Naga penelan langit mengeluarkan api kembali dari mulutnya dan menyerang rombongan Alroy.
Yan, berubah menjadi wujud elangnya yang dua kali lebih besar. Ia menatap tajam naga tersebut. Wujudnya sama besar dengan naga penelan langit karena elang harpagornis mourei merupakan tingkatan kedua hewan legendaris setelah naga penelan langit.
"Aku tau kau bisa berbicara sialan!" ucap Yan marah. "Berbicaralah! Sebelum aku memotong kepalamu!" teriak nya.
Naga itu terkekeh kecil, ia pun merubah wujudnya menjadi seorang pria yang begitu tampan dengan rambut bewarna merah seperti api.
"Aku adalah Gio Varlez, naga penelan langit level terakhir." ucap Gio. Ia menepuk jubahnya lalu menatap Mia.
"Maaf jika aku membuat kalian terkejut. Tadi aku tidak bisa mengontrol kekuatan baruku saat berevolusi." sambung Gio.
"Dan hampir melukai ratuku. Kau mau mati?" Alroy menggertak giginya.
Gio terkekeh pelan, ia menatap Mia. "Maaf kalau aku membuatmu terluka," ucapnya. Ia pun membaca mantra dan seluruh tubuh Mia di selimuti kabut bewarna putih. Luka yang di dapat karena api miliknya di tubuh Mia perlahan sembuh.
"Aku sudah memgobatimu," ucap Gio.
Yan menatap tajam sedangkan Gio menatap heran. "Apa yang kau tatap?" tanya Gio.
"Aku ingin mencabikmu!" ucap Yan dengan sinis. Arthur menahan pundak Yan.
"Sudahlah," Arthur menatap Gio. "Kenapa kau bisa disini? Bukankah naga penelan langit biasa hibernasi di tempat yang tidak pernah di temukan?" tanyanya pada Gio.
"Aku bukan berhibernasi," ucap Gio, ia menatap Mia. "Hawa ini. Ah, kau hewan roh suci black dragon," ucapnya pada Arthur.
Gio menatap Alea dan Tian. "Kalian berdua, rubah putih dan harimau petir. Hewan roh level tinggi, kenapa kalian bisa disini?" tanyanya heran.
"Harusnya kami yang bertanya seperti itu padamu," ucap Alroy.
Gio menatap Mia lagi, lalu berjalan mendekatinya. Ia menyentuh kening Mia membuat Alroy datang menghalangi namun tertahan oleh Tian.
Alroy menatap Tian bingung. Tian hanya menggelengkan kepalanya. "Dia tidak ada niat untuk menyakiti," ucapnya.
Mia menatap Gio bingung. "Kau, penerus tuanku," gumam Gio.
Alroy yang langsung menatap Gio. "Tuan mu?" tanyanya. "Bukankah naga penelan langit tidak pernah ada tuan yang bisa menaklukkan kalian?" tanyanya lagi.
"Ada," ucap Gio. Ia mengusap kening Mia membuat Alroy mendelik kesal.
"Jangan kau sentuh istriku!" ucap Alroy dengan nada posesif.
Gio menaikkan bahunya acuh, ia pun mengusap perut Mia yang sudah membesar itu, sesaat kemudian cahaya putih mengelilingi perut Mia tak lama kemudian cahaya tersebut berubah menjadi hitam.
Gio menatap Mia serius. "Kelahiran penerus baru. Sebentar lagi, dan peperangan itu akan benar-benar terjadi," ucapnya.
"Penerus raja kegelapan adalah seorang laki-laki yang tidak terkalahkan,"
∆∆∆
Alroy memijat pangkal hidungnya. Ia menatap Mia, lalu mengusap perut besar istrinya. Seringkali Mia muntah darah karena anaknya terus menerus menyerap kekuatan Mia.
Laki-laki, yang akan menjadi penerus dirinya. Sebentar lagi, hanya hitungan hari. Mia akan melahirkan dan di saat itu akan terjadi peperangan hebat memperebutkan tahta bahkan ancaman nyawa bagi putra dan istrinya akan benar-benar menjadi kenyataan.
"Aku harus mempersiapkan sesuatu. Kau tidak apa-apa sendiri disini sebentar sayang?" tanya Alroy.
Mia menganggukkan kepalanya. "Tidak apa-apa, pergilah. Aku akan baik-baik saja," ucapnya.
Alroy tersenyum, ia pun menatap Alea. "Alea, aku titip istriku padamu. Tolong jaga dia!" ucapnya.
Alea mengangguk. "Akan aku laksanakan yang mulia," ucap nya dengan sopan.
Alroy keluar dari kamarnya meninggalkan Mia dan Alea di dalamnya. Ia berjalan menuju ruangan gelap dimana semuanya sudah berkumpul didalam.
Pintu besar terbuka dengan lebar, Alroy masuk dengan jubah kebesaran dan mahkota miliknya.
"Eric!" panggil Alroy. Kabut hitam muncul di hadapan Alroy.
"Hamba yang mulia," ucapnya sambil bersimpuh di depan Alroy.
"Berapa banyak prajurit yang kita punya?" tanya Alroy, ia duduk di kursi kebesarannya dengan tatapan yang begitu dingin.
"Lebih dari ribuan iblis menengah, lima ratus hybrid, ratusan ribu prajurit silver wolf," ucap Eric. "Ratusan hewan roh pembunuh level tiga, tiga puluh demon campuran dan ribuan peri tipe penyerang sudah berkumpul dan siap kapanpun," sambung nya.
Alroy menganggukkan kepalanya singkat, ia menatap hewan roh milik Mia. "Kalian siap?" tanyanya serius.
"Siap! Kapanpun perang terjadi aku dan yang lain selalu siap," ucap Arthur dengan tegas.
Yan dan yang lain menganggukkan kepalanya. Alroy bangun dari duduknya menatap prajurit-prajurit pilihannya.
Sebentar lagi, semuanya akan berakhir saat peperangan juga berakhir. Perkumpulan antar para penguasa dunia imortal akan berkumpul dan saling membunuh satu sama lain demi satu tahta.
Alroy, raja kegelapan di antar keempat raja yang hebat antara lain Yersa, raja dari kumpulan mermaid. Razka, raja dari kumpulan vampire dan Kelvin, raja dari kumpulan siluman.
Alroy kembali duduk di singgasana nya, matanya berubah menjadi merah darah dengan hawa membunuh yang kental. Tepat saat bulan purnama anaknya lahir dan peperangan akan dimulai.
Peperangan akan berakhir jika mengalahkan sang raja dan keturunannya. Dan Alroy akan mempertahankan kerajaan dan juga keturunannya.
Alroy menyeringai, serangan terkuat sudah ia siapkan. "Mati dan membunuh adalah ambisi seseorang yang haus darah," ucapnya.
"Sepertiku," Alroy tertawa mengerikan di gelapnya malam.
"Aku menantikan itu,"
∆∆∆
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen For The King [END]
FantasyMia Aquinsha, seorang gadis sangat cantik yang mati karena kecelakaan beruntun yang membuat nyawanya seketika melayang. Namun ia kembali hidup di zaman yang berbeda dimana ia menjadi seorang gadis desa yang tinggal di hutan. Ia berada di zaman diman...