6. Hari Kedua Berkabung part 2

45 8 1
                                    

"Yang Mulia?"

Qimu tidak bisa menahan diri untuk mengangkat alisnya, nadanya mengandung sedikit kemarahan, ia telah menempatkan dirinya untuk melawan Putra Mahkota demi mengamankan tahta untuk Xiao Kezhi, namun Xiao Kezhi bereaksi acuh tak acuh sebagai balasannya.

Para Penjaga segera mengerti, meraka berjalan menuju bagian belakang istana dan kembali beberapa saat kemudian, membawa keluar serigala abu-abu besar dengan gigi dan cakar yang tajam dengan tatapan ganas.

"Aaah-"

Terdengar teriakan tertahan diantara kerumunan, dan semua orang tercengang ketakutan. Beberapa anggota kerajaan yang sudah tua bahkan jatuh dan pingsan.

Mungkin karena banyaknya orang asing, Weimo tampak sedikit gugup, berlarian di sekitar Xiao Kezhi dan sesekali mengeram kepada orang banyak.

"Jangan khawatir, kau akan segera diberi makan." Xiao Kezhi mengulurkan tangan dan menyentuh kepala Weimo, kemudian ia mengambil beberapa langkah kedepan, berdiri di tepi anak tangga, dan menatap Wei Fujing beserta yang lainnya dengan pandangan merendahkan.

"Siapa Asisten Direktur Kementrian Pekerjaan Umum?" Ia bertanya dengan keras.

Semua orang mengalihkan pandangan mereka ke suatu tempat di belakang Wei Fujing, bahkan Xiao Yu tidak bisa menahan diri untuk sedikit mengernyit dengan tatapan curiga.

Asisten Direktur Kementrian Pekerjaan Umum itu terkejut karena dipanggil, ia ragu-ragu sejenak sebelum mengambil beberapa langkah ke depan dan berkata: "Menteri ada di sini."

"Hmm." Xiao Kezhi meliriknya dan bertanya dengan santai,

"Kau baru saja mengatakan bahwa dekrit kaisar itu palsu, jadi Putra Mahkota yang harus naik tahta alih-alih aku, benar kan?"

Meskipun mereka dipisahkan oleh panggung, Asisten itu masih gemetar karena Weimo, ia ingin berbalik dan segera melarikan diri.

Namun, ia tidak bisa menolak dan harus menjawab Pangeran Qin. Baru saja semua orang menyaksikannya berdebat untuk mendukung Wei Fujing. Tidak mungkin ia bisa menyangkal. Selain itu, jika ia menyangkal atau mencoba untuk tidak jelas, ia tidak akan pernah bisa berharap untuk memiliki kedudukan di Istana Kerajaan di masa depan.

Ia tidak tahu apa rencana Xiao Kezhi, jadi ia tidak punya pilihan selain menjawab: "Saya, saya memang mengatakan itu."

Xiao Kezhi tidak berbicara lagi, tetapi hanya menundukkan kepalanya dan memberi isyarat pada Weimo.

Tiba-tiba, sebelum semua orang bisa bereaksi, bayangan abu-abu melompat dan menerkam Asisten itu.

Asisten itu terbelalak dan berteriak ketakutan, ia mencoba melarikan diri. Namun, semua anggota tubuhnya terjebak oleh tubuh serigala abu-abu yang besar, dan ia tidak bisa bergerak sama sekali.

Ia berteriak meminta bantuan, Weimo membuka mulutnya yang besar, memperlihatkan giginya yang tajam dan menggigit ke tenggorokannya yang terbuka di atas kerah, merobek dagingnya.

"Tolong, tolong..."

Darahnya mengucur kemana-mana, bibirnya bergerak untuk meminta bantuan, tetapi karena tenggorokannya digigit, membuatnya tidak bisa mengeluarkan suara.

Beginilah cara seorang Asisten Direktur peringkat keempat atas kementrian Pekerjaan di bunuh oleh seekor binatang buas di depan mendiang Kaisar.

Semua orang menatap genangan darah segar di tanah dengan ngeri dan tidak berani mengeluarkan suara. Xiao Yu tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya di depan umum. Bahkan ekspresi Qi Mu sangat buruk.

Tindakan Xiao Kezhi sangat kejam, sehingga membuat perdebatan mereka seperti permainan anak-anak.

Baru pada saat itulah mereka mulai menyadari bahwa Pangeran Qin dari perbatasan barat tidak memiliki rasa takut sama sekali. Argumen mereka sebelumnya tentang kebajikan, moralitas, dan etika seorang Kaisar tidak akan berguna untuk melawannya.

Ia memiliki pasukan Ganzhou yang perkasa di tangannya.

Tidak ada yang bisa menggoyahkannya.

"Tuan Qi Mu, apa yang baru saja anda katakan?" Xiao Kezhi melambaikan tangannya untuk memberi isyarat kepada para penjaga untuk membawa Weimo pergi. Namun, mayat yang dimutilasi tetap dibiarkan.

Qi Mu menahan napas di dalam hatinya dan berkata: "Yang Mulia, mohon segera naik tahta untuk memastikan stabilitas politik dan istana."

"Apa pendapat Putra Mahkota?" Xiao Kezhi kemudian mengalihkan pandangannya ke keponakannya Xiao Yu.

Di bawah tatapan semua orang, Xiao Yu melihat dari sudut matanya ke mayat Asisten Direktur dan mencengkeram bajunya dengan erat, wajahnya pucat dan gemetar.

Ia akhirnya mengerti sesuatu hari ini, semua abdi dalem yang ia kumpulkan bukanlah tandingan Pangeran Qin sama sekali. Demi kelangsungan hidupnya, ia tak punya pilihan selain menyerah untuk sementara.

Ia perlahan-lahan mengendurkan cengkeramannya, mengambil napas dalam-dalam untuk menekan amarah di hatinya dan dengan hormat berkata: "Tolong segera naik takhta lebih awal, Paman."

Bahkan Putra Mahkota setuju, jadi tentu saja orang lain tidak bisa lagi menentang.

Xu Rong dan Wei Fujing saling memandang, dan keduanya bisa merasakan kekecewaan satu sama lain. Keduanya bersujud bersama dan meminta Pangeran Qin untuk naik tahta.

Melihat bahwa tidak ada yang keberatan lagi, Xiao Kezhi berkata, "Besok, kita akan mengadakan penobatan di Sayap Timur Istana Taiji sebelum pemakaman."

Setelah itu, ia berbalik dan pergi bersama para penjaga.

Kerumunan tertegun untuk waktu yang lama sebelum mereka cukup pulih untuk perpencar dan pergi.

"Nyonya?" Cui He meletakkan tangan di dadanya untuk menenangkan hatinya yang ketakutan. Ia memegang lengan Chu Ning dengan tangannya yang lain dan mengingatkan, "Sudah waktunya untuk kembali."

Chu Ning terbangun dari pikirannya yang rumit dan mencoba yang terbaik untuk tidak melihat mayat selagi ia berjalan menuju gerbang Zhuming.

Xiao Yu sudah pergi lebih dulu dengan sekelompok abdi dalem. Karena Chu Ning tidak harus mengikuti mereka, jadi ia berjalan perlahan.

Pembunuhan itu membuatnya takut, jadi ia hanya berjalan tidak jauh sebelum kakinya menyerah. Ia tidak punya pilihan lain selain duduk di koridor untuk beristirahat.

"Nyonya, cara Pangeran Qin kurang ajar..... dan juga ........kejam ..." Mata Cuihe memerah, selagi berbisik di sebelahnya.

Sejak berdirinya Liang Agung, tidak ada Kaisar masa lalu yang membunuh seseorang secara impulsif. Selain itu, tidak ada yang mengatur binatang untuk membunuh seseorang di depan umum.

Chu Ning menekan gelombang ketakutan di hatinya dan mencoba mengingat apa yang baru saja terjadi.

Asisten Direktur itu sepertinya tidak asing baginya.

Asisten Direktur itu awalnya hanya seorang Sekretaris Departemen Peringkat Ke Sembilan di Biro Saluran Air dan Irigasi. Tapi begitu ia bersekutu dengan Xiao Yu, ia naik pangkat.

Tahun lalu, ia bertanggung jawab atas pembangunan tanggul sungai, ia berkolusi dengan pejabat lain untuk keuntungan pribadi dan menyebabkan tanggul sungai yang dibangun itu memiliki banyak cacat. Begitu banjir musim panas datang, puluhan ribu orang di sepanjang tepi sungai menderita dan banyak menimbulkan korban jiwa.

Putra Mahkota mendorong kesalahan bencana ke beberapa hakim lokal untuk menyelamatkan Asisten Direktur dari kesalahan dan hukuman.

Sepertinya dia pantas mati.

Xiao Kezhi sepertinya berpura-pura tidak mengenalnya ketika dia memanggilnya, tetapi dia pasti tahu tentang insiden tanggul sungai.

Chu Ning tiba-tiba teringat apa yang ia dengar dari Zhao Yanzhou kemarin tentang Xiao Kezhi di pasukannya, Chu Ning merasa bahwa ia mulai memahami motif pria itu.

Dia mungkin tampak seperti seorang tiran, tetapi pada kenyataannya, dia adalah seseorang yang berpegang teguh pada prinsipnya sendiri.

The Gilded CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang