27; Kerabat

545 88 6
                                    

Davina sudah menangkap apa yang dimaksud dengan kalimat Chris barusan, jantungnya terasa berhenti berdetak. Kesimpulannya selama ini benar, bahwa Felix membantai seluruh anggota keluarganya terkecuali Olivia Lee. Tetapi kemudian, ribuan pertanyaan kembali muncul di otaknya.

"Waktu penyelidikan di Rosemary Boulevard, Detektif Chris tidak melihat adanya mayat kedua orang tua Felix? Atau Olivia Lee?"

"Itu jawaban yang saya ingin cari dari pertanyaan saya, Davina. Kamu mau membantu saya melakukan penyelidikan disana? Saya berjanji, tidak akan lama."

"T-tapi orang tua saya..."

"Saya sudah telepon nomor polisi sejak kita berbincang tadi, tidak perlu khawatir. Pasti mereka akan segera ke rumah kamu."

"Baik, Detektif Chris, saya mau."

Dengan begitu, Davina menutup pintu mobil yang sedari tadi terbuka, dan Chris langsung melajukan kendaraannya tanpa basa-basi. Ia mengemudi dengan kecepatan tinggi, namun masih hati-hati terhadap sekelilingnya karena ia membawa seorang gadis yang masih bersekolah. Akan gawat bila ada apa-apa yang terjadi pada Davina.

"Sejak kapan kamu sadar kalau ada sesuatu yang salah dengan adik kamu?" Chris membuka pembicaraan, agar keadaan tak terlalu tegang di antara mereka.

Davina berpikir sejenak, lantas membalas, "Regina menyuruh saya untuk datang ke rumahnya, lalu dia bilang bahwa Felix yang membuatnya lumpuh. Saya awalnya tidak percaya, tetapi jika dikaitkan, peristiwa pembunuhan di akademi saya memang ada sejak kehadiran Felix. Sebelum Felix datang, keadaan aman-aman saja. Saya sudah ingin lapor polisi sejak dua minggu yang lalu, tetapi saya tunda karena saya tidak memiliki bukti apa pun. Saya tidak tau kalau Detektif Chris menyelidiki kasus Keluarga Lee."

Chris mengangguk. "Bagus kalau kamu menyadari hal itu, lalu setelah Felix ditangkap, apa yang ingin kamu lakukan kepadanya?"

"Mungkin Felix bisa dimasukkan ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan terapi. Saya rasa ada sesuatu yang salah atau mungkin ada penyimpangan pada otaknya."

Percakapan yang berlangsung singkat itu mampu mengalihkan keduanya pada perjalanan yang cukup panjang. Hanya dalam kurun waktu sepuluh menit Chris sudah bisa mengantarkan Davina pada rumah adiknya yang sebenarnya. Gadis itu cukup mengagumi Kediaman Lee sejenak, sebelum Chris akhirnya menuturinya untuk masuk karena mereka tak memiliki banyak waktu. Dan benar perkataan pemuda itu, bahwa kendaraan Lee masih berjajar lengkap disana. Kemungkinan besar sang detektif juga memiliki data mengenai harta yang dimiliki oleh Keluarga Lee.

Rumahnya kusam, namun masih tetap berdiri kokoh dan tegap setelah bertahun-tahun, ia lihat foto keluarga yang terpampang besar di ruang tengah, bahkan pada foto itu juga tidak terdapat sosok Felix, ia benar-benar diasingkan oleh keluarganya sendiri. Hanya terdapat Olivia yang berada di antara Owen dan Anastasia. Benar ucapan sang detektif bahwa Olivia memiliki beberapa luka lebam di sekujur tubuhnya. Chris tidak ingin meninggalkan Davina, jadi mereka tidak berpencar. Namun setelah menyusuri lantai atas dan bawah, memang tidak ditemukan tanda-tanda mayat kedua orang tua Felix. Dimana lelaki itu menyembunyikan mayatnya? Atau mungkin ia membunuhnya di tempat yang berbeda?

Keduanya masih tetap berjalan menyusuri rumah itu, Chris sudah melakukan penyelidikan berulang kali, namun hasilnya tetap nihil. Ia berharap dengan dibawanya Davina kemari akan menyelesaikan masalahnya, karena gadis itu memiliki otak yang cukup jenius untuk hal ini. Ia juga ingin masalah Felix cepat diselesaikan. Davina berhenti sejenak begitu lantai yang terbuat dari kayu itu diinjaknya. Kriet. Ia memastikan bunyi yang baru saja ia dengar dengan menginjak kayu yang sudah keropos itu kembali.

"AAAAAA!"

Namun penasarannya malah menjebloskannya pada lubang yang tak ia tahu menuntun dirinya pada ruangan bawah tanah milik Kediaman Lee. Chris cepat-cepat menghampiri sang gadis, mengintip pada lubang yang baru saja jebol oleh perlakuan Davina. Pemuda itu panik, di sisi lain juga merasa heran karena selama ia menyelidiki, tak ditemukan tangga yang dapat menuntunnya menuju ruang bawah tanah rahasia ini.

"Davina, tunggu, saya akan menyusul ke bawah."

Ia tahu benar bahwa Davina kesakitan, karena jarak antara lantai yang ia pijaki dengan ruang bawah tanah itu cukup jauh. Chris mengikat mati tali pada pilar penyangga rumah, kemudian menggunakan tali itu untuk turun ke bawah dengan selamat. Begitu sampai di sana, dalam hidungnya menyeruak aroma yang tak sedap, jauh dari saat ia dan Narendra melihat mayat yang hendak diautopsi.

"Kamu nggak apa-apa? Sakit ya?"

Davina mengangguk, mengaduh kesakitan karena lengannya terlebih dahulu yang menyentuh tanah, pasti itu akan lebam besoknya. Chris membantu Davina untuk berdiri, lantas mendudukkan gadis itu pada sofa yang terdapat pada ruangan tersebut.

Ia kemudian menyusuri satu persatu folder pada lemari kaca yang dikunci, tentu saja ia pecahkan dengan alat-alat yang ia punya. Namun betapa terkejutnya ia ketika menemukan satu folder yang berisikan seluruh anggota lengkap Keluarga Lee beserta kerabatnya. Foto-foto itu selalu tampak familiar di matanya.

"Davina, tau kenapa Felix sangat protektif terhadap kamu meskipun kamu kakak tirinya?"

Ia menggeleng.

Chris kemudian menyodorkan foto keluarga besar yang ada pada folder tersebut. Netra Davina melotot lebar saat mengetahui bahwa ia dan kedua orang tuanya ada disana, berdiri, persis di sebelah Felix dan keluarganya. Dan yang membuat jantungnya berdegup lebih kencang lagi, adalah fakta bahwa Sam juga ada disana.

Ia baca perlahan-lahan, satu demi satu kalimat ia telusuri, matanya berpindah tempat.

Lee;

Felix Dimitrius Lee

Olivia Anastasya Lee

Anastasia Irina Lee

Owen Dimitrius Lee

Ia berpindah pada kertas ungu yang dicantumkan pada pojok kanan atas halaman.

Kim;

Davina Kim Almeira

Emilya Kim Almeira

Ericko Kim

Jadi... selama ini ia masih memiliki hubungan darah dengan Felix? Meski itu kerabat atau mungkin saudara jauh? Fakta aneh macam apa lagi yang harus ia telan?

Hwang;

Samuel Hwang

Julia Georgiana Hwang

Jonathan Samuel Hwang

"Itu mengapa yang membunuh Sharon bukan Felix, tetapi Sam."

Deg.

"Kok...?"

"Karena Sam punya love interest dengan kamu, Davina. Sementara Felix hanya menyukai kamu sebagai kakak dan adik, tidak lebih. Dan kalau kamu baca disini,"-Chris membalikkan halamannya- "Hwang bukan termasuk keluarga kamu, mereka hanya rekan kerja, rekan perusahaan. Sam merupakan teman Felix sejak kecil, oleh karena itu, dia bersedia untuk membantu Felix dalam menyingkirkan apa saja yang mengganggu kamu. Saya menemukan bukti saat wawancara, terlihat sekali bila Sam punya perasaan yang lebih kepada kamu."

"Tapi saya jauh lebih tua daripada Sam..."

"Itu tidak penting bagi sebagian orang, kata mereka, cinta tidak butuh alasan, kan?"

Ia masih sulit untuk menerima kenyataan bahwa apa yang dikatakan Chris benar adanya. Rasanya susah untuk diterima akal sehatnya.

"Yang membantu perekonomian kamu selama ini adalah keluarga Felix dan Sam. Itu kenapa ayah dan ibu kamu tidak pernah melakukan kekerasan pada Felix seperti apa yang mereka lakukan terhadap kamu."

Angelic DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang