6.

20K 1.8K 56
                                        

Mia tampak sibuk mengitari perpustakaan tua di istana Alroy. Ia tampak mencari sesuatu di temani Yan hewan peliharaannya.

"Yan, apa disini ada buku tentang makhluk legendaris itu?" tanya Mia.

Yan terbang mendekat lalu menatap tajam tak lama kemudian ia mengambil salah satu buku bersampul coklat yang sudah usang dengan ujung sampul yang terbakar.

"Apa ini?" tanya Mia.

"Buka saja," balas Yan lewat pikirannya.

Mia mengusap buku usang penuh debu tersebut dengan kain. Terdapat tulisan kuno, dan Mia pun tidak tau apa yang di tuliskan tersebut.

Mia membuka halaman satu persatu. Ia menggaruk tengkuknya. "Aku tidak mengerti sama sekali apa yang di tuliskan disini," ucapnya lirih.

Yan menyentuh kepala Mia seketika itu cahaya mengelilingi kepala Mia. Ia mengerjapkan matanya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Mia bingung.

"Membantumu," balas Yan.

Mia kembali membuka halaman tersebut satu persatu. Ia bersorak senang saat tulisan tersebut dapat dimengerti olehnya.

"Purple Kirin," gumam Mia. "Dia sosok  setengah kuda dan burung,"

Mia kembali membuka halaman buku tersebut. "Lily Spider," ucapnya. "Laba-laba raksasa dengan elemen listrik yang ia kuasai,"

"Kenapa mereka semua mengerikan?" Mia mengusap kedua bahunya.

"Tentu saja. Mereka adalah makhluk legendaris," balas Yan sambil mengibaskan sayapnya.

Mia kembali membaca halaman berikutnya. "Black Dragon," ucapnya. "Naga hitam yang menguasai elemen air namun tidak pernah terlihat sejak ratusan tahun yang lalu,"

"Menurutmu apa mereka masih ada?" tanya Mia.

"Masih hidup. Hanya saja mereka sedang dalam masa hibernasi," ucap Yan.

"Lalu selanjutnya harimau emas," ucap Mia. "Menguasai elemen api dengan tingkat tertinggi dalam rantai makhluk legendaris,"

"Woahh... rantai tertinggi," Mia berdecak kagum.

"Tuan. Sebenarnya tuan berasal dari negri mana?" tanya Yan.

Mia menoleh. "Aku? Aku sebenarnya bukan berada di zaman ini. Aku lahir di masa modern. Mati dan hidup kembali di dunia ini. Menurutmu apa maksud dari menghidupkan aku kembali ke masa ini?" tanyanya.

Yan hanya diam tidak menjawab. Mia kembali menyibukkan diri dengan membaca.

"Apa yang kau baca?" tanya Alroy.

Mia menoleh. "Hanya bosan. Jadi aku membaca buku disini," ucapnya.

Alroy mengusap rambut Mia. "Ayo. Kita kembali. Kau sudah terlalu lama disini," ucapnya.

"Tunggu sebentar satu halaman lagi yang belum aku baca," ucap Mia. Ia pun kembali membuka halaman.

"Kalajengking salju," Mia mengerutkan keningnya. "Hidup abadi dan tidak akan pernah mati jika terkena serangan apapun. Tidak bisa di taklukan selama ribuan tahun. Hanya bertelur satu buah saja setiap 10 tahun dan induknya akan mati,"

"Ia adalah hewan terkuat dari yang terkuat," ucap Mia.

"Aneh. Tidak bisa mati tapi akan mati jika bertelur," ucap Mia.

Alroy terkekeh. "Kalajengking betina memang akan mati saat bertelur berbeda dengan jantan ia akan tetap hidup abadi bahkan beribu ribu tahun," ucapnya.

Mia kembali membaca. "Menguasai elemen es," ucapnya.

"Hanya satu pemilik yang akan berhasil menaklukkan kalajengking salju," ucap Mia. Ia terkejut saat sebagian halaman yang tengah ia baca tidak bisa terlihat karena sudah menjadi abu sebagian dan robek.

"Sayang sekali. Halamannya robek," ucap Mia lesu.

Alroy mengecup kening Mia. "Buku itu saat kakekku masih ada. Mungkin dulu sempat terbakar habis hanya tersisa beberapa halaman," ucapnya.

"Ayo kita kembali masuk ke dalam istana,"

∆∆∆

Bomm~

Alroy melindungi Mia dengan perisai yang ia buat. Ia menggertakkan giginya dengan kuat.

Siapa yang berani menyerang dirinya saat ia ingin menghabiskan waktu bersama permaisuri nya.

"Ah maaf. Sepertinya aku mengacaukan acaramu raja Alroy," ucap seseorang dari balik kabut putih tersebut.

"Hara Dewananda," desis Alroy. Ia langsung memeluk tubuh Mia dengan posesif.

Sebelum hari pernikahannya Mia masih manusia biasa sedangkan bulan purnama baru akan muncul besok hari. Kekuatan Mia masih tersegel sebelum bulan purnama itu terjadi.

"Posesif sekali," ucap Hara.

"Untuk apa kau kesini?" tanya Alroy dingin.

"Oh tentu saja untuk," Hara menatap Mia. "Untuk merebut gadis yang berada di pelukanmu,"

Alroy tersenyum dingin. "Coba saja kalau kau bisa," tantangnya.

"Weird! Keluarlah!" teriak Hara. Tak lama kemudian terdengar keretakan tanah yang di pijaki Alroy.

Alroy menggendong tubuh Mia langsung melompat dan berdiri di salah satu dahan pohon besar. Sesaat kemudian keluar ular bewarna hitam dengan bintik-bintik perak di kulitnya.

"Cacing hitam tidak berguna," ledek Alroy. Ia menatap Mia lalu membaca mantra membuat gadis itu tertidur di dalam gendongannya.

"Apa kau bilang?!" Hara menyerang Alroy dengan bola api.

Alroy melompati dahan satu persatu untuk menghindar dari serangan Weird si ular hitam besar tersebut.

"Mau kemana kau lari?" tanya Hara.

"Aku? Tentu saja tidak akan lari. Aku hanya mengulur waktu saja," ucap Alroy. Lalu turun dari dahan tersebut sambil tetap memeluk tubuh Mia.

"Serang," ucap Hara.

Weird menyerangnya. Alroy tersenyum miring sesaat kemudian lengkingan begitu nyaring disusul Yan yang berubah menjadi burung yang sangat besar menyerang ular hitam tersebut.

Alroy bersiul tak lama kemudian datang seekor kuda putih dengan tanduk dan sayap yang besar datang. Ia meletakkan Mia diatas kuda tersebut.

"Lindungi permaisuri ku," ucap Alroy.

Alroy membaca mantra membuat tubuhnya diselimuti kabut tebal lalu sesaat kemudian baju yang ia kenakan pun berubah menjadi bewarna hitam tak lupa pedang bewarna hitam yang ada di tangannya.

"Pertarungan seimbang," ucap Alroy sambil tersenyum miring.

Alroy menunjuk kearah Hara. "Lawanmu adalah aku," ucapnya.

"Kita bertarung adil. Bukan begitu putra mahkota?" Alroy tersenyum dingin lalu menyerang Hara dengan sekuat tenaganya.

"Berani menyentuh permaisuriku. Aku tidak akan membiarkanmu hidup,"

∆∆∆
TBC

Queen For The King [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang