Chapter I:
Davina Almeira arc.Sudah enam belas tahun genap gadis itu menjalankan kehidupan sebagai anak tunggal. Tidak, sebenarnya ia memiliki adik, namun meninggal saat berada dalam kandungan ibunya yang mengalami kecelakaan kala itu.
Hidupnya tak tentram, selalu ada permasalahan yang membuat tubuhnya ternodai, baik dengan darah, cambukan, dan luka lain yang membuatnya tersiksa.
Namun apa boleh buat? Untuk tinggal sendiripun ia tak punya uang. Ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas, yang mana masih membutuhkan sosok orang tua. Ia bersumpah ketika ia sudah bisa menghasilkan uang, ia akan angkat kaki dari tempat itu, dan melupakan semua kejadian yang pernah ia lalui.
Ibunya selalu menginginkan sosok anak laki-laki. Hanya saja, kesempatan itu hilang begitu janinnya mengalami keguguran. Ibunya mengalami trauma berat, melampiaskan emosi tersebut pada sang anak sulung, padahal tak seharusnya begitu.
Davina terlahir kuat, jangan khawatir.
Karena itu, ia mengorek informasi hasil menguping tadi malam bahwa mereka akan mengadopsi seorang anak laki-laki. Tentu saja Davina akan membantah, tetapi Davina hanyalah sosok yang tidak diinginkan ayah dan ibunya, sehingga lebih baik ia bungkam.
Mereka akan berangkat ke panti asuhan hari ini, dengan mengajak Davina, tentu saja. Ia begitu kesal, hingga sedari tadi mengerucutkan bibirnya dan mengomel pada Cherry, kucing kesayangannya.
Well, ia tetap menurut pada ayah dan ibunya, mau tidak mau. Sampailah mereka di tempat itu. Panti asuhan yang berdiri sejak ia belum lahir ini memiliki bangunan yang khas, tidak diubah sejak dulu, hanya direnovasi sedikit bagian dalamnya.
Beberapa anak ceria menyambut kedatangan ketiganya, begitu pula sang pengurus panti. Terdapat satu laki-laki berambut pirang yang parasnya begitu... Menenangkan? Laki-laki itu tersenyum padanya. Nana hanya tertunduk malu.
Bocah itu begitu manis.
Dengan rambut pirang cerah, bintik-bintik cokelat yang menghiasi wajahnya, deretan gigi rapi yang ditunjukkannya, serta mata yang menyipit begitu ia melengkungkan kedua sudut bibirnya.
Benar-benar indah di matanya.
Tapi gila saja bila ia tertarik dengan laki-laki yang lebih muda darinya.
Bocah itu juga tampak ceria ketika bermain dengan teman sebayanya, ia juga tampak seperti seseorang yang pintar. Ia jadi semakin penasaran yang manakah salah satu di antara bocah-bocah ini yang akan diadopsi oleh orang tuanya.
"Baik, apa anda yakin dengan Felix Lee?"
"Kami sangat yakin."
"Latar belakang Felix Lee belum kami ketahui. Orang tua dan relatif yang lain juga tak ditemukan. Satu-satunya data yang kami ketahui mengenai Lee adalah tanggal lahir, gender, serta usia. Namun Lee adalah seorang anak yang jauh lebih cerdas dari anak-anak lain. Bahkan hampir dalam setiap tes tulis maupun lisan ia selalu mendapat nilai sempurna."
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic Demon
Fanfiction"Halo kak, lets play, shall we?" Davina Almeira merupakan seorang gadis yang tinggal bersama keluarganya sebagai anak tunggal. Ia tersiksa selama ini karena kedua orang tuanya memang tidak menginginkan kehadirannya. Ia akhirnya harus menerima fakta...