26. Liburan? Ehm ....

842 56 0
                                    

Malam itu, Eshika baru saja selesai menata makan malam di atas meja makan. Setelah memastikan bahwa semuanya telah siap, Eshika pun beranjak. Menuju ke kamar Tama dan tanpa mengucapkan permisi, ia pun membuka pintu kamar itu.

Kepala Eshik melongok ke dalam. Menemukan Tama yang tengah duduk di meja belajarnya dengan satu buku yang terbuka.

"Tam ...."

Dengan lembut Eshika memanggil nama Tama. Sontak membuat cowok itu menoleh ke pintu. Dan Eshika langsung berkata lagi.

"Yuk kita makan malam dulu," kata Eshika lagi.

Mata Tama tampak mengerjap sekali. "Oh ...," lirihnya. "Udah siap?"

"Udah," jawab Eshika seraya menganggukkan kepalanya.

Tama pun lantas bangkit dari duduknya tanpa menutup buku catatan yang tengah membuka itu. Bersama-sama dengan Eshika, kedua pun kemudian beranjak menuju ke meja makan.

Duduk saling berhadapan, Eshika dan Tama pun menikmati makan malam mereka. Ada sayur bening jagung manis dan ayam goreng tepung yang menjadi lauk pauk keduanya malam itu. Dan tentu saja, tak lupa semangkok sambal goreng.

Seraya menikmati suapan demi suapan, Eshika dan Tama lantas berbincang-bincang ringan. Adalah Eshika yang kemudian bicara.

"Tadi Mama nelepon aku loh, Tam."

Sendok yang hampir masuk ke dalam mulut Tama, berhenti bergerak. Terdiam di udara. Dan raut wajah cowok itu yang semula santai ketika mereka membahas soal hari terakhir ujian mereka besok, seketika berubah menjadi tegang. Heran, tapi mungkin Tama adalah satu dari sekian banyak anak yang merinding kalau ibu kandungnya terlibat dalam percakapan. Walau hanya namanya saja. Hiks.

"Nga-nga-ngapain Mama nelepon kamu, Esh?" tanya Tama dengan suara gagap. "Ma-Ma-Mama ngomong apa ke kamu?"

Eshika meletakkan terlebih dahulu sendok dan garpu di tangannya. Menikmati satu tegukan air putih yang sejuk, barulah kemudian ia menjawab.

"Ehm ... cuma mau nanyain kegiatan kita abis ujian sih." Mata Eshika mengerjap sekali, kemudian menatap pada Tama dengan beberapa kerutan di dahinya. "Kayaknya sih Mama yang mau ngajak kita liburan gitu abis ujian."

Dooong!

"Jangan, Esh, jangan."

Tama buru-buru melarang dengan ekspresi horor di wajahnya. Kepalanya menggeleng berulang kali dan matanya tampak membesar ketika kembali berkata pada Eshika.

"Pokoknya jangan."

"Eh?" Eshika melongo. "Maksudnya?"

Berusaha untuk tidak terlalu mempertontonkan ketakutan yang mendadak melingkupi dirinya, Tama pun lantas menarik napas dalam-dalam. Berupaya untuk lebih tenang. Tapi, ya ampun. Bayangan ia, Eshika, dan Mawar berlibur bersama benar-benar membuat ia ngeri.

"Aduh, Tama .... Ternyata kamu dan Eshika udah ehem ehem ya?"

Tama merasakan tubuhnya merinding seketika. Bulu kuduknya meremang dan detak jantungnya menjadi tak karuan. Hanya dengan membayangkan Mawar yang melontarkan pertanyaan itu padanya saja sudah membuat ia panas dingin. Apalagi kalau sampai benar-benar terjadi coba?

Ugh!

Pokoknya, terlepas dari keinginan Tama untuk menolak semua ajakan Mawar, cowok itu juga akan memastikan bahwa dirinya tidak akan bertemu dengan ibu kandungnya itu untuk jangka waktu yang masih belum tau hingga kapan.

Malu euy!

"Ehm!"

Tama mendehem. Berusaha untuk mengusir rasa jengah dan malu yang mulai merayapi wajahnya saat bayangan itu melintas di benaknya. Lalu ia berkata dengan nada datar.

[Masih] Sekolah Tapi Menikah "FIN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang