24. Tulisan Papa

13 1 0
                                    

Sesuai keinginan Agam kemarin yang meminta untuk Aira menemani mencari barang rongsokan,bukan menemani sih tetapi membantu.

"Gam,mending gue cari kerja aja gak sih?" Tanya Aira dengan membawa karung yang besar,karungnya muat jika Aira masuk ke dalamnya.

"Enggak,kamu ikut saya." Ucap Agam keras kepala,ia ingin Aira ikut dengannya.Entah,Agam sendiri tidak tau kenapa ia jadi seperti ini.

"Gam,tapi ntar gue ngerepotin lo lagi.Ntar lo misuh misuh." Ucap Aira dengan bibir yang mengerucut ke bawah.

"Enggak,kamu tetep ikut saya.Oh ya,emang saya pernah misuh misuh?" Tanya Agam dengan satu alis yang terangkat.

Aira meringis pelan,ya memang sih Agam tak pernah misuh-misuh seperti reog."Ya enggak sih." Jawabnya malu.

Sebenarnya Aira fine-fine aja jika harus ikut dengan Agam,tetapi ini sangat amat tidak aman buat jantung.Semalam Aira mimpi indah,dalam mimpinya Aira melakukan hal yang uwu-uwu dengan Agam yang membuat pagi ini jantungnya seperti di pompa saat bersanding dengan Agam.

"Ayo berangkat." Agam menarik tangan Aira dengan lembut.

Dengan sentuhan fisik seperti ini,Aira tak kuat,ia tak sanggup.Bahkan lututnya seperti berubah menjadi jelly.Aira meleyot.

"Lepasin tangan gue." Aira menarik tangannya hingga terlepas.

"Maaf." Ucap Agam datar.

"Eh ntar mampir ke rumah gue yak,gue pengen tau kondisi rumah gue gimana."

Agam mengangguk, "ayo berangkat takut kesiangan." Ucapnya lalu mereka berjalan dengan posisi Agam di depan dan Aira di belakang.

Agam membawa karung dengan benar tidak seperti Aira yang membawa karung dengan cara di seret.Bahkan sekarang Aira tak fokus ke jalanan,ia fokus ke tubuh tegap Agam.

Pikiran Aira seperti ini.

"Dadanya bidang banget,pasti nyaman buat di peluk."

"Rambutnya berantakan sih,tapi ganteng banget."

"Uhh otot tangannya,berdamage."

"Sumpah keknya nyaman banget kalo di peluk."

Begitulah pikiran Aira saat ini,karena ia mengakui bahwa Agam memanglah ganteng.

Kalau di lihat orang lain pasti Aira akan di cap orang gila karena senyum senyum sendiri sambil menggigit bibir bawahnya.

Hingga tak sadar...

Krek

Bruk

Karung yang Aira bawa tersangkut di batu dan Aira jatuh ke depan,menabrak punggung Agam.Tapi untungnya,Agam tidak terjatuh malah ia menangkap tubuh Aira agar tak menyentuh tanah.

Sedetik....

Dua detik....

Aira bangun dan menjauh dari tubuh Agam,bisa-bisanya ia jatuh,untung belum sampai nyusruk ke tanah,kalau nyusruk kan malu.

"Lain kali hati-hati." Ucap Agam.

Aira canggung sendiri, "eh,iya makasih udah nolongin." Ucapnya tersenyum paksa.

"Kamu mikiran apa sampai gak liat jalan begitu?"

'Mikirin kenapa lo bisa ganteng', namun Aira hanya berani mengatakan hal tersebut di dalam hati.

"Mikirin saya?" Sial,kenapa Agam seperti tau apa isi otak minim Aira ini.

"Dih GR lo,lo berharap kan gue mikirin lo?" Ya pada kenyataannya memang benar sih.

Kebencian & KepergianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang