39. SDA

29 19 4
                                    

“Dibalik seseorang yang ceria, terdapat luka yang sebenarnya ia sembunyikan dari orang lain”
— Shena Aulia

“Dibalik seseorang yang ceria, terdapat luka yang sebenarnya ia sembunyikan dari orang lain” — Shena Aulia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading




"Kak Shena!"

Spontan Shena langsung menoleh. Shena memutar badannya, menatap sang adik yang mendekat kearahnya.
Dirinya terdiam menatap manik mata sang adik.

"Kak, ayo pulang ke rumah." Sifa memohon kepada Shena, agar sang kakak pulang ke rumah.

"Baru satu malam, Kak Shena pergi dari rumah. Udah bikin Ayah, khawatir."

"Ayah kepengen Kak Shena pulang, Ayah bilang ingin adil dengan kita. Ayah nggak bakal beda-bedain kita Kak ..."

"Ini juga salah aku Kak. Bukan Ayah, aja. Tapi ini merupakan kesalahan terbesar dari aku."

"Aku mohon... Kak Shena pulang ya, nanti." ucap cewek itu, terus memohon agar kakaknya pulang ke rumah.

"Kakak jangan egois. Kakak harus mikirin perasaan Ayah dan aku juga Kak. Kakak gak boleh mentingin diri sendiri aja, Kak She—"

Awalnya Shena cuek terdiam mendengar alasan adiknya itu. Adiknya terus memaksanya pulang ke rumah. Namun, akibat ucapan Sifa yang terakhir. Seperti memaki dirinya, Shena langsung berbicara. Memotong perkataan adiknya.

"Egois? Egois kamu bilang Dek?!" sentak Shena tak terima.

"Sadar diri kamu tuh! Kamu yang egois! Kamu yang selalu jadi prioritas Ayah, bukan Kak Shena!"

"Ayah selalu ada buat kamu. Sedangkan, Kak Shena jarang! Ayah selalu bela kamu, saat Kak Shena berbicara kenyataan... Kalau kamu berbuat salah." senyum getir Shena meluapkan emosinya.

"Ayah selalu sempetin waktu buat kamu, ajak keluar rumah. Ayah selalu
berkeluh-kesah terhadap kamu, apa yang sedang ia alami."

"Tapi... Kenapa? Ayah jarang ada untuk Kak Shena. Kenapa Dek?! Kenapa!" frustasi shena mencerita semuanya.

"Se-sayang itu... Ayah sama kamu?" lirih Shena tak kuasa menahan air mata. Air matanya kini meluruh, membasahi kelopak matanya.

Wajah yang semula ceria, menjadi sedih sedari pagi tadi. Tatapan para siswa disana, tak henti melihat pertengkaran kedua kakak beradik tersebut.

"Dan... Itu yang kamu bilang, kalau Kakak ini egois?!

"Mikirin perasaan sendiri?"

Sifa bergerak mendekat ke arah sang kakak. Yang ingin memeluknya, untuk menenangkan kesedihan kakaknya.
Belum sempat memeluk sang kakak, Shena memudarkan langkahnya. Menjauh dari sang adik.

SEMESTA DAN ALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang