Sesuai rencana tadi,Agam bergegas mengunjungi kediaman Aira,ia berharap Aira akan menyapanya dan tersenyum manis di ambang pintu.Karena jujur saja,feelingnya mengatakan kalau Aira tidak baik baik saja.
Agam mengamati rumah Aira dari kejauhan,ada Rudi di teras rumah di temani dengan secangkir kopi.Rudi terlihat sedang bahagia,dapat Agam lihat jika bibirnya mengukir senyum yang lebar.
"Ada yang aneh." Ucap Agam lirih.
Bahkan Agam sempat berfikir jika Rudi mengalami gangguan jiwa."Saya gak boleh suudzon,mungkin beliau sedang di landa kebahagiaan makanya senyum seperti itu." Ucapnya menepis pikiran buruk itu.
Agam tidak berani jika langsung nyelonong masuk begitu saja,ia akan masuk ke rumah Aira jika Rudi sudah pergi dari sana.
Agam berniat untuk bersembunyi di kandang sapi yang sudah tak terpakai,ia akan menunggu di sana.Ia hanya ingin memastikan bahwa Aira baik baik saja.Ia sedikit menajamkan pendengarannya ketika Rudi membuka suara.
"Dengan begini Aira akan semakin di benci,makin banyak orang yang benci dia,aku makin senang."
"Tapi....ngomong-ngomong apa Aira tewas?Dari kemarin aku gak ngecek keadaannya,tapi kalau dia tewas,aku akan senang tidak ada lagi yang minta uangku ketika gajian." Ucap Rudi terkekeh.
Ia tadi berbohong,ia berbohong kepada pihak sekolah dan mengarang cerita.Aira masih ada di dalam kamar,ia tidak kabur dari rumah.Dan rupanya,acting Rudi berhasil,mereka percaya dengan semua ucapannya.
"Mau kemana kamu?" Tanya Rudi yang melihat Dika menaiki motornya dan berdandan rapi.
"Cari kerjaan." Jawab Dika asal lalu melajukan motornya begitu saja.
"Punya anak kurang ajar semua.Mending aku pergi dari sini,kalau Aira tewas aku gak mau di salahin." Ucap Rudi lalu pergi begitu saja,bahkan pintunya tidak di kunci.
Agam yang mendengar semua itu terkejut,perasaannya semakin tidak enak jika mengingat Aira.
"Saya harus masuk ke rumah itu." Ucap Agam penuh tekad.
Sebelum memasuki rumah itu,Agam melihat sekitar apakah ada orang atau tidak,dan ternyata sepi tidak ada siapa siapa disini.
Dengan cepat Agam memasuki rumah Aira dan tak lupa untuk menutup kembali pintu utama itu.Agam mencari cari di mana kamar Aira.Tidak susah,karena di rumah ini hanya ada tiga kamar,dan hanya ada satu kamar yang terkunci pintunya.
Karena penasaran,Agam mencoba membuka pintu tersebut namun gagal karena terkunci.
"Aira...Aira apa kamu di dalam sana?" Tanya Agam seraya mengetuk pintu kamar Aira.
"Aira,ini saya Agam tolong buka pintunya."
"Apa kamu baik baik saja?Aira?Tolong buka pintunya."
Agam terus mengetuk pintu tersebut,namun tetap saja tidak ada jawaban dari dalam,hingga ia frustasi sendiri.
"Ini pintunya di kunci,di mana kuncinya?" Tanyanya sambil mencari cari kunci,berharap akan menemukannya.Dan benar saja,Agam melihat kunci di bawah lemari dan ia berharap itu benar kunci kamar Aira.
Ceklek
"Alhamdulillah Ya Allah." Ucap Agam ketika pintu tersebut terbuka,ia bergegas masuk untuk melihat apakah ada Aira atau tidak.
Agam terkejut ketika melihat Aira terbaring dengan mata terpejam,ia segera menghampiri Aira dan membangunkannya.
"Aira hei." Ucap Agam sambil mengangkat kepala Aira agar bersenderan di pahanya.
Bola mata Agam membulat sempurna ketika melihat ada banyak goresan di tangan kiri Aira,dan ia juga melihat noda darah yang sudah mengering di alas tidur yang di kenakan oleh Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kebencian & Kepergian
Teen FictionNew Story Aira dan Agam dua insan yang di pertemukan secara tiba-tiba.Hingga keduanya mengenal lebih dalam lagi.Agam tau bagaimana hancurnya hidup Aira,tapi Aira tak tau bagaimana hancurnya hidup Agam.Bahkan kehancuran hidup Agam di karenakan olehny...