10. Di Balik Keremangan

995 70 1
                                    

Eshika menghentikan langkah kakinya. Tepat ketika ia melihat mobil Tama yang terparkir dari kejauhan. Entah mengapa, tapi kakinya mendadak seperti kehilangan kekuatannya. Seperti gemetaran.

Menarik napas dalam-dalam, cewek itu berusaha menenangkan dirinya. Lantas ia pun menyempatkan diri untuk menunduk pada satu spion motor yang terparkir di dekat ia berdiri. Tangannya mengatur posisi cermin cembung itu. Mengangkatnya ke atas agar ia bisa becermin dengan benar.

Bola mata Eshika bergerak dengan cepat. Meneliti penampilannya dan merasakan jantungnya semakin berdebar-debar.

Norak nggak ya?

Keliatan menor nggak ya?

Argh!

Harusnya aku nggak perlu dandan kayak gini.

Tapi, Eshika tak mungkin kembali lagi ke toilet dan menghapus dandanannya. Bagaimanapun juga, ia sadar bahwa ia sudah terlalu lama membuat Tama menunggu. Lebih dari itu, Eshika tidak ingin kalau ia sampai berpapasan dengan siswa lain dan mereka menyadari perbedaan pada dirinya. Berdandan sebelum pulang bersama dengan Tama?

Glek.

Eshika yakin gosip akan berembus lagi.

Maka dari itu, menarik napas dalam-dalam seraya memperbaiki kembali letak spion motor itu, Eshika menguatkan dirinya. Menanamkan pemikiran di benaknya bahwa tidak aneh melihat cewek dandan setiap pulang sekolah. Ya ... biar tidak terlihat lusuh kan?

Pembelaan saja. Padahal aslinya Eshika tau dengan persis. Dia rela-rela berlari menuju toilet dan berdandan dengan terburu-buru karena ingin tampil cantik di mata Tama.

Jangan dihapus, Esh.

Pokoknya jangan.

Mengepalkan kedua tangannya, Eshika pada akhirnya menguatkan kakinya untuk kembali melangkah. Tepat ketika tangannya akan menarik pintu mobil Tama, ia membulatkan tekadnya. Lalu masuk.

Merasa malu, Eshika memutuskan untuk langsung menundukkan wajahnya tepat ketika ia duduk di dalam mobil. Berusaha bersikap biasa-biasa saja –walau itu jelas terasa sulit bagi dirinya- Eshika pun berkata dengan terbata.

"Ma ... maaf lama. Tadi ... Velly sibuk nanya-nanya."

Maafin aku, Vel.

Kali ini terpaksa aku bawa-bawa nama kamu.

"Ka ... kamu pasti lama banget nungguin aku."

Hening.

Tak ada suara yang terdengar di telinga Eshika sebagai respon permintaan maafnya. Hingga membuat cewek itu mengerutkan dahinya dan refleks mengangkat wajahnya. Menoleh pada Tama.

"Tam?"

Tama melihat pada Eshika. Tapi, ekspresi cowok itu benar-benar tidak terbaca oleh Eshika. Seperti Tama yang sedang tak sadar.

"Tam?"

Eshika mengangkat satu tangannya. Melambaikannya tepat di depan wajah cowok itu berulang kali.

"Kamu kok diam aja?"

Lalu Eshika memegang tangan Tama. Dan akibatnya, cowok itu seperti terlonjak di kursinya.

"Eh?"

Mata Tama mengerjap berulang kali. Tampak linglung untuk beberapa saat hingga kemudian baru retinanya terlihat fokus lagi.

"Esh ...."

Eshika mengerutkan dahinya. Bingung. "Kamu kenapa, Tam?" tanya cewek itu seraya mengangkat satu tangannya. Menempelkan telapaknya pada dahi Tama. "Kamu nggak yang mendadak sakit kan?"

[Masih] Sekolah Tapi Menikah "FIN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang