34. Selalu Sendiri

11 3 0
                                    

Aira tak pingsan,ia hanya sedikit mabuk dengan bau tadi.Dan gara-gara bau jahanam tadi,Aira berhasil masuk ke UKS.Kepalanya menjadi berdenyut,entah karena bau itu atau karena apa.

"Baunya nyengat banget ya?" Tanya Agam sambil menahan tawanya.

Aira mengangguk pelan,jujur bau ketiak Pak Prapto sangatlah bau.Apa beliau tidak pakai deodorant ya?

"Bau banget,kayak selokan baunya,gue aja sampe mabuk." Ucap Aira yang masih terngiang-ngiang dengan bau itu.

Agam terkekeh, "nih." Ucapnya sambil memberikan Aira freshcare.

"Keknya seminggu ke depan gue bakal bawa freshcare terus deh.Kalo engga gue kebayang bayang sama baunya." Ucapnya.

"Sebau itu ya?" Tanya Agam.

"Iya anjir,emang lo ga di kasih bau jahanam itu?" Tanya Aira.

"Dapat,tapi gak sampe pingsan." Jawab Agam.

"Mungkin pas waktu itu,Pak Prapto pake deodorant jadinya gak bau." Agam beruntung ya?Tidak seperti Aira,yang sepertinya semesta selalu membuatnya terluka.

"Terus tadi ada tugas dari guru gak?Atau ada informasi gak?"

"Gurunya keknya lagi bimbingan buat simulasi bencana alam besok deh."

Aira mengerutkan keningnya tak mengerti."Simulasi bencana alam?" Tanyanya memastikan.

"Iya,besok simualasinya.Sekarang jam kos makanya saya bisa nungguin kamu." Jelas Agam.

Simulasi bencana alam ya?Seperti gempa bumi?

Aira mengubah raut wajahnya menjadi cemas,dulu saat ia SD ia sudah pernah simulasi seperti ini,dan itu membuatnya tersiksa.Tak tau kenapa hal itu bisa terjadi pada Aira dulu.Dan Aira berharap besok ketika simulasi di lakukan hal itu tak akan terjadi lagi.

Agam menatap Aira dengan lembut,ia dapat melihat ekspresi yang menyorotkan kecemasan."Kenapa?Ada masalah?" Tanyanya.

Aira menggeleng,ia akan berusaha berpikiran positif. "Gak papa." Ucapnya.

"Masih pusing?" Tanya Agam.

"Sedikit tapi ntar juga ilang kok." Ucap Aira yang tak ingin membuat Agam khawatir.

"Kalo ntar pusing terus gak bisa tidur,jangan minum antimo ya,kamu telfon saya aja." Ucap Agam memperingatkan,karena ia tak ingin Aira masuk rumah sakit lagi gara-gara overdosis antimo.

"Kenapa harus telfon lo?Emang lo dokter gitu,yang bisa nyembuhin pusing?" Tanya Aira.

Agam justru terkekeh, "walaupun saya bukan dokter tapi InsyaAllah saya bisa mengurangi rasa pusing kamu."

"Dengan?"

"Dengan cara ngelus-ngelus kepala kamu."

Aira tersipu malu,ia menutupi wajahnya berusaha menyembunyikan senyumnya."Ngapain di tutupin?" Tanya Agam menyingkirkan tangan Aira agar tak menutupi wajahnya.

"Gue agak baper." Jawab Aira jujur.Dan itu membuat gelenyar di tubuh Agam,seperti ada yang menyengat.

"Ga usah di tutupin,Ai.Saya suka liat senyum kamu." Ucap Agam yang membuat pipi Aira semakin merona.

"Woee woeee woee,Agam lo apain si Hum?Dia nangis?" Tanya Fizi yang tiba-tiba datang dengan Ayu dan Kevin.

Aira membuka tangannya dan terlihatlah wajahnya yang jadi tidak mood karena kedatangan Fizi."Gue ga nangis anjir." Ucapnya menatap Fizi dengan sengit.

"Tatapannya biasa aja atuh Hum,kek mau mangsa gue aja." Fizi bergidik ngeri,tatapan Aira tajam juga ternyata.

"Gue gantung lo lagi di pohon biar kek kuntilanak."

Kebencian & KepergianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang