11. Tawa Sepanjang Malam

917 60 0
                                    

[ Rekiii ]

[ Tam! ]

[ Di mana? ]

[ Mabar yook. ]

[ Itung-itung bantuin aku nambah bintang gara-gara fans kamu kemaren itu. ]

Eshika melirik. Melihat pada layar ponsel Tama yang menyala di dalam kegelapan studio. Ketika film yang diputar masih setengah perjalanan.

"Reki?"

Tama berdecak sekilas. "Aku pikir tadi siapa. Taunya ini anak," gerutunya dengan suara rendah. Khawatir akan mengganggu kenyamanan pengunjung lainnya. "Ngangguin orang tuh emang bakat alam dia kayaknya."

Eshika tersenyum, baru saja akan menimpali perkataan Tama ketika tampak layar ponsel yang semula mulai menggelap itu langsung terang kembali. Pertanda bahwa ada pesan lainnya yang kembali masuk. Dan ternyata pesan itu masih dari Reki.

[ Rekiii ]

[ Ya elah, Tam. ]

[ Main bentaran doang kali. ]

[ Malah dibaca doang. Dibalas mah kagak. ]

[ Gini amat cinta bertepuk sebelah tangan. ]

[ Membuat sesak napas. ]

Tama menarik napas dan sedikit beringsut menegakkan punggungnya di tempat ia duduk. Tetap membiarkan Eshika merengkuh satu tangannya, cowok itu sebisa mungkin mengetik balasan pesan untuk Reki dengan kedua ibu jari tangannya.

[ Rekiii ]

[ Berisik ah, Ki. ]

[ Ntar tengah malam aku temeni main. ]

[ Sekarang aku ada urusan penting. ]

Eshika memerhatikan setiap kata yang diketik oleh Tama di sana. Dan mendapati bagaimana Reki yang langsung mengirimkan balasannya.

[ Rekiii ]

[ Ya ampun. Segitunya kamu sama aku, Tam? ]

[ Padahal aku udah bekorban buat kamu coba. ]

[ Ntar aku bilangin Eshika loh kalau kamu naksir dia. ]

Mata Tama melotot. Ingin menarik ponselnya dari jangkauan mata Eshika, tapi ia sadar itu sudah terlambat. Cewek itu jelas sudah membaca pesan Reki. Terlihat dari gestur tubuh Eshika yang terasa berbeda.

Ya ampun ini bocah.

Sebenarnya Reki ini cewek atau cowok sih?

Mulutnya astaga.

Kayak yang embyeeer bocor aja!

Dengan salah tingkah, pada akhirnya Tama mengetik balasan dengan cepat.

[ Rekiii ]

[ Tengah malam ntar atau nggak sama sekali. ]

Setelah mengirimkan pesan itu, buru-buru Tama menekan tombol daya ponselnya. Sedetik kemudian, ponselnya pun meredup. Masih sempat terlihat satu pemberitahuan pesan Reki masuk lagi. Tapi, di detik selanjutnya ponsel itu pun menggelap.

Tama memasukkan kembali ponselnya yang telah ia nonaktifkan ke dalam saku celana. Tampak salah tingkah ketika berkata.

"Reki ..., emang kadang mulutnya bocor gitu."

Lalu, Tama geleng-geleng kepala.

"Bukan kadang sih, tapi emang bocor," sambungnya kemudian. "Apalagi mungkin karena dia udah lama nggak pacaran kali ya. Jadi bawaannya malah bawel ke aku."

[Masih] Sekolah Tapi Menikah "FIN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang