Prolog.

40K 2.7K 37
                                    

"TIDAK!!"

Mia terbangun dengan peluh yang memenuhi keningnya, nafasnya memburu, jantungnya berdetak tidak karuan.

"Dimana aku?" tanya nya sambil melihat kesana kemari.

"Bukankah tadi aku masih berada di dalam mobil? Kenapa aku malah berada di gubuk menyeramkan seperti ini?" Mia bergidik ngeri.

Bukan kah ia sudah mati karena terlindas oleh truk dan langsung membuatnya tewas seketika. Lalu ia kembali hidup dengan keadaan berbeda.

"Astaga! Dimana aku?" tanya Mia panik, ia langsung bangun dari tidurnya dan keluar.

Mia hanya melihat pohon yang menjulang tinggi, hanya ada suara kicauan burung.

"Jadi ini kehidupanku yang sebelumnya?" tanya Mia.

"Zaman kapan ini? Kenapa pakaian yang aku kenakan sangat ketinggalan zaman?" gerutu kesal Mia.

"Aku ingin pulang," ucap Mia. Ia teringat dirinya pergi dari rumah lantaran keluarganya selalu menindas dirinya.

"Tidak. Aku tidak ingin pulang," ucap Mia sambil menutup kedua telinganya.

Mia menghela nafas pelan, ia pun berjalan menelusuri hutan. Di tengah perjalanan ia melihat aliran sungai yang begitu jernih. Mia menatap sekitarnya, terlihat sangat sepi.

"Sepertinya aku harus membersihkan diri dulu," gumam Mia sambil melihat tubuhnya yang sudah kotor.

"Aku berharap tidak ada orang yang lewat," Mia mulai melepaskan pakaiannya satu persatu meninggalkan dalamannya saja. Ia pun mulai merendamkan seluruh tubuhnya di dalam sungai tersebut.

"Segar sekali airnya," gumam Mia, ia mulai bermain air tanpa melihat kearah yang lain dimana seseorang menatapnya dengan pandangan penuh minat.

Alroy Alderich, seorang raja yang sangat berkuasa, memiliki kekayaan yang tidak terbatas, ahli dalam bertarung, dan jangan lupakan kekuatannya yang begitu besar mampu meluluhlantakkan semua pasukan beserta kuda yang di tungganginya.

Alroy sedikit jenuh dengan keadaan di istana karena ia pun belum memiliki seorang permaisuri, jadi dia memutuskan untuk berjalan-jalan di hutan tidak ia sangka ia malah mendapat pemandangan yang menurutnya sangat menakjubkan.

Alroy duduk di salah satu ranting besar pohon, ia terpesona kearah wanita yang tengah berendam itu. Kulitnya sangat bercahaya, wajahnya sangat cantik dan rambut hitam yang sangat jarang di miliki orang lain karena dirinya pun memiliki rambut bewarna pirang.

Tubuh wanita itu tanpa sadar membuat Alroy menelan salivanya dengan kasar, ia tidak pernah bergairah seperti ini saat melihat tubuh seorang wanita.

Senyuman wanita itu mampu menghangatkan hatinya yang sudah membeku lama. Mata biru wanita itu seperti laut yang sangat jernih lalu bibir bewarna merah muda membuat sisi lain Alroy bangkit.

Alroy membasahi bibir bawahnya, dan mulai mendekati wanita itu dengan perlahan. Ia ingin melihat lebih jelas wajah wanita itu dari dekat.

Wanita itupun sudah memakai pakaiannya dengan lengkap, tanpa sadar Alroy mengeluarkan geramannya membuat wanita itu menoleh dengan waspada. Ia pun sembunyi dengan kekuatannya sampai wanita itu berjalan menjauhi sungai Alroy menyeringai.

Ia harus mendapatkan wanita itu bagaimana pun caranya.

"My queen,"

∆∆∆
TBC

Queen For The King [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang