9.Berubah

18 3 0
                                    

"Biar gue aja yang pindah,lo di sini aja" Ucap Arpan menahan Aira agar ia tak pindah tempat duduk.

"Ga usah ngatur ngatur ngatur gue,mending gue sebangku sama Yaksa dari pada sama elo,yang ada gue kena masalah mulu" Ucap Aira tegas lalu pergi menuju bangku yang berada di pojok belakang.

"Gara-gara Neris gue jadi duduk sendiri,ga ada sumber contekan ini mah" Gumam Arpan sambil mengacak rambutnya.

Dari kejauhan Aira tersenyum miring,selama ini ia baru sadar,ia hanya di manfaatkan oleh Arpan.Memang selama ini Arpan selalu mencontek Aira,dan Aira tidak menolak karena tak enak hati.

"Gue ga mau di manfaatin lagi" Batin Aira sambil menahan emosi.Dari dulu selalu seperti ini,jika ada orang yang mendekati Aira pasti ada maunya.Tidak ada orang yang benar benar tulus kepadanya.

"Yaksa,gue duduk sama lo ya" Ucap Aira kepada Yaksa.Yaksa Bagaskara seorang laki laki yang mempunyai berat badan yang cukup tinggi,sehingga ia sering menjadi bahan olokan oleh teman sekelasnya.

"Lo ga jijik sama gue?" Tanya Yaksa sambil menatap Aira yang masih berdiri dengan membawa ranselnya.

"Jijik?Ngapain?Ga ada tai juga"Jawab Aira.

"Lo tau sendiri mereka sering ngejek gue soalnya gue gendut,katanya jijik" Ucap Yaksa dengan raut muka yang menunjukkan kesedihan.

"Dan gue bukan mereka,gue ga jijik sama lo,Tuhan menciptakan manusia sebaik baiknya.Mulut mereka tuh minta di cuci" Ucap Aira sambil meletakkan ranselnya di kursi samping Yaksa.

"Gue ga peduli,pokoknya gue mau duduk sama lo"

"Terserah,semoga lo betah duduk sebangku sama gue" Ucap Yaksa sambil tersenyum.

"Dan semoga lo ga ngusir gue kalo gue duduk di sini"Aira terkekeh sambil membenarkan helai rambut yang menutupi sebagian wajahnya.

Perhatian Aira teralihkan ketika Lea dan Lita masuk ke kelas secara bersamaan.Biasanya Aira yang berada di posisi Lita,tapi sekarang posisinya sudah tergantikan.

Lea dan Aira saling menatap dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.Ingin sekali Aira menghampiri Lea dan meminta maaf,ia juga berharap bisa berteman kembali dengan Lea.

Namun semua niat itu ia urungkan,ketika Lea lebih memilih bercanda dengan Lita.Rupanya sahabatnya itu sudah memiliki sahabat lagi.

"Gue mau minta maaf sama lo,tapi kalo gue pikir pikir gue ga ada salah sama lo" Batin Aira sambil melirik Lea.

"Makin muak gue,ga inget aja dulu kalo butuh larinya ke gue,eh pas udah ga butuh gue di buang kek sampah" Batin Aira berdecih.

Lamunan Aira buyar ketika salah satu circle kelasnya menghampirinya."Di jam ke empat ada fisika,dan gue belum ngerjain tugas,gue nyontek punya lo dong"Ucap Ani memohon.

Aira memutar bola matanya malas,ia sangat benci hal ini.Sudah cukup selama ini ia di manfaatkan,sudah cukup selama ini ia selalu di conteki.Sudah saatnya Aira mengakhiri semuanya.

"Jawabannya ada di google,tinggal salin" Ucap Aira acuh,ia menjawab sambil bermain ponselnya,tak menatap Ani sama sekali.

"Ya gue bingung kalo liat google,gue liat punya lo aja,mana buku lo" Ucap Ani dengan nada memelas.

"Jawaban gue sama yang ada di google,lo tinggal salin." Padahal Aira menjawab sendiri tanpa melihat google,karena tau sendiri kalau Aira tak boleh melihat google saat mengerjakan tugas.Dan bahkan Aira sendiri tak tau jawaban itu ada di google atau tidak.

"Sekarang lo ga mau ya gue contekin lagi?" Tanya Ani sedikit ngegas.

"Enggak!" Ucap Aira tegas sambil menatap Ani dengan tajam.

Kebencian & KepergianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang