"Kita punya keinginan tapi keadaan punya kenyataan"
- Narendra KarlaHappy Reading
•
•
•
•
•
•
Alam terus saja memikirkan sosok siapa yang menulis tulisan itu di tembok rumahnya, yang berani-beraninya memecahkan kaca jendelanya.
Sifa yang melihat Alam terdiam sejak, menghampirinya dan duduk di samping cewek ini."Lam lu kenapa? Dari tadi kok lu diem aja. Gak happy kaya biasanya, ada masalah? Sini cerita sama gue." Spontan Sifa membuyarkan lamunan Alam.
"G-gue gak kenapa-kenapa. Cuma malas ngomong aja." Jawabnya berbohong.
"Yakin? Gak bohong kan?" Tanya Sifa sekali lagi. Alam mengangguk. Ia tak mau sang sahabat mengetahui masalahnya sekarang.
"Kalau ada masalah cerita sama gue dan yang lain. Jangan diam aja." Alam tersenyum lebar menanggapi respon Sifa.
Langkah kaki datang mengarah pada kedua cewek ini. Tatapan bola matanya, mengarah pada cewek disamping adiknya. Alam yang ditatap itu pun langsung mengalihkan wajahnya ke arah lain.
"Sif... Nih, tadi handphone lu ketinggalan." Panggilnya menyodorkan handphone ke cewek didepannya. Sifa menerima handphone itu. Bibirnya menyungging senyum saat menerima benda ini.
"Thanks ya Kak. Udah bawain hp aku ke sini."
Shena mengangguk. "Ya udah Kakak balik ke kelas dulu," pamitnya langsung melenggang pergi. Sebelum kepergian cewek ini, pandangan matanya tak lepas dari Alam. Alam hanya menunduk tanpa melihat balik Shena, ketika ia ditatap tak enak seperti itu.
"Sorry ya, kalau Kakak gue bikin lu agak takut." Ujarnya meminta maaf.
"Iya. Cuma gue kurang cocok aja sama tatapan matanya." Ceplos Alam terus terang.
"Biasalah, kalau dia belum akrab banget sama orang, mesti tatapannya kaya gitu." Katanya membalas.
"O... Entar gue sama yang lain ke rumah lu ya. Kita mau main di rumah lu Lam. Soalnya tuh, rumah lu adem, bawa ke nyaman buat sahabat lu ini. Beda sama yang lain." Rinci Sifa meminta izin.
Rumah Alam memang berbeda dengan yang lain. Mungkin rumah ini bisa adem, karena ketenangan- pemilik rumah terjaga.
Alam melototkan mata. Ia bingung mau berbicara apa ke sahabatnya itu. Kalau menolak, Alam juga tidak enak hati- tapi ia tak ingin para sahabatnya tau bahwa rumahnya saat ini seperti kapal pecah. Jika tau jendela pecah serta coretan di tembok, pastinya sang sahabat akan panik akan keadaannya sekarang.
"Lu jangan ke rumah gue dulu ya, soalnya rumah gue kaya kapal pecah. Sama gue gak punya jajanan buat lu makan sama yang lain." Alasan Alam berusaha mencegah Sifa dan lainnya agar tidak datang ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA DAN ALAM
Teen Fiction[ Cerita pertama! Jadi dimaklumi ya!! ] Semesta Ryan Alveno seorang anak tunggal dari keluarga mampu atau bisa disebut keluarga kaya raya. Saat disekolah ia menabrak seorang cewek bernama Alam Bintang Rayna Gadis bar-bar yang kekurangan kasih sayan...