15.Diantara Gelapnya Malam

15 2 2
                                    

Aira pulang sekolah dengan lesu,hari ini benar benar melelahkan.Untungnya dunia sedikit berpihak kepadanya,rasa sakit di perutnya sudah hilang.Dengan begini ia bisa mengerjakan tugas rumah dengan cepat dan bisa beristirahat.Dan ia lebih bersyukur,hari ini tak ada PR,ia menyukai hal ini.

"Beres beres dulu baru makan." Ucap Dika sambil menghampiri Aira yang sedang makan dengan lauk tahu dan sambel.

"Gue laper,mau makan.Ntar beres beresnya." Ucap Aira sambil mengunyah makanan itu dengan lahap.

"Paling enggak,ganti dulu kah seragam lo.Besok masih di pakai kan?"

"Bisa diem gak sih lo?Ntar gue juga ganti,gue laper mau makan dulu.Mending lo pergi sana,cari kerjaan kek apa kek biar gak nggangur terus."

"Gue udah cari kerjaan,tapi gak nemu.Susah."

"Ya udah sono lo pergi.Ganggu aja lo." Aira mengusir Dika,ia tak suka di ganggu saat sedang makan.Ia hanya ingin makan dengan tenang.

"Main usir usir aja lo kek ngusir ayam." Dika menoyor kepala Aira,lalu segera pergi sebelum  panci melayang untuk kedua kalinya.Aira memutar bola matanya malas,kakaknya itu gak jelas,pikirnya.

~•••~

"Aira!?Ngapain kamu?" Tanya Rudi setelah selesai melaksanakan sholat isya.

Aira yang bersantai di kursi mendongak menatap ayahnya."Mainan HP?Kenapa?Ada yang bisa Aira bantu?" Tanya Aira.

Tiba-tiba Rudi menyahut ponsel yang Aira genggam."MAINAN HP TERUS,MAU PINTAR DARI MANA KAMU HAH?HP BIKIN KAMU BODOH,AIRAAAA!" Bentaknya.

"MASUK KAMAR DAN BELAJAR!" Titah Rudi kasar.

"GAK MAU.AIRA GAK MAU BELAJAR,BIAR AJA AIRA BODOH,KALAUPUN AIRA BERPRESTASI,PAPA PALING GAK BANGGA SAMA AKU." Balas Aira sambil bangkit dari duduknya.

"KAMU BERANI LAWAN PAPA?KAMU BENAR BENAR BIKIN PAPA EMOSI, AIRA!"

"AIRA CAPEKKKK PA.CAPEK!AIRA PENGEN BEBAS DARI PAPA,AIRA MUAK SAMA PERATURAN YANG PAPA BUAT." Bentak Aira dengan mulut yang bergetar menahan tangis.

"PAPA BUAT ITU SEMUA DEMI KEBAIKAN KAMU,AIRAAA."

"Kebaikan?Kebaikan dari mana pa?Aku tertekan pa.AKU TERTEKAN." Ucap Aira sambil memukul mukul dadanya.

Plak

Rudi kembali melayangkan tamparan ke arah pipi Aira."PAPA JUGA CAPEK SAMA KAMU.PAPA TERTEKAN PUNYA ANAK KAYAK KAMU,SUSAH DI ATUR." Bentaknya benar benar murka.

Aira menatap wajah Rudi dengan mata yang berkaca kaca.Ia tak percaya ayahnya mengatakan hal itu.Kalau mau,ia tak ingin di lahirkan di dunia yang jahat ini.

Aira berlari keluar rumah sambil mengusap air matanya dengan kasar.Tak peduli apapun itu,ia hanya ingin ketenangan.Ia lelah.

"MAU KEMANA KAMU?GAK USAH PULANG SEKALIAN,KAMU PERGI PAPA BAKALAN SENENG.GAK ADA LAGI BEBAN KELUARGA." Teriak Rudi sambil mengamati Aira yang berlari dengan cepat.

Dika yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala."Orang rumah pada sinting." Gumamnya.

"Mending pergi,dari pada di rumah kayak neraka.Panas."

"Mau kemana kamu?Mau nakal kayak adik kamu?" Tanya Rudi tajam.

"Cari kerjaan." Jawab Dika berbohong.Tak ingin memperpanjang masalah,Dika segera pergi dari sana.

Kebencian & KepergianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang