23.

6.4K 758 12
                                        

Mia terbatuk-batuk, ia mengusap mulutnya dan terlihat banyak darah yang keluar.

Alroy datang, ia memeluk tubuh Mia. "Kau baik-baik saja sayang?" tanyanya khawatir.

Mia mengangguk. "Aku baik-baik saja. Jangan khawatir," ucapnya.

Alroy membersihkan tangan Mia dengan kain bersih. Ia tau, sangat tau jika Mia sering sekali muntah darah. Ia tau karena yang di kandung permaisuri nya adalah seorang penguasa yang akan menggantikan dirinya.

Bayi yang di kandung Mia terus menerus menyerap kekuatan nya. Alroy tidak tau seberapa kuat anaknya nanti.

"Kita berangkat sayang. Ayo," Alroy menggendong tubuh Mia dan berjalan keluar istana dengan Yan, Arthur dan Tian.

Arthur berubah menjadi naga dan Yan berubah menjadi elang sedangkan Tian ia juga ikut merubah wujudnya menjadi seekor rubah putih.

Alroy mengeluarkan dua pasang sayap bewarna hitam pekat sambil memeluk pinggang Mia, ia tersenyum tipis.

"Pegang erat-erat sayang," bisiknya. Ia pun mengepak lebar sayapnya menciptakan angin yang begitu kencang sama hal nya dengan tiga hewan roh milik Mia mengepakkan sayap mereka dengan kuat.

Tian yang sudah mengalami evolusi sekarang ia memiliki sepasang sayang besar bewarna putih.

Mia memeluk leher Alroy dengan erat karena angin begitu kencang membuatnya mau tidak mau menutup mata.

Mereka terbang dengan kecepatan tinggi menuju tempat dimana para peri dan dewi tinggal. Beberapa saat kemudian mereka sampai di sambut beberapa peri dan dewi disana.

Alroy menatap tajam menatap pasangan peri di depannya, ia memeluk pinggang Mia.

"Selamat datang raja kegelapan Alroy dan permaisuri Mia," ucap peri perempuan yang memiliki sepasang sayap bewarna putih transparan sangat cantik.

Mia menatap mereka satu persatu, ia pun melepaskan pelukan Alroy di pinggangnya. Dan berjalan perlahan namun baru beberapa langkah, ia terduduk sambil memegangi bagian dadanya yang terasa nyeri.

Alroy menatap terkejut, ia pun berjalan mendekati Mia. "Mia. Kau baik-baik saja sayang?" tanyanya penuh kekhawatiran.

Mia menggeleng, ia memejamkan matanya dan kembali membuka mata. Alroy terkejut saat mata Mia berubah menjadi biru yang begitu jernih dan ada dua pasang sayap peri di belakang tubuhnya.

Semua peri dan dewi disana menunduk hormat. "Selamat datang dewi kehidupan!" ucap mereka serentak.

∆∆∆

Peri yang begitu cantik dan kecil datang mengelilingi Mia, berputar-putar. Mereka tampak gembira kedatangan seorang dewi.

Mia tertawa kecil saat beberapa peri terbang di sekitarnya dan bermain dengan rambut lurusnya.

Alroy tersenyum. Ia menatap Yan, Arthur dan Tian. Namun terdiam sejenak saat ketiga hewan roh Mia menatap dengan waspada.

"Kenapa?" tanya Alroy bingung.

"Ada yang memantau," gumam Yan, ia menatap tajam kearah hutan belantara di hadapannya.

Pasangan peri itu menatap bingung. "Tidak ada yang memantau. Disini semua hanya peri baik dan dewi," ucap Arvan, peri yang sangat tampan itu berbicara.

Yan menatap tajam. "Aku tidak berbicara padamu," ucapnya dingin.

Arvan tersentak mendengar suara dingin Yan namun ia hanya tersenyum sopan.

Mia menatap bingung, ia menatap Alroy dengan penuh tanya. "Kenapa?" tanya Alroy sambil mengusap rambut Mia.

"Mereka, kenapa?" tanya Mia sambil menatap Yan dan Arvan secara bersamaan.

Alroy tersenyum kecil. "Dari dulu. Elang harpagornis mourei sering berselisih dengan para peri apapun tentang hal yang biasa. Mereka akan terus berselisih," ucapnya.

"Tidak pernah berdamai?" tanya Mia heran.

Alroy menggelengkan kepalanya. "Tidak dalam ratusan tahun yang lalu mereka tidak pernah berdamai," ucapnya.

Mia mengusap pipinya pelan, hal aneh. Yan terus-terusan menatap Arvan dan peri lainnya dengan tajam sedangkan Arthur terus menatap waspada. Mia menggandeng tangan Yan dan Arthur.

"Kalian kenap--"

Srakk!

Groarr!!

Mia menatap terkejut namun Arthur yang sudah memperkirakan ia membuat barrier pelindung untuk melindungi Mia.

Alroy menatap tajam kearah harimau yang di sekeliling tubuhnya di selimuti dengan api yang begitu panas namun api tersebut bewarna biru dan listrik kecil yang terlihat di bagian matanya.

"Ini yang kau sebut tidak ada yang mengawasi?" tanya Yan sambil menatap tajam Arvan.

Arvan terdiam. "Tapi memang benar, tidak ada yang bisa masuk sekalipun hewan roh seperti harimau petir ini," ucapnya.

Ia heran, Arvan menatap pasangan mate nya Silvana. "Kenapa bisa terjadi?" tanyanya.

Silvana menggelengkan kepalanya. "Aku juga tidak tau," ucapnya bingung.

Arthur berubah menjadi naga saat akan menyemburkan api panas dari mulutnya Mia menahan dirinya.

"Jangan!" ucap Mia. Arthur kembali menutup mulutnya lalu menatap Mia.

Alroy menatap bingung. "Ada apa sayang?" tanyanya.

Mia menggeleng. "Sepertinya dia datang bukan untuk menyerang Alroy," ucapnya.

Arthur kembali merubah wujudnya. Mia mendekati harimau tersebut secara perlahan.

Harimau tersebut mengeluarkan geraman, Alroy dan yang lain menatap waspada.

"Hati-hati sayang. Sengatan listriknya bisa berbahaya untukmu," ucap Alroy khawatir.

Mia menoleh sambil mengusap kepala harimau tersebut. "Listrik? Listrik apa?" tanyanya heran, ia terus mengelus kepala harimau tersebut.

Hewan roh ganas itu menjadi manja saat Mia mengelus kepalanya. Alroy bernafas lega, ia menatap ketiga hewan roh milik Mia.

"Mungkin harimau ini--"

"Hewan roh milih tuanku yang ke empat," potong Tian. Ia tersenyum kecil.

"Kita mendapat bantuan lagi," ucap Arthur. Yan mengangguk setuju, ia mendapat teman lagi.

"Kira-kira berapa hewan roh milik Mia?" tanya Arthur pada Alroy.

Alroy menggelengkan kepalanya. "Sekitar sepuluh atau lebih. Yang pasti hewan roh milik ratuku adalah hewan roh yang sangat ganas yang jarang di taklukan orang lain," ucapnya.

Yan menyeringai. "Yang pasti. Kita akan bertambah kuat dengan bala bantuan yang ada. Peperangan itu kita pasti akan melewatinya," ucapnya.

"Pasti. Dan tidak akan ada yang menyakiti ratuku dan anakku," Alroy menatap serius.

∆∆∆
TBC

Queen For The King [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang