"Yan. Menurutmu ksatria itu apa sehebat Alroy?" tanya Mia sambil mengelus bulu bewarna hitam milik Yan, elang miliknya.
"Tidak. Raja Alroy adalah seorang summoner bukan ksatria," balas Yan.
"Apa bedanya?" tanya Mia.
"Ksatria sama seperti prajurit hanya beberapa yang menonjol sedangkan summoner adalah beberapa orang yang berhasil menjadikan binatang dewa sebagai peliharaan miliknya dan kekuatan yang di milikinya pun tidak terbatas," ucap Yan.
"Apa aku juga seorang summoner?" tanya Mia.
"Benar. Summoner bintang sembilan," ucap Yan.
"Apa summoner memiliki tingkatan tertentu? Sampai tingkat keberapa yang merupakan tingkat tertinggi?" tanya Mia sambil berbaring di kasur.
"Summoner langit level sembilan merupakan tingkatan tertinggi seorang summoner," ucap Yan sambil mengepakkan sayapnya.
"Wahh, apa aku bisa seperti itu?" tanya Mia sambil berandai-andai.
"Bisa. Kalau kau memiliki lebih dari satu binatang dewa," ucap Yan. "Lagi pula, summoner bintang sembilan adalah tingkat tertinggi awal sebelum memulai masuk tahap summoner langit,"
"Mia," panggil Alroy.
Mia bangkit dari tempat tidurnya. "Ada apa?" ucapnya.
Alroy tersenyum. "Apa kau lupa sayang? Hari ini kita akan pergi untuk menghadiri pesta adikku," ucapnya.
Mia menepuk keningnya. "Aku akan bersiap," ucapnya.
"Aku akan memanggil para---"
"Tidak perlu. Aku bisa sendiri," potong Mia.
"Apa perlu aku bantu?" tanya Alroy.
Mia menggeleng. "Tunggu sebentar," ucapnya sambil memasuki tempat untuk membersihkan diri.
Alroy menatap kearah jendela. "Aku masih ingin bertanya padamu. Apa Mia akan menjadi lebih kuat dariku?" tanyanya pada Yan.
Yan terbang mendekat, ia menuliskan sesuatu pada jendela.
"Sama kuatnya. Perlu aku ingatkan padamu jika tuanku adalah reinkarnasi seorang dewi. Dia akan memiliki lebih dari satu binatang dewa,"
Alroy menatap terkejut. "Lebih dari satu binatang dewa," gumamnya.
"Apa naga penelan langit dan phoenix termasuk?" tanya Alroy.
Yan mengangguk, ia kembali menulis. "Aku hanya bisa melihat sedikit. Dimasa yang akan datang tuanku akan menjadi rebutan banyak raja tidak hanya dirimu yang mulia,"
Alroy mengepalkan tangannya, ia tidak akan membiarkan Mia dimiliki seseorang selain dirinya. Tidak akan.
Yan kembali menulis. "Tuanku hampir sama seperti mu. Seorang summoner, ia akan di junjung tinggi dan akan di hormati,"
"Dan akan menimbulkan banyak konflik karena memperebutkan permaisuriku," gumam Alroy.
"Alroy," panggil Mia. Alroy menoleh dan membeku.
"Apa benar seperti ini memakainya?" tanya Mia sambil membenarkan letak jubahnya.
Alroy tersenyum permaisuri nya sangat cantik bahkan melebihi kecantikan putri kerajaan lainnya.
Alroy meletakkan sebuah mahkota dikepala Mia lalu mengecup keningnya.
"Cantik sekali," ucap Alroy membuat wajah Mia bersemu. "Permaisuriku memang sangat cantik,"
"Pakai cadarmu aku tidak ingin berbagi kecantikanmu pada siapapun,"
∆∆∆
Alroy mengelus rambut Mia dengan sayang.
"Jangan berada jauh dariku," ucap Alroy.
Mia mengangguk, lagipula ia memiliki Yan, yang akan menjaganya disana.
"Yang mulia raja Alroy dan permaisuri Mia datang berkunjung," ucap salah satu pengawal.
Membuat seluruh tamu yang berada disana menatap kearah kereta kuda yang baru saja sampai.
Alroy mengulurkan tangannya kearah Mia. "Pegang tanganku," ucapnya.
Mia tersenyum, ia membalas uluran tangan Alroy dan ikut turun dari kereta kuda dengan perlahan.
Seluruh tamu menatap kearah Mia, gadis yang sangat berbeda dan memiliki wajah yang begitu cantik bahkan membuat pangeran Zean adik ketiga Alroy terpesona.
Walaupun tertutup dengan cadar tidak mengurangi kecantikan yang terpancar dari wajah Mia.
"Apa kalian disini untuk hanya untuk melihat permaisuriku?" tanya Alroy dingin membuat mereka langsung mengalihkan pandangannya.
Mia menggandeng tangan Alroy, mereka pun berjalan menuju dimana tempat khusus mereka.
"Jangan buka cadarmu," bisik Alroy karena ia kesal melihat banyak pria menatap penuh minat kearah Mia.
Mia mengangguk lalu pesta pun di gelar. Pangeran Zean resmi mendapat gelar sebagai ksatria.
Alroy memberi selamat pada Zean dengan tatapan dinginnya namun Zean lebih menatap minat kearah Mia yang bersembunyi dibelakang tubuh Alroy.
"Perhatikan tatapanmu adik ketiga," ucap Alroy dingin. "Atau aku akan membuat matamu buta,"
Zean tertawa kecil. "Aku tau," ucapnya sambil menatap Mia.
"Kau pintar memilih seorang wanita untuk menjadi permaisuri mu," ucap Zean.
Sebuah angin kencang berhembus membuat cadar yang dikenakan Mia terlepas dan terbang terbawa angin.
"Ah, cadarku," ucap Mia.
Lagi-lagi Zean terpesona saat cadar itu sepenuhnya terlepas dari wajah Mia.
Mia menatap panik namun Alroy menggenggam tangan Mia dan menggeleng berusaha mengatakan bahwa akan baik-baik saja.
"Ah sepertinya aku memiliki urusan dengan pemilik cadar ini," ucap seseorang membuat semuanya menoleh termasuk Alroy dan Mia.
"Revan," gumam Alroy. Mia memeluk lengan Alroy melihat tatapan tidak mengenakan dari Revan.
"Benarkan raja Alroy dan permaisuri Mia," ucap Revan, ia memandang Mia dengan tatapan tertarik.
"Perhatikan pandanganmu raja Revan," ucap Alroy dingin.
Revan tersenyum miring. "Sayangnya aku tidak bisa mengalihkan pandangan ku dari wanita secantik permaisuri mu,"
"Bisa dibilang aku tertarik padanya,"
Revan menatap kearah Mia sambil tersenyum.
"Maju saja kalau kau ingin mati ditangan ku," ucap Alroy.
∆∆∆
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen For The King [END]
FantasyMia Aquinsha, seorang gadis sangat cantik yang mati karena kecelakaan beruntun yang membuat nyawanya seketika melayang. Namun ia kembali hidup di zaman yang berbeda dimana ia menjadi seorang gadis desa yang tinggal di hutan. Ia berada di zaman diman...