38. Masuk ruang Bk

22 18 3
                                    

"Makin kesini makin ngawur aja,
Jalan ceritanya"
-Shena Aulia

"Makin kesini makin ngawur aja,Jalan ceritanya" -Shena Aulia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading




Ujung pojok sekolah, menjadi tempat favorit cewek ini. Sebagai tempat penyendirian nya. Tak jarang ia sering melamun membayangkan hal yang tak mungkin baginya. Otaknya kini berpikir bagaimana akan kehidupan selanjutnya.

Jika sikapnya seperti ini, hanya karena dendam. Dari seorang cowok yang meninggalkan nya, dan berlalu pada cewek lain.

"Bolos lagi?" suara cowok itu, membuat Shena langsung menoleh.

Tangisan di pipi mungilnya ia hapus, ketika melihat cowok itu mendekat ke arahnya.

Senyum dibibir ia lukis, Seakan tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Cowok itu duduk menyamping di tubuh cewek ini.

Kini tatapan matanya melekat pada cewek disampingnya. Tanpa disuruh bertindak, cowok ini langsung memeluk erat cewek disampingnya.

Sebagai tanda penenangan. Tangisan pilu terdengar jelas di telinga cowok ini. Seakan ingin menangis sekencang mungkin, berteriak juga-- melepaskan semua hal yang selama ini ia pendam sendiri itu sulit.

Surai rambut ia sisihkan dibalik telinga cewek ini. Pelukannya ia lepas, menatap manik mata sebab itu, akibat menangis.

Terkadang bercerita ke orang lain, belum tentu membuat mereka mengerti keadaan kita. Terlebih orang tua, yang selamanya tak mengerti mental anaknya.

Terkadang mereka menilai kita baik-baik saja, Namun dibalik kata baik-baik itu.... Terdapat luka berat yang di sembunyikan setiap anak dari orang tuanya.

Sandaran bahu ini baru ia dapat. Setelah sekian lama, Ia tak pernah mendapatkan itu dari ayahnya. Terlebih bercerita tentang kesehariannya saja jarang ia bicara pada ayahnya.

Setahunya, ayahnya lebih mementingkan putri keduanya ketimbang dirinya sendiri.

"Hey! Berhenti nangisnya... katanya kuat, nggak cengeng." ucap lelaki itu, mengarahkan cewek dihadapannya agar menatapnya.

Cewek itu terus menangis hingga sesenggukan. Tundukkan kepala ini, masih sama tidak berubah. Dirinya enggan menatap cowok didepannya.

Hembusan nafas cowok itu terdengar di telinga cewek ini. Ke-dua tangannya menyentuh wajah cewek itu yang masih setia menundukkan kepala.

"Shena... "

"Dengerin aku,"

"Walau diluar sana banyak orang yang benci kamu. Ingat baik-baik... Aku lelaki kedua, mungkin.. setelah Ayahmu. Yang bakal nemenin kamu disini sebagai penyemangat hidup mu."

SEMESTA DAN ALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang