08; White Book

880 155 2
                                    

Davina rasa, hari ini kedua orang tuanya akan pulang setelah tiga hari lebih mereka di rumah hanya berdua. Jadi ia harus mempersiapkan sebaik mungkin. Sudah sejak siang tadi ia sibuk berkutat di dapur untuk menciptakan hidangan lezat. Biasanya ibunya begitu menyukai kari ayam dan daging empal buatannya. Yah, meski ia terus dicecar akan kesalahan kecil seperti kurang asin atau kurang manis.

Adiknya juga tak berada di dekatnya sejak pulang sekolah. Felix berkata bahwa ia sedang bermain dengan Sam dan yang lain. Tetapi sekarang sudah menunjukkan pukul tujuh petang menjelang malam dan belum ada tanda-tanda yang menunjukkan adiknya pulang. Selain khawatir, yang dimarahi pertama kali oleh ayah ibunya adalah Davina karena tidak mampu menjaga adiknya dengan benar. Ia juga memeriksa ponselnya beberapa kali, tetapi adiknya tidak memberi kabar.

Ting.

FelixxxxLee_

/sends a picture

Habis ini Felix pulang kok kak, lagi beres-beres dapur habis masak sama Sam! Hehehehe. Dapet salam dari Sam juga, katanya kakak cantik!

DavinaAlmeira
Ahh okay, have fun, Lixie. Pulangnya jangan terlalu malam ya, enjoy your time dulu sama Sam. Baik-baik dan jangan ngerepotin Sam! Habis ini mama papa pulang soalnya.

FelixxxxLee_
Siapp, tunggu aku di rumah ya kakak!

Ia mematikan ponselnya setelahnya, melanjutkan kari ayamnya yang belum selesai direbus. Tetapi rasanya sia-sia apabila ia hanya duduk berpangku tangan menunggu ayam dan dagingnya selesai direbus. Ia harus melakukan sesuatu yang lain.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengambil kemoceng biru di dekatnya.  Berniat menghapus jaring laba-laba pada kamarnya sendiri dan kamar adiknya. Yah, sepertinya ia tidak memerlukan usaha besar untuk membereskan kamar adiknya karena Felix adalah seseorang yang peduli akan lingkungannya.

Ia menggunakan kaos hitam yang digunakan untuk mengelap peluhnya, jatuh dari dahi hingga leher. Membuat parasnya tampak bersinar terkena terpaan cahaya lampu. Terus terang, tubuhnya begitu remuk saat ini. Karena ia hanya mendapat satu jam istirahat setelah pulang sekolah, kemudian melanjutkan aktivitasnya untuk berbenah. Belum lagi ia harus menata pelajaran dan belajar untuk hari esok.

Membayangkannya saja sudah sangat lelah.

Ia akhirnya membuka pintu kamar adiknya, aroma kue menyeruak di hidungnya untuk yang kedua kalinya ia masuk ke ruangan ini. Dekorasi baru ini tampak begitu ceria dan girly, lucu sekali, hiasan dinding berbentuk hati dan berwarna merah muda.  Ia juga tidak ingat kapan terakhir kali yang lebih muda membeli dream catcher yang ada di depan pintu. 

Pisau yang pernah ia pandang di ujung ranjang kini tidak ada, entah kemana. Mungkin Felix sudah mengembalikan benda itu di dapur(?) Atau pisau itu memang miliknya, tidak ada yang tau. Ia melihat hoodie lelaki itu yang tergantung di kursi. Nanti saja ia akan membawanya ke mesin cuci. Jujur, tidak ada yang harus dibersihkan di tempat ini. Felix benar-benar menjaga kamarnya sendiri dengan sangat baik.

Namun atensinya teralih begitu ia melihat jajaran dan tumpukan buku pada lemari cokelat tua di sebelah meja belajar itu. Terdapat sebuah buku dengan cover tebal berwarna putih dan sebuah pembatas yang menjadi satu dalam buku itu. Tidak memiliki judul, tulisan, atau ukiran apapun. Ia benci sekali mengutak-atik privasi orang lain, tapi demi Tuhan, ia begitu penasaran saat ini.

Ia tidak menemukan apa-apa pada halaman pertama.

Begitu ia membuka halaman yang diberi pembatas, betapa ia terkejutnya bukan main.

Disana terdapat jajaran orang yang merundungnya. Dan nama Georgio dicoret dari list itu. Tinta yang ia gunakan berwarna merah gelap.

Tanpa menunjukkan keterangan apapun, sudah membuatnya bergetar ketakutan, ia menutup kembali buku itu dan berdiri untuk mengembalikan pada tempat asalnya.

Ia merasa seseorang telah mengawasinya dari belakang.

"Kakak lagi lihat apa?"




Angelic DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang