Alroy menyeringai. "Kau menganggu waktuku bersama Mia," ucapnya.
"Datanglah kegelapan, aku menginginkan binatang buas yang di lapisi perak. silver wolf," Alroy membaca mantra membuat tanah yang di pijakinya bergerak dan terbelah.
Lalu di tengah tanah yang terbelah keluar cahaya berwarna ungu yang begitu terang tak lama kemudian belasan serigala bewarna perak keluar dan mengaum.
"Serang," gumam Alroy.
Alroy berlari dengan diiringi belasan serigala yang mengaum. Hara berlari menyerang dengan pedang bewarna perak.
Tring~
Bunyi pedang terdengar begitu jelas. Alroy mengayunkan pedangnya dengan kuat.
"Berani sekali kau menantang ku," ucap Alroy.
Hara tersenyum miring. "Tentu saja. Kekuatan kita sebanding," ucapnya.
Alroy menyeringai. "Heh. Sebanding?" tanyanya remeh.
Alroy membaca mantra membuat pedangnya seperti di aliri listrik yang begitu besar. Ia mengayunkan pedangnya kearah Hara.
Hara menatap terkejut, ia berusaha membuat perisai namun sayang perisai tersebut tak cukup kuat untuk menahan kekuatan Alroy.
Brukk~
Tubuh Hara terpental mengenai pohon hingga pohon tersebut ambruk dengan kuat.
"Uhukk," Hara memegangi dadanya. Ia terluka. "Sial," batinnya mengumpat.
Alroy mengarahkan pedang hitamnya kearah Hara. "Sudah lihat? Kekuatanmu tidak sebanding diriku Hara," ucapnya.
"Pergi! Sebelum aku menghabisi nyawa mu disini," ancam Alroy. Hara menatap kearah Weird ular peliharaan miliknya pun sudah terluka parah.
"Aku bisa saja membunuhmu disini," ucap Alroy sambil menatap tajam. "Tapi perlu aku ingatkan bahwa permaisuri ku tidak ingin aku membunuh seseorang lagi. Terutama kau,"
Hara tersenyum kecut. Jika saja ia tidak terluka ia akan melawan sampai berhasil merebut wanita itu dari Alroy.
Apalagi melawan Harpagornis Moorei, ularnya bukan tandingan elang ganas itu. Di tambah binatang buas yang Alroy panggil.
Sial! Teryata kekuatan Alroy sangat kuat. Ia kita kekuatan dirinya sudah setara teryata tidak.
"Aku akan kembali," gumam Hara. Sekeliling tubuhnya mengeluarkan kabut bewarna biru. Ia dan binatang peliharaannya pun menghilang.
"Aku akan kembali untuk merebutnya darimu," ucap Hara.
Alroy berdecih, ia pun menghilangkan pedang hitam miliknya. "Kembalilah," ucapnya pada serigala perak yang berhasil ia panggil.
"Terima kasih atas bantuanmu," ucap Alroy pada serigala perak tersebut. Mereka pun menghilang.
"Terima kasih juga untukmu," ucap Alroy pada Yan, elang ganas tersebut.
Yan mengibaskan sayapnya dengan kuat lalu terbang menjauh. Alroy berjalan mendekat.
"Ingin merebut wanitaku? Mimpi saja kau sana," Alroy menatap keatas.
Alroy menggendong tubuh Mia. "Entah kenapa firasatku tidak enak," gumamnya.
Alroy menatap wajah damai Mia yang sedang tertidur pulas. Ia mengecup kening lalu turun mengecup bibir Mia. "Semoga tidak terjadi apa-apa,"
"Tetap bersamaku," bisik Alroy. "Aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhmu. Tidak akan,"
∆∆∆
Keesokan paginya...
"Ah! Panas!" teriak Mia. "Panas!"
Brakk~
Alroy masuk dengan tergesa-gesa. Ia menatap kearah Mia yang tampak berguling diatas kasur sambil meracau kesakitan.
"Sakit!" teriak Mia. Alroy terkejut saat mata Mia berubah-ubah yang dulu bewarna biru setelah memiliki kontrak dengan elang ganas tersebut mata Mia berubah menjadi hitam dan sekarang berubah menjadi merah gelap. Ia pun sempat heran dengan perubahan warna pada mata Mia.
Alroy berjalan mendekat ia berusaha memegang tubuh Mia. Namun terkejut bukan main saat tangannya yang menyentuh tubuh Mia terasa seperti terbakar oleh api yang sangat panas.
"Sial!" umpat Alroy.
"Panggil tabib Ferril!" teriak Alroy pada para penjaga yang berada di luar kamar Mia.
Berulang kali Alroy ingin memegangi Mia lagi-lagi tangannya hampir melepuh. Teriakan Mia begitu keras membuat Alroy mau tak mau menahan tubuh Mia dengan rantai besi.
"PANAS!" teriak Mia.
"Yang mulia," ucap Ferril. Merupakan tabib istana Alroy.
"Periksa permaisuri ku! Cepat!" bentak Alroy.
Ferril mendekat, matanya berubah. Ia langsung tertegun di tempatnya membuat Alroy menatap bingung. Ia mundur beberapa langkah dari Mia.
"Kenapa kau diam? Apa yang terjadi?" tanya Alroy khawatir.
"Ini tidak bisa di hentikan," ucap Ferril. Matanya kembali bewarna semula.
"Apa maksudmu?" tanya Alroy bingung. "Ada apa dengan Mia?"
"Yang mulia. Permaisurimu mengalami fase dimana kelima elemen yang berada di tubuhnya sedang memberontak untuk keluar,* ucap Ferril. Alroy tertenggun.
Alroy menatap terkejut. "Tunggu. Lima? Lima elemen itu?" tanyanya.
Ferril mengangguk. "Ini kabar buruk. Jika pihak pemberontak tau ada yang bisa menguasai kelima elemen tersebut ini akan jadi malapetaka," ucapnya.
"Dan akan menjadi kabar baik karena menguasai semua elemen," ucap Ferril.
Alroy mengepalkan tangannya. "Jangan sampai pemberontak sialan itu tau kalau permaisuri ku bisa menguasai semua elemen," gumamnya.
"Tapi kekuatan permaisurimu akan tetap di ketahui oleh pemberontak dalam jangka waktu tercepat. Mereka akan mulai menyerang," ucap Ferril.
"Dan ada satu lagi yang penting," ucap Ferril.
Alroy yang semula menunduk langsung menatap kearah Ferril. "Apa?" tanyanya.
"Permaisurimu merupakan reinkarnasi dari Dewi Aphrodite," ucap Ferril.
"Kabar baiknya adalah permaisurimu akan memiliki banyak hewan dewa dan kekuatan tidak terbatas bahkan kecantikannya melebihi para gadis cantik yang berada disini," ucap Ferril.
Alroy menggertakkan giginya dengan kuat. Ini tidak baik.
"Dan kabar buruknya," Ferril menatap kearah Mia yang masih memberontak.
"Dia akan menjadi rebutan para raja seluruh dunia dan peperangan yang di ramalkan akan benar-benar terjadi yang mulia,"
∆∆∆
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen For The King [END]
FantasyMia Aquinsha, seorang gadis sangat cantik yang mati karena kecelakaan beruntun yang membuat nyawanya seketika melayang. Namun ia kembali hidup di zaman yang berbeda dimana ia menjadi seorang gadis desa yang tinggal di hutan. Ia berada di zaman diman...