31. Keberuntungan atau Kerugian?

13 2 0
                                    

"Udah kenyang?" Tanya Agam.

"Kenyang apaan,pesenan gue di pancal ayam lagi,kagak jadi makan gue." Kesal Aira.

Ya memang benar tadi pesanannya sudah selesai,hampir saja terletak di meja tapi ayam kurang ajar itu malah terbang karena di kejar kucing,alhasil sepiring nasi goreng itu berhamburan dan piringnya pecah.Bahkan Aira di suruh bayar untuk ganti rugi piring yang pecah tersebut.

"Gara-gara lo ya uang gue jadi habis." Ucap Aira kesal.

"Gara-gara lo juga gue gak jadi makan,awas lo pokoknya lo punya utang sama gue." Ucap Aira tajam,lalu ia pergi dahulu ke motor Agam.

"Besok saya traktir lagi." Ucap Agam sambil memakai jaket yang sempat ia lepas tadi.

"Lagi?emang lo pernah traktir gue?"

Agam meringis pelan,sepertinya ia salah berbicara."Maksudnya...."

"MAKSUDNYA APA HAH?"

Tuh kan,singanya keluar.Agam lebih milih diam saja,takut kalau berbicara akan salah.

"Kenapa diam aja cobak?Maksudnya apa?" Ucap Aira sambil menampol lengan Agam.

Agam mengusap lengannya yang terasa panas,tampolan Aira oke juga."Jangan marah-marah,saya takut." Ucapnya mengusap kedua bahu Aira.

Tahan...tahan,jangan tersenyum.

"Senyumnya jangan di tahan,jelek tau."

Aira menutup wajahnya,benar juga kalau senyumnya di tahan akan terlihat jelek.

"Mau pulang gak?" Tanya Agam yang sudah nangkring di motor.

Aira tak menjawab,ia masih menyembunyikan senyumnya."Kalo mau ketawa,ketawa aja jangan sampai yang ketawa bagian bawah." Ucap Agam sambil melajukan motornya.

Aira ngeleg, "hah bagian bawah?Maksud lo pantat?Pantat ketawa terus ngeluarin kentut gitu?" Tanya Aira yang sudah tertawa terpingkal-pingkal.

Agam mengganguk,ia tak mampu berbicara karena ngakak.Sumpah ia membayangkan pantat ketawa yang kemudian mengeluarkan kentut dengan suara yang menggelegar.

"Punggung saya jangan di tabok." Keluh Agam karena Aira tertawa sambil menabok,dan itu membuat punggung Agam panas.

"Lagian kata kata lo bikin ngakak njir,masak pantat ketawa sih." Ucap Aira berusaha menghentikan tawanya,kasihan juga Agam,nanti punggungnya bisa bolong.

"Saya suka liat kamu ketawa."

Duarr,ketawa Aira berhenti seketika digantikan dengan ekspresi seperti patung."Kok malah diem?" Tanya Agam.

"Gamm bisa gak sih ga usah ngomong kata kata kek gitu." Ucap Aira yang merasa,lama-lama Agam bahaya juga.

"Kenapa?Salah ya kata-kata saya?"

"Ya enggak salah,tapi itu bikin jantung gue ga aman." Balas Aira.

Agam terkekeh, "apa perlu saya jadi satpam?biar jantung kamu selalu aman?"

"Ga,ga perlu lo jadi orang aja ya jangan aneh aneh." Ucap Aira terpaksa senyum.

"Oh iya,rumah kamu mana?"

"Masih jauh dikit,ntar kalo ada pertigaan belok kanan,terus ada tanjakan,terus ada belokan,habis itu nganan,terus agak lurus dikit,nah nyampe tuh." Jelas Aira berharap Agam akan mengingatnya.

"Oke."

Hah?Oke?Jadi Agam akan mengingatnya?Kok bisa?Kalau Aira yang di kasih petunjuk seperti itu,mungkin akan sampai di selat sunda,karena Aira mudah lupa.

Kebencian & KepergianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang