Reading





Gabriel Senjaya, ia adalah Ayah Semesta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gabriel Senjaya, ia adalah Ayah Semesta. Gabriel membuka pintu rumahnya-- menampakkan anak laki-laki berbadan tinggi dengan kulit sawo coklat, berparas rupawan, yang sedari tadi sudah pulang dari sekolah.

"Tumben udah pulang? Biasanya jam lima sore baru balik." Tanya Gabriel menatap anaknya yang kelihatan sedang tidak ingin diajak bicara.

Semesta langsung meraih tangan Gabriel, mencium punggung tangan papanya. "Lagi gak baik moodnya," datarnya menjawab seiring menyadarkan tubuh di sofa.

Gabriel menghela nafas, mendudukkan sang tubuh di sofa hadapan anaknya.
"Lagi ada masalah apa? Siapa tau Papa bisa bantu."

Semesta menghela nafas berat.
"Iya Pa, Semesta lagi ada masalah sama pria misterius di restoran dulu itu."

"Yang Narendra tuduh kamu sebagai pembunuh kan?” Tebak Gabriel diangguki cowok ini.

"Iya Pa, tadi aku dengar cerita dekkel ku. Katanya pas kemarin dia belanja di supermarket, dia gak sengaja nabrak sama pria tua yang penuh misterius gitu. Dokumen yang pria tua itu bawa, jatuh, dan pas dekkel aku ambil dokumennya. Ada foto aku di sana Pa." Jelasnya rinci ke Gabriel.

"Bentar-bentar~ Apa ini ada urusan sama pria di restoran itu." Jedanya menyimpulkan cerita sang anak.

Semesta menghela nafas, tersenyum kecut ke sang Papa.
"Kan Semesta udah bilang di awal cerita Pa."

"Namanya Papa pelupa. Jadi maklum kalau Papa kaya gitu. Mending lanjutin ceritanya aja." Beo Gabriel menyuruh Semesta melanjutkan ceritanya kembali.

Semesta mengangguk dan kembali melanjutkan ceritanya.

"Pas pria itu udah lari dari dekkel Semesta, dengan tergesa-gesa kaya dikejar anjing. Ada Polisi yang datangin dekkel Semesta itu. Dan yang paling parahnya itu, Polisi itu ngejar pria tua tadi. Dekkel ku itu, tanya sama Polisi-nya, kenapa Polisi itu ngejar pria tua tadi."

"Dan jawabannya, dia pelaku yang udah bunuh orang salah sasaran. Kemungkinan besar, itu pria yang ingin celaki Semesta." timpalnya menjelaskan sedetail mungkin kepada Gabriel.

Gabriel mendengarkan semua cerita anaknya. Ia memikirkan juga sosok pria misterius itu.
"Ta... Siapa sosok misterius itu? Apa dia mau balas dendam sama kamu? Atau Papa?" Semesta menggeleng cepat sebagai tanda tidak taunya.

"Makanya itu, Semesta jadi pusing plus mobal. Mikirin itu Pa." keluhnya pusing kepala.

"Ati-ati entar meledak itu kepala." Katanya meledek.

SEMESTA DAN ALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang