36. Akhir Pekan 3

529 44 1
                                    

Noval yang sedang melayani seorang pembeli tampak mengerutkan dahinya ketika mendapati Tama dan Eshika turun dari lantai atas. Bukan karena fakta bahwa mereka menuruni anak tangga dengan begitu pelan yang membuat matanya sedikit menyipit. Melainkan karena ekspresi keduanya yang tampak berbeda.

"Val. Ukuran XL yang warna hitam ko---"

"Ssst!"

Noval dengan segera menepuk Edo yang menghampirinya. Cowok itu baru saja mengecek satu produk di gudang. Berniat mengabarkannya pada Noval, tapi rekannya itu justru menyuruhnya untuk berhenti bicara.

"Lihat deh Mas Tama sama ceweknya."

"Mana mana mana?"

Edo yang memang belum sempat berkenalan dengan Eshika tentu saja menjadi antusias. Sekarang, dua orang karyawan Tama itu seperti yang tengah mengabaikan pelanggan mereka. Ckckckck.

"Itu itu."

Noval menunjuk dengan penuh semangat. Pada Tama dan juga Eshika yang tampak berjalan dengan menundukkan wajahnya. Cewek itu terlihat mengulum senyum dengan dua pipi yang merona.

Tama yang kemudian melihat bahwa Noval dan Edo sedang memerhatikan mereka, langsung bersuara.

"Val, itu Mas-nya nggak kamu layani heh?"

Noval tersentak. Baru teringat. Buru-burulah ia berpaling. "Sorry sorry, Mas. Ini yang XL warna hitam---"

Noval melihat pada Edo. Dan rekannya itu menyambung perkataan Noval.

"Kosong, Mas. Ada yang ukuran XL tinggal warna abu-abu lagi."

Melihat hal itu Tama geleng-geleng kepala. Lantas ia menggamit tangan Eshika. Ingin mengajak cewek itu langsung pergi, tapi eh ... Edo keburu mencegat mereka. Dan pencegatan itu bukan pencegatan biasa. Karena jelas, Edo langsung mengulurkan tangan pada Eshika. Menawarkan perkenalan diri pada cewek itu.

"Edo, Mbak."

"Eh? Oh ...."

Eshika tergugu untuk beberapa saat sebelum pada akhirnya menyambut uluran tangan itu. Buru-buru tersenyum dan memberikan satu anggukan kecil seraya turut memperkenalkan dirinya.

"Eshika."

Tama yang melihat bahwa atmosfer di distro itu mulai menunjukkan perubahan, sontak meraih tangan Eshika tepat ketika jabat tangannya dengan Edo berakhir. Tak ingin mengambil risiko, cowok itu langsung berkata.

"Udah. Aku tinggal. Kalian yang baik-baik kerjanya."

Tidak menunggu balasan dari Noval maupun Edo, Tama langsung menarik Eshika. Berusaha untuk secepat mungkin meninggalkan tempat itu. Bahkan saking ingin cepatnya, Tama tidak sempat mengucapkan basa-basinya pada Wida. Hanya Eshika yang sempat memberikan satu senyuman pada kasir itu. Diikuti oleh seruan Wida, tentunya.

"Ntar mampir lagi, Mbak."

Ajaib sekali, ternyata Tama mendengar seruan itu walau jelas mereka sudah keluar dari toko itu. Sontak membuat Tama menggerutu seraya mengeluarkan kontak mobilnya.

"Aku nggak bakal deh ngajak kamu mampir lagi ke sini."

Eshika yang semula akan membuka pintu mobil, bengong. Tapi, ia melihat Tama sudah keburu masuk. Dan pada akhirnya cewek itu juga turut masuk. Nah, kemudian ia pun kembali mendengar gerutuan Tama.

"Pasti sekarang mereka bertiga lagi ngomongin kita."

Hal itu sontak membuat Eshika terkekeh geli. Tak menampik bahwa hal itu memang memiliki kemungkinan yang besar untuk bisa terjadi. Hihihihihi.

[Masih] Sekolah Tapi Menikah "FIN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang