25. SDA

37 25 3
                                    

"Walau egonya tinggi, tapi dia sebenarnya perhatian"
- Margareta Nika

Happy Reading




"Jangan Kak!" Seru Manda. Arga menengok ke belakang menghadap Manda, menatap cewek itu.

"Kenapa?"

"Kita ambil beberapa orang di anggota Black Wolf buat cari tau siapa pelaku teror itu. Soalnya kalau kita suruh semua anggota bergerak, takutnya Aodra ikut campur dan mengambil kesempatan buat lakuin sesuatu ke Alam." timpal Manda memikirkan matang perkataannya.

"Hm, gak salah juga ya, gue punya Adek kaya lu. Udah cakep, pinter lagi." Sanjung Arga mengelus-elus rambut Manda dengan senyum. Manda paham maksud pujian Kakaknya itu

"Apaan sih!" Seru Manda mendorong tubuh Arga menjauh darinya.

"Rambut gue jadi berantakan bisa-bisa. Lo muji gue, pasti ada maunya kan?" Tebak Manda sambil merapikan rambutnya kembali.

"Hehehe. Kok tau," Arga tersipu malu.

"Kebiasaan anak Mama!"

"Gue bukan anak Mama!" Elak Arga.

"Anak Mama!"

"Bukan!"

Arga mendengus sebal, "Iya-iya gue anak Mama," pasrah Arga mengalah dari Manda.

"Nah, gitu dong!" Pekik Manda tersenyum penuh kemenangan.

"Sekarang maunya apa?"

"Bantuin gue buat jagain Alam dari bahaya. Kalau perlu lu nginep di rumahnya buat jagain dia," ujar Arga meminta Manda untuk menjaga Alam.

"Manda gak janji,"

"Terserah lu lah," jawab Arga merasa frustasi terhadap tingkah laku Manda. Ia pun pergi meninggalkan Manda begitu saja.

☃️☃️☃️☃️☃️

"Ini beneran rumah Mama?" Tanya seorang wanita turun dari mobil mewah– memperhatikan setiap sudut rumah yang berbeda dari sebelumnya ia tinggal. Ia menginjakkan kaki disana– menatap rumah yang ia tinggalkan beberapa tahun terakhir.

"Ini rumah siapa Ma?" Tanya bocah sekitar umur tiga tahun. Wajar jika sekarang bocah ini pintar bicara. Karena sejak usia dini ia sudah dilatih bicara oleh Papa-nya.

"Rumah Nenek," jawab wanita itu, jongkok menyamakan tinggi anaknya.

"Nenek?" Linglung-nya mengyengrit.

"Iya. Karena sebenernya Lana punya dua Nenek dan Kakek. Apa Lana ingin ketemu Nenek Lusi sama Kakek Gabriel?" Tanya laki-laki itu terhadap anaknya, Lana mengangguk menjawab pertanyaan Papa-nya.

"Ayo, Papa gendong." Tukasnya menggendong Lana.

"Aku udah nggak sabar buat ketemu Mama," ucap wanita itu dengan auntias, lelaki itu menggandeng tangan istrinya menuju rumah di depannya.

"Rumah ini beda banget sama tahun-tahun lalu," tukasnya melepas tangan sang suami. Dan menjelajahi setiap sudut rumah ini.

"Sejak kapan Mama suka bunga anggrek?" tanyanya memegang bunga anggrek

"Mas, juga nggak tahu. Soalnya pas balik itu, Mas belum ke sini." katanya jujur menatap sang istri.

"Terus Mas ke mana?"

SEMESTA DAN ALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang