7.Pahlawan Pribadiku

21 2 0
                                    

Arpan mengendarai motornya membelah jalanan yang terguyur oleh hujan.Ia tak mengenakan jas hujan.Tubuhnya di biarkan basah kuyup begitu saja.Ia ingin mencari Aira,entah kenapa ia menjadi peduli pada teman sebangkunya itu.

Tak butuh waktu lama,dari kejauhan ia melihat seorang perempuan menggendong ibunya di bawah derasnya air hujan.Aira berjalan dengan pelan.

Arpan segera menghampiri Aira."AIRAAA"teriak Arpan.

Sontak saja Aira berhenti dan menoleh ke sumber suara."Arpan?Lo ngapain?"tanya Aira.

"Ai...." Ucap Arpan tak tega melihat keadaan Aira.Tangannya gemetar tanda kedinginan,bibirnya juga memutih,matanya terus mengeluarkan cairan bening.

"Arpan maaf tapi gue buru buru,kalo mau ngomong besok aja di sekolah" Ucap Aira hendak pergi.

Arpan mencegah Aira dengan memegang pundak Aira yang bergetar."Mending lo duduk dulu"ucapnya.

"Ga bisa Arpan,gue harus buru buru bawa mama ke puskesmas" Ucap Aira kekeuh.

"Ai tapi mama lo...."

"Gue permisi" Ucap Aira ingin melanjutkan lagi langkahnya.

"Aira tunggu!!"

"Mending lo nurut sama gue,lo istirahat dulu gue temenin,gue pesenin taksi ya?Kasihan mama lo kehujanan" Ucap Arpan menatap Aira dengan lekat.

"Lo mau ga mau kan mama lo tambah sakit?Istirahat dulu Ai sambil nunggu taksi,gue temenin" Ucap Arpan meyakinkan Aira.

Akhirnya Aira patuh juga,ia membawa ibunya ke pos ronda yang letaknya tak jauh dari tempatnya berada.Arpan membantu Aira untuk membaringkan Arin.

"Taksinya masih lama ya?" Tanya Aira.

Arpan hanya mengangguk sebagai jawaban."Taksinya mana sih,kok lama?"

"Ai...." Panggil Arpan pelan.

"Kenapa?" Tanya Aira.

"Izinin gue buat meriksa detak jantung mama lo" Ucap Arpan.

Aira menggeleng diiringi dengan air mata yang kembali menetes."Enggak,nggak usah detak jantung mama masih ada kok"ucapnya.

"Tapi Ai...."

"Lo percaya deh sama gue,mama gue baik baik aja kok,denyut nadinya juga masih ada,detak jantungnya juga masih ada,lo jangan ngada ada" Ucap Aira sambil mengusap air matanya dengan kasar.

"Ai mama lo udah......"

"Stop,please stop Arpan" Ucap Aira sambil memejamkan matanya.

"Mama lo udah ga ada Ai" Ucap Arpan dengan satu tarikan nafas.

"ENGGAK!LO BOHONG,MAMA MASIH ADA KOK.INI DIA DI SAMPING GUE,MAMA MASIH ADA"

Arpan hanya bisa menghela nafas panjang,ia tau kalau Arin sudah tiada terlihat dari seluruh badannya yang pucat dan hembusan nafas yang tak lagi ada.

"Ma....mama bangun,ini Aira mama jangan pergi ninggalin Aira,mama ga usah khawatir papa ga bakal ninggalin mama kok,nanti Aira bilang sama papa" Ucap Aira sambil mengusap usap wajah Arin.

"Ma....mama bangun yuk ma,jangan pergi ma" Ucap Aira dengan berlinangan air mata.

"Arpan,mana taksinya?Kok lama?" Tanya Aira.

Yang di tanyai hanya bisa menunduk dalam dalam,sebenarnya Arpan pun tak memesan taksi karena ia tau Arin sudah tiada dan percuma saja jika membawa Arin ke puskesmas.

"Arpan jawab"

"Oh lo bohongin gue yak?Ya udah mending gue gendong mama lagi,mending jalan kaki dari tadi" Ucap Aira bersiap siap ingin menggendong mamanya lagi.

Kebencian & KepergianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang