Alroy terus melatih kekuatannya, kekuatannya berada di tingkatan atas. Ia melatihnya terus-menerus tidak membiarkan tubuhnya untuk beristirahat.
"Alroy," panggil Mia membuat pria itu menoleh dan terbang mendekati istrinya.
"Butuh sesuatu sayang?" tanya Alroy sambil mengecup kening Mia.
Mia menggelengkan kepalanya. "Firasatku tidak enak. Apa semua akan baik-baik saja?" tanyanya dengan khawatir.
Alroy mengangguk. "Semua akan baik-baik saja. Semuanya akan kembali normal," ucapnya.
Mia tersenyum tipis, ia mengusap rahang Alroy. "Protector," gumam Mia, ia menatap mata Alroy begitu dalam.
Cahaya putih bersinar memenuhi istana, membuat semua orang yang ada disana pergi menuju tempat cahaya tersebut berasal.
"Ada apa?!" tanya Arthur panik. Ia datang tergopoh-gopoh. "Dimana cahaya tadi? Apa itu?!" tanyanya lagi.
"Ada apa?" tanya Yan. Ia menatap Alroy dengan heran. Cahaya apa itu tadi?
Alroy menatap Mia yang pingsan dalam pelukannya setelah memberinya mantra pelindung kuno. Mia memang bisa menggunakan mantra apapun yang tidak bisa di gunakan oleh orang lain.
Alroy mengusap rambut Mia. Ia menggendong tubuhnya lalu menatap mereka satu-persatu.
"Apa yang kalian rasakan?" tanya Alroy.
"Sejuk," imbuh Tian.
"Damai," sambung Yan saat tubuhnya terkena cahaya tadi.
"Aku merasa kalau bertambah kuat," ucap Arthur. Alea dan Gio menganggukkan kepalanya.
"Kami pun," celetuk Alea. "Rasanya seperti berada di tempat sejuk," sambungnya.
"Dingin," sambung Gio.
Alroy tersenyum tipis. "Mia memberi kalian sihir pelindung kuno," ucapnya .
"Sihir pelindung kuno?" beo Yan. Alroy mengangguk.
"Aku pernah membacanya namun tidak bisa menggunakannya dan Mia," Alroy menatap Mia yang berada di gendongannya. "Mia adalah salah satu yang bisa menggunakan sihir kuno itu," sambungnya.
"Bukan kah ada imbalan lain? Aku pernah membaca buku dan sihir kuno bukan hal yang mudah di lakukan," ucap Tian.
Alroy tersenyum kecut. "Ya, kau benar! Mia mengorbankan satu kekuatannya," ucapnya membuat mereka semua membelalakkan matanya.
"Bercanda? Ini tidak lucu," ucap Arthur tidak terima.
"Aku tidak bercanda!" ucap Alroy sedikit kesal. Ia menatap tajam kearah Arthur. "Mia merelakan satu kekuatannya untuk melindungi kita semua. Kau paham?" tanyanya dingin.
Mereka semua terdiam di tempat. Lalu memandang Mia yang pingsan di dalam gendongan Alroy. Secara tiba-tiba mereka bersimpuh serentak.
"Kami!" Mereka mengucapkan dengan bersamaan.
"Bersumpah! Untuk melindungi tuan kami Mia Aquinsha sekalipun kami mati menjadi debu. Kami akan tetap melindunginya walaupun nyawa taruhan!" Mereka menatap serius sambil menggores ujung jari masing-masing hingga mengeluarkan darah.
Menjatuhkan darah masing-masing di atas tanah membuat suara gemuruh dari atas langit.
Alroy memandang atas langit, ia tersenyum. "Berperang hingga mati tidaklah buruk," gumamnya.
∆∆∆
Yersa, raja para mermaid. Ia tampak berenang hingga di tepi lalu duduk di atas bebatuan. Sirip ekor nya yang bewarna biru gelap dengan bola mata bewarna hijau terang.
"Yang mulia,"
Yersa tidak menoleh, ia menatap bintang-bintang diatasnya.
"Haruskah berperang? Hanya untuk memperebutkan hal bodoh?" tanya Yersa.
"Hal bodoh apa yang mulia?" tanya Jack, pelindung Yersa.
"Memperebutkan reinkarnasi dewi? Ini lelucon?" Yersa menatap Jack. "Wanita itu memang cantik, sangat cantik. Tapi..."
Yersa menatap tombak emas di tangannya. "Tapi, aku juga menyukai wanita itu. Aku juga mau memilikinya. Arghh!!" ia berteriak kesal.
"Kenapa hanya satu reinkarnasi?" tanya Yersa tidak terima.
Jack terdiam. "Takdir," balasnya singkat.
Yersa menatap Jack tajam. "Jika dengan berperang antara empat raja, satu raja yang bertahan dia yang akan memiliki reinkarnasi dewi itu? Apa aku bisa?" tanyanya. "Mereka kuat, sangat kuat---"
"Dan jangan lupakan kau yang termasuk empat raja terkuat. Kau! Sama kuatnya dengan mereka," potong Jack dengan raut wajah datar.
Yersa terdiam. "Aku tidak pernah merasakan jika aku adalah yang terkuat. Di atas yang terkuat ada yang lebih kuat," ucapnya.
"Aku rasa mereka bertambah kuat. Lebih kuat," ucap Yersa.
Yersa mengusap wajahnya dengan kasar. "Apa yang di harapkan dari reinkarnasi seorang dewi?" tanyanya pada Jack.
"Setetes darahnya dapat membangkitkan ribuan iblis tingkat menengah. Kekuatannya dapat membuat isi dunia imortal menjadi porak-poranda. Air matanya obat paling ampuh untuk kaum kita. Hewan roh nya sangat kuat," ucap Jack.
Yersa terdiam. "Sayang sekali," gumam nya.
Ia menatap langit yang mulai tertutup awan hitam. "Kita kembali!" Yersa melompat ke dalam air dan berenang menuju istananya disusul Jack dari belakang.
Tangan Yersa memegang tombak emas dan sebelah tangannya lagi memegang trisula yang begitu bersinar di genggamannya.
Yersa duduk di singgasananya sambil menatap prajurit di depannya. "Seberapa yang kita punya?" tanya nya.
Jack menatap Yersa. "Prajurit tingkat atas dan menengah. Ribuan hewan pembunuh dari laut, artefak blue ice untuk pelindung dan masih banyak lagi" ucapnya.
Yersa mengetuk ujung tombaknya di lantai membuat gelombang air ia ciptakan karena hentakan ujung tombaknya.
"Persiapkan semuanya," ucap Yersa. "Kita akan mempertahankan kaum kita bagaimana pun caranya!"
Teriakan menggema dari para prajurit membuat Yersa tersenyum tipis. "Menangkan peperangan dan rebut para wanita," ucapnya.
Yersa membayangkan wajah sendu Mia, ia mengulas senyumannya. Ia jatuh cinta.
"Mia Aquinsha. Maaf tapi aku juga tertarik padamu," gumam Yersa.
"Tunggu aku,"
∆∆∆
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen For The King [END]
FantasyMia Aquinsha, seorang gadis sangat cantik yang mati karena kecelakaan beruntun yang membuat nyawanya seketika melayang. Namun ia kembali hidup di zaman yang berbeda dimana ia menjadi seorang gadis desa yang tinggal di hutan. Ia berada di zaman diman...