Revan tertawa kecil. "Kenapa kau selalu menganggap perkataan ku dengan serius Alroy?" tanyanya.
"Aku hanya bercanda," sambungnya sambil berjalan mendekat.
"Dan candaanmu sungguh tidak lucu," balas Alroy dengan dingin.
Revan menatap kearah Mia dengan minat. "Aku hanya penasaran siapa yang berhasil membuat tunduk Harpagornis Moorei," ucapnya.
Mia menyembunyikan tubuhnya dibelakang tubuh Alroy. "Kau sudah melihatnya. Pergilah!" ucap Alroy sambil menepuk jubah yang dikenakan Revan.
Revan tersenyum tipis. "Kau sungguh membenciku ya," ucapnya.
"Kita hanya sebatas kenal saja Revan. Jangan harap kau bisa mendekati permaisuriku," ucap Alroy.
Revan terkekeh sambil melambaikan tangannya dan sesaat kemudian ia pun menghilang.
"Jangan takut. Aku akan melindungimu," bisik Alroy.
Mia mengangguk lalu menatap kearah orang-orang yang berdiri dihadapannya.
"Yan," panggil Mia pelan.
Sebuah lengkingan begitu keras terdengar lalu tak lama kemudian sebuah angin yang begitu kuat datang bersamaan dengan elang hitam yang begitu besar mendarat disana.
Yan menatap tajam kearah orang-orang dihadapannya yang kini menatapnya dengan takut. Ia pun mengepakkan sayapnya lalu berubah menjadi kecil dan terbang mendekat kearah Mia.
Yan mendarat tepat di bahu Mia lalu mengeluarkan suara lengkingan yang membuat semua orang menutup telinga kecuali Alroy.
"Lihatlah. Dari kalian yang berani mendekati permaisuriku. Kalian akan mati dengan mengenaskan," ucap Alroy datar.
"Kita pergi," ucap Alroy. Ia menggendong tubuh Mia dengan Yan, yang terbang mengitari mereka.
Revan tersenyum penuh arti menatap punggung Alroy dan Mia yang sudah menjauh dari pandangannya.
"Sayang sekali," gumam Revan, ia menjentikkan jarinya sesaat kemudian ia menghilang dari sana.
Disisi lain~
Seorang pria dengan mata bewarna hijau terang tampak menatap bola kristal yang ada di tangannya dengan tatapan penuh minat.
Ia mengulas senyumannya saat melihat wajah perempuan yang membuat dirinya jatuh hati. Ia menatap kearah Alroy dan Mia dari bola tersebut.
Saat sedang serius menatap bola kristal di tangannya. Alroy menatap tepat kearahnya, sepertinya pria itu mengetahui keberadaannya.
Alroy menatap tajam lalu ia menjentikkan jarinya membuat kabut menghalangi penglihatan pada bola kristal miliknya.
"Ah. Ketahuan ya," gumamnya. "Sayang sekali,"
"Sayang sekali gadis cantik itu menjadi istrimu ya Alroy," gumam Hara.
Hara Dewananda, pria dengan tingkat yang hampir sama dengan Alroy hanya saja Alroy masih lebih tinggi darinya.
"Yang mulia," Hara menatap kearah ular besar bewarna hitam dengan bintik-bintik berwarna perak di sekitarnya.
"Bagaimana?" tanya Hara.
"Semua berjalan dengan baik yang mulia," ular tersebut berubah menjadi manusia yang begitu tampan.
Hara tersenyum tipis lalu ia memandang kearah luar. "Aku tidak sabar untuk menjadikan gadis itu sebagai istriku," ucapnya.
∆∆∆
Alroy menghela nafas kasar, ia tau siapa yang tengah mengamati dirinya lebih tepatnya mengamati Mia.
"Ada apa?" tanya Mia sambil menyentuh rahang Alroy.
Alroy menggenggam tangan Mia yang berada dirahangnya. "Berjanjilah padaku," ucapnya.
Mia menatap bingung. Alroy menarik tubuhnya membuat dirinya kini berada diatas tubuh Alroy.
Alroy membalikkan tubuhnya membuat dirinya berada diatas tubuh Mia. Ia menarik dagu Mia dan menciumnya.
Mia membulatkan matanya, Alroy memperdalam ciumannya. Beberapa saat kemudian ia melepaskan ciumannya.
Mia menatap Alroy dengan nafas terengah-engah. Alroy tersenyum tipis, ia mengecup kening Mia.
"Berjanjilah padaku. Kau tidak akan meninggalkan ku apapun yang terjadi nanti," ucap Alroy.
Alroy memeluk tubuh Mia dan meletakkan kepalanya tepat di ceruk leher Mia. "Jangan tinggalkan aku," bisik Alroy.
Mia terhenyak, ia mengelus rambut Alroy. "Aku tidak akan meninggalkan mu," ucapnya.
Alroy tersenyum, ia mengecup leher Mia. "Kau sudah berjanji padaku," ucapnya.
"Dua hari lagi aku akan menikahimu. Tepat setelah itu akan terjadi bulan purnama. Kekuatan mu akan muncul," ucap Alroy.
"Aku akan menjadikanmu ratuku," sambung Alroy.
"Kekuatan ku?" tanya Mia.
Alroy mengangguk. "Kekuatan seorang summoner akan muncul saat bulan purnama. Disaat itulah kau akan tau kekuatan apa yang bisa kau kuasai," ucapnya.
"Memangnya setiap summoner memiliki kekuatan yang berbeda?" tanya Mia.
Alroy mengangguk. "Tentu saja. Kita memiliki elemen yang berbeda. Aku menguasai elemen api," ucapnya.
"Apa seorang summoner bisa menguasai semua elemen?" tanya Mia.
Alroy terdiam. "Hanya satu orang yang bisa menguasai itu. Tapi seseorang tersebut sudah lama menghilang dari ratusan tahun yang lalu," ucapnya.
"Jika aku menguasai semua elemen apa yang akan terjadi?" tanya Mia.
Alroy mengecup kening Mia. "Akan terjadi perpecahan antara dunia. Karena memperebutkan dirimu," ucapnya.
"Seseorang yang dapat menguasai semua elemen tersebut akan menguasai dunia dan akan menjadi malapetaka bagi sebagian iblis yang memberontak," sambung Alroy.
Tubuh Mia menegang, Alroy mengusap pundak Mia. "Tapi, tidak akan aku biarkan mereka menyentuhmu jika kau adalah orang yang berhasil menguasai semua elemen,"
"Tidak akan aku biarkan mereka menyentuhmu siapapun itu," Alroy mengecup bibir Mia.
"Semua hanya akan berubah menjadi abu ditangan ku. Dan akan aku pastikan itu terjadi jika mereka menyentuhmu,"
∆∆∆
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen For The King [END]
FantasiaMia Aquinsha, seorang gadis sangat cantik yang mati karena kecelakaan beruntun yang membuat nyawanya seketika melayang. Namun ia kembali hidup di zaman yang berbeda dimana ia menjadi seorang gadis desa yang tinggal di hutan. Ia berada di zaman diman...