47. SDA

26 23 2
                                    

“Sikap lo dingin, acuh, tapi sebenarnya perhatian sama gue”
— Gerhana Mahendra

Happy Reading




“Apa ini?" Sorot mata Gerhana membuka lebar, mendapati sebuah gerombolan motor menuju kearahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apa ini?" Sorot mata Gerhana membuka lebar, mendapati sebuah gerombolan motor menuju kearahnya.

“Narendra, Semesta?” Tanya Shena heran. Mendapati kedua geng motor berhenti dihadapan mereka.

“Mereka ngapain ke sini Kak? Kakak ada masalah lagi sama mereka? Sampai-sampai mereka kesini bergerombol gitu?” beo Sifa menatap sang Kakak.

“Enggak Sif. Kakak gak ada masalah sama mereka. Kakak juga gak lakuin sesuatu.” balasnya juga ikut bingung.

“Mungkin mereka ke sini ada niat tertentu nak.” Ujar Kenzo berpikir positif.

“Iya Shen, benar kata Ayah. Kamu juga udah minta maaf sama Alam, gak mungkin kan, mereka kesini bergerombol mau balas dendam sama kamu,” yakin cowok ini berusaha menghilangkan pikiran negatif sang istri.

“Semoga mereka kesini dengan niat baik,” sambung Sifa was-was dengan hatinya.

Gerombolan motor ini terhenti semua, salah 2 lelaki turun dari motor, mencopot helm mereka, langkah kedua cowok itu menatap arah empat orang disana. Satu persatu langkah ia jalankan, hingga terhenti pas diantara empat orang yang menatap dirinya bingung.

“Ndra, Ta...” panggil Gerhana seolah bertanya ada apa mereka kesini.

Semesta tersenyum smrik menatap tajam lelaki itu. “Gue mau balas dendam sama lo, Ger, Shen!” jawabnya membuat keempat orang itu membulatkan mata.

“Ta... Jangan kaya gini, gue mohon. Gue tau gue salah, tapi jangan bawa Gerhana ke masalah kita, cukup gue aja dan tidak untuk Gerhana.” pinta Shena menampilkan wajah memelas nya.

“Saya mohon Nak, tolong maafkan kesalahan anak saya. Saya berjanji akan menanggung jawabkan atas perbuatan anak saya dan saya kepada anda. Anda bisa penjarakan saya, untuk menembus kesalahan saya dan anak saya perbuat.” Kenzo memohon kepada Semesta, bahkan Semesta tak memberi respon sekecil apapun kepada lelaki yang sudah agak tua itu.

Berbeda dengan Narendra dan yang lain. Mereka ingin sekali ketawa dengan lelucon dihadapan itu, namun mereka tahan sesuai rencana mereka. Jika tidak, rencana mereka akan gagal.

Kenzo langsung bersedekap duduk didepan tubuh gagah cowok remaja ini.
“Saya mohon Nak, jangan berbuat hal-hal yang tak pantas anak saya lakukan. Tolong hukum saya saja, karena ini semua adalah saya salah.” ucapan Kenzo memohon. Lelaki ini menghela nafas kasar, memasang bola malas kepada lelaki dihadapannya. Yang tengah tersipu kepadanya.

SEMESTA DAN ALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang