16.

12.1K 1.4K 103
                                    

Mia mulai mengerjapkan matanya. Ia pun mengerutkan keningnya. Kenapa tanah terasa lembut dan empuk? Mia menatao tidak percaya ia pun langsung bangun dari tidurnya.

"Ah," Mia terjatuh sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit. Mungkin karena ia baru saja terbangun.

"Kau sudah bangun?" tanya Tian sambil tersenyum.

Mia terperangah. "K-KAU! Siapa?" tanyanya panik.

Tian menunduk hormat. "Aku adalah orang yang sudah kau selamatkan," ucapnya.

Mia mengerutkan keningnya. Kapan dia menyelamatkan pria tampan ini? Tunggu, sepertinya dia melupakan sesuatu.

"Dimana rubah itu?" tanya Mia khawatir, ia mencari kesana kemari membuat Tian terkekeh pelan.

"Rubah itu adalah aku nona cantik," ucap Tian.

Mia melongo. "Kau, bohong," ucapnya tidak percaya.

Tian tersenyum, ia pun mengubah bentuk tubuhnya menjadi seekor rubah putih membuat Mia menatap tidak percaya. Teryata benar, rubah itu adalah yang ia selamatkan tadi.

"Kau bisa berubah ya?" tanya Mia.

Tian mengangguk. "Terima kasih karena sudah menolongku," ucapnya.

Mia mengangguk. "Santai saja. Ngomong-ngomong ini dimana? Aku sama sekali tidak tau jalan," ucapnya.

Tian mendongak. "ini tempat perbatasan. Antara ras binatang dengan siluman," ucapnya.

"Apa aku bisa kembali ke kota Mismede?" tanyanya panik. Mia khawatir terjadi sesuatu pada Yan dan juga Arthur.

Tian mengangguk. "Aku bisa mengantarmu," ucapnya.

"Kau bisa?" tanya Mia.

"Tentu. Karena kau sekarang adalah tuanku. Oleh karena itu aku bisa membantumu," ucap Tian. Ia pun berubah menjadi rubah dengan ukuran tiga kali lipat dari ukuran aslinya.

"Naik ke punggung ku," ucap Tian lewat pikirannya.

Mia menatap takut, ia pun menaiki punggung Tian yang sedang berubah menjadi rubah tersebut dengan perlahan.

"Pegangan yang erat. Kita akan pergi," Tian menggeram. Mia memeluk leher rubah tersebut dengan erat.

Disisi lain~

Alroy menggeram marah. Ia membabi-buta menghabisi Alex bahkan ia memutuskan kepalanya dengan pedang ditangannya. Tubuhnya berlumuran darah bahkan wajahnya pun terkena percikan darah. Ia tampak seperti malaikat pencabut nyawa yang siap untuk mencabut nyawa siapapun yang menyinggung nya.

"Sialan!" umpat Alroy. Ia pun bersiul tak lama kemudian seekor elang bewarna coklat datang padanya.

Alroy melemparkan kepala Alex yang ia putuskan tadi pada elang tersebut. "Kirimkan kepala raja iblis itu pada Cerry, ibunya. Katakan padanya bahwa aku akan menghabisi semua yang terlibat dalam kejadian ini termasuk dia," ucapnya.

"Kerajaanku akan siap untuk menyerang kerajaannya," Alroy menatap dingin.

Elang tersebut terbang menjauh sambil membawa kepala yang terpenggal oleh Alroy tadi.

"Mia. Kau dimana sayang?" gumam Alroy.

"Sialan! Aku akan membantai habis-habisan siapapun yang menyakiti istriku," Alroy melemparkan pedangnya dan hampir mengenai Oliver.

"Sialan!"

∆∆∆

Oliver tampak menahan mualnya. Perlu di ketahui ia benci dengan yang berhubungan tentang darah. Melihat Alroy begitu mudah melepaskan kepala raja Alex dari lehernya membuatnya tidak tahan untuk muntah saat itu juga.

"Alroy. Bersihkan tubuhmu dulu," ucap Oliver sambil menutup mulutnya. Bau amis tercium sangat jelas.

Alroy menoleh dengan tatapan tajamnya. "Istriku sedang tidak ada. Kau pikir aku ada waktu untuk membersihkan diri?" tanyanya dingin.

"Setidaknya---"

"Diam!!"

Srett~

Ribuan anak panah hampir mengenai tubuh Oliver membuat ia menelan salivanya dengan kasar. Astaga kenapa Alroy sangat mengerikan sekarang?

"Mia! Mia! Kau dimana? Cepatlah kembali jika tidak Alroy akan membumihanguskan tempat ini hingga menjadi debu," Oliver mengelus lengannya.

Alroy tampak mengamuk di tempatnya. Ia menatap Yan dan Arthur yang terluka sangat dalam. Mereka masih belum sadar walaupun sudah di sembuhkan.

"Arghhh!" Alroy membuat tanah yang di pijakinya retak dan terbelah.

"Sialan---"

"Alroy!" Alroy menoleh saat mendengar suara yang sangat ia kenali memanggilnya.

Mia menatap khawatir. Ia melihat Alroy dari kejauhan tengah mengamuk.

"Alroy! Apa yang kau lakukan?" tanya Mia panik. Ia memeluk tubuh Alroy dengan erat.

"Aku baik-baik saja. Apa terjadi sesuatu padamu sayang?" tanya Alroy khawatir. Ia menatap tubuh Mia yang terluka.

Mia mengangguk. "Aku baik-baik saja," ucapnya.

Mia nampak mengendus. "Kau berlumuran darah," ucapnya sambil menutup hidung.

Alroy tersenyum, ia pun membaca mantra membuat tubuhnya langsung berganti pakaian dengan jubah kebesaran miliknya tentunya.

"Kau membuatku khawatir," Alroy memeluk Mia dengan erat.

Mia tampak menahan mual, ia pun memegangi kepalanya. Tak lama kemudian ia kehilangan kesadaran membuat Alroy menatap panik.

"Mia!" teriak Alroy panik. Ia menepuk pipi Mia.

"Oliver! Periksa istriku!" ucap Alroy.

Oliver berjalan mendekat namun Tian dengan wujud rubahnya lebih dulu datang mendekat lalu berubah menjadi wujud manusianya.

"Jangan khawatir. Dia hanya kelelahan," ucap Tian.

"Siapa kau?" tanya Alroy sambil menatap tajam.

"Aku Tian Wersy. Aku hewan roh milik Mia," ucap Tian.

"Hewan roh?" beo Oliver. "Tunggu dulu. Kau-kau rubah putih itu?" tanyanya tidak percaya.

Tian hanya tersenyum menanggapinya. Lalu kembali menatap Mia.

"Dia baik-baik. Itu hal biasa terjadi jika seorang tengah mengandung," ucap Tian.

Alroy menatap tidak percaya. "Mia hamil?" tanyanya.

Tian mengangguk. "Benar. Istrimu sedang mengandung,"

∆∆∆
TBC

Queen For The King [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang