Alroy memandang wajah Mia yang tengah tertidur pulas. Ia mengusap rambut Mia lalu mengecup keningnya.
Ia berjalan menuju singgasana nya kembali sampai salah satu pengawal datang padanya.
"Yang mulai. Ratu Sera, selir Avantika dan selir Tiana datang berkunjung bersama Raja Brice," ucap pengawal tersebut.
"Dimana mereka?" tanya Alroy. Ia berdiri sambil membenarkan letak jubah miliknya.
"Ditempat ruang tengah istana yang mulia," Alroy mengangguk lalu berjalan menuju ruang tengah istana.
Ia malas bertemu dengan para selir ayahnya yang memuakkan itu. Wajah mereka memang begitu cantik dan menawan tapi hatinya bahkan lebih busuk dari sampah.
"Hamba menyambut kedatangan yang mulia raja Brice dan ratu Sera," Alroy menunduk sopan namun ia tidak memberi hormat pada selir ayahnya.
Mereka berdua menggeram kesal melihat Alroy begitu acuh dan tidak peduli.
"Jangan terlalu formal anakku," balas Brice sambil tersenyum.
"Ada apa?" tanya Alroy langsung bertanya saat ia sudah duduk.
"Aku dengar ada seorang wanita yang sudah menaklukkan Harpagornis Moorei. Apa itu benar?" tanya Sera.
Alroy mengangguk singkat. "Benar ibunda," balasnya.
"Siapa wanita itu?" tanya Brice.
"Permaisuri ku," ucap Alroy membuat mereka terkejut.
"Kau tidak bisa sembarangan mengangkat seorang wanita yang tidak kau ketahui asal usulnya menjadi permaisuri," ucap Avantika tidak terima.
Alroy menatap tajam membuat Avantika menelan salivanya dengan kasar. "Jika aku ingin maka tidak ada seorang pun yang boleh melarang ku. Kau paham selir Avantika?" tanyanya dingin.
"Kau tidak boleh seperti itu. Ia juga ibumu," ucap Tiana.
"Ibuku hanya ratu Sera. Kalian hanya selir yang beruntung di pilih ayahku," ucap Alroy dengan pedas.
Brice memijat pelipisnya. "Sudahlah. Dimana wanita itu?" tanyanya.
"Akan aku panggilkan. Ingat, jangan menyakiti permaisuri ku dengan kata-kata menyakitkan. Paham?" ucap Alroy sambil menatap dingin kearah Avantika dan Tiana.
Brice menggelengkan kepalanya. "Dia tetap sama," ucapnya dengan lirih.
Alroy berjalan menuju kamarnya saat ia membuka pintu terlihat Mia sedang bersama elang miliknya.
"Kau sudah bangun sayang," Alroy tersenyum dan menghampiri Mia.
"Ada yang ingin bertemu denganmu," ucap Alroy sambil menggenggam tangan Mia.
"Siapa?" tanya Mia.
"Ayah dan ibuku. Tenang saja. Mereka tidak akan menyakitimu," ucap Alroy.
Elang tersebut terbang dan mendarat ditangan Mia. "Kau bisa membawanya juga," ucap Alroy.
"Aku belum memberikan nama buatmu bukan?" tanya Mia. "Bagaimana kalau kau ku beri nama Yan?"
"Nama yang lumayan. Aku suka," balas elang tersebut lewat pikirannya.
"Jangan takut," ucap Alroy. Mia mengangguk dan tersenyum.
Mereka pun kembali menemui Raja dan Ratu serta kedua selir yang berada di ruang istana.
"Kenalkan permaisuriku Mia Aquinsha,"
∆∆∆
"Kemari nak," ucap Sera pada Mia.
Mia menatap Alroy, pria itu mengangguk meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Ia pun mendekati Sera.
"Kau cantik sekali. Darimana asalmu?" tanya Sera.
"Dari daratan yang jauh," balas Mia sambil tersenyum.
"Pantas saja kau terlihat sangat berbeda. Mata hitam dan rambut hitam yang sangat jarang terlihat disini," sahut Brice.
"Ibunda, jangan terlalu lama memeganginya. Aku juga ingin memeganginya," ucap Alroy kesal.
Sera menggelengkan kepalanya. "Baiklah. Duduklah disamping Alroy sayang," ucapnya.
Mia duduk di samping Alroy yang langsung memeluk pinggangnya dengan posesif. Ia menatap tajam kearah selir Avantika dan selir Tiana yang menatap tidak suka kearah Mia.
"Dimana Harpagornis moorei? Aku ingin melihatnya," tanya Brice.
"Yan," panggil Mia. Sebuah lengkingan terdengar tak lama kemudian elang tersebut terbang dan mendarat dihadapan Mia.
"Aku tidak percaya. Aku bisa melihatnya," ucap Sera dengan kagum menatap elang bewarna hitam tersebut.
Mia mengusap bulu elang yang begitu halus. Elang tersebut menatap tajam kearah Avantika dan Tiana.
"Tuanku. Hati-hati dengan kedua wanita itu. Mereka sangat licik," ucap Yan, elang hitam milik Mia.
Mia terdiam. "Yan. Kembalilah," ucapnya lalu elang tersebut menghilang seketika.
"Kalian sudah melihatnya bukan? Aku akan membawa permaisuri ku kembali kedalam," ucap Alroy.
"Tunggu dulu anakku. Besok akan ada acara perayaan adik ketigamu yang sudah mendapat gelar ksatria. Ibu harap kau akan datang bersama Mia," ucap Sera.
Ah, putra dari selir Antika. Pria yang sama seperti ibunya, sangat licik. "Tentu aku akan datang," ucap Alroy.
"Bersama permaisuriku tentunya," Alroy tersenyum menatap Mia.
Brice yang melihat senyuman putranya hanya bisa terkejut. Ia bersyukur dengan adanya Mia dapat mengembalikan Alroy, putranya seperti semula.
"Kalau begitu aku akan pamit lebih dulu. Besok datanglah tepat waktu sebelum acara pelantikan tersebut," ucap Brice.
Alroy mengangguk ia menatap punggung ayahnya. Lalu ia menyeringai kearah Avantika dan Tiana saat ibunya Sera sudah lebih dulu pergi.
"Tidakkah kau lihat sendiri? Ayahku lebih mencintai ibuku walaupun kau sudah melahirkan seorang putra untuknya," ucap Alroy.
"Aku adalah putra pertamanya. Posisi putramu tidak akan pernah menggantikanku," sambung Alroy.
"Kau paham kata-kata ku bukan?"
∆∆∆
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen For The King [END]
FantastikMia Aquinsha, seorang gadis sangat cantik yang mati karena kecelakaan beruntun yang membuat nyawanya seketika melayang. Namun ia kembali hidup di zaman yang berbeda dimana ia menjadi seorang gadis desa yang tinggal di hutan. Ia berada di zaman diman...