Happy Reading....."El sayang kamu serius menanda tangani surat itu? El mau tinggalin mamah sama papah" tanya amel dengan mata yang sudah bercucuran air mata.
"El kamu jangan gila deh, kenapa kamu menandatangani surat itu" ucap dewi.
Sedangkan el hanya tersenyum mendengar perkataan dewi dan amelia dan melihat kembali berkas yang sudah di tanda tangani oleh nya.
El berdiri menghadap amelia dan dewi dan el mengatakan.
"Memaafkan aku bunda, mamah, keputusan aku udah bulat untuk ambil beasiswa ini, aku harap bunda dan mamah bisa terima keputusan aku, dan satu lagi jangan bilang ke papa aku mengambil beasiswa ini biar aku sendiri yang mengatakannya ke papah" tegas el dan el memberikan surat persetujuan itu kepada suster.
"Ini sus makasih ya" ucap el sambil tersenyum.
"Iya dok sama sama, kalau begitu saya permisi" ucap suster tersebut dan el hanya menganggu kan kepalanya.
"El kamu ga bisa ambil keputusan begitu saja, kamu masih ada papah sama mamah yang harus mengetahui dan menyetujui itu semua" ucap amelia
"Apa peduli mamah sama aku, mamah aja kalau ketemu sama arka langsung ketemu aja kan ga perlu tuh minta persetujuan aku atau papah. Aku juga sama apa salahnya" ucap el dingin.
"Ini beda sayang, ini menyangkut pendidikan kamu dan kamu akan pergi ke jerman" jelas amelia
"Persetujuan apapun itu kalau di dasari dengan saling terbuka dan jujur akan selalu terlihat sama mah beda dengan selalu berbohong dan menutupi semuanya"
"Sayang dengerin dulu penjelasan mamah, apa yang kamu lihat kemarin itu tidak seperti apa yang kamu pikirkan" ucap lembut amelia.
Ketika amelia ingin berbicara lagi el tiba-tiba merasakan pusing yang sangat luar biasa dan darah keluar dari hidung el.
"El kamu mimisan lagi" ucap amelia, dan el terus Memegang kepalanya dan
Brukkk
El terjatuh pingsan sontak amel dan dewi kaget langsung menghampiri el.
"El bangun sayang" ucap amelia sambil mengelap darah yang ada di hidungnya.
"Suhunya tinggi banget, ayo bawa el ke bad pasien, dan mel kamu hubungi jenny untuk segera ke ruangan ini" ucap dewi, dan dewi pun memanggil suster yang lain untuk membawakannya infusan, vania yang berada disitu tidak bisa berbuat apa-apa sebab tangannya juga terpasang infus.
Jenny datang bersama dokter yang lain dan jenny segera menangani el. Setelah memeriksa el jenny bernafas lega pasalnya el hanya kecapean dan demam nya terlalu tinggi sehingga badan el tidak kuat untuk menahannya.
"Jen gimana keadaan el jen, dia baik baik aja kan" tanya amelia khawatir dan airmata sudah bercucuran.
"Tenang ya mel el hanya kecapean dan suhu badannya sangat tinggi, alhasil imun el sedang turun jadi pingsan beruntung el tidak kejang" jelas jenny
Amelia langsung menghampiri el dan tidur di sampingnya lalu mendekap erat tubuh el sambil menangis.
"El maafin mamah sayang, mamah yang selalu buat el kecewa, mamah yang udah telantarin el selama bertahun tahun dan sekarang mamah juga yang udah buat el sakit seperti ini" ucap amelia dan kemudian mencium kening, pipi kanan dan pipi kiri el dengan lembut.
"Jen ini hasil lab nya el" ucap dewi dan memberikan kertas itu kepada jenny.
Jenny pun membaca hasil lab nya dan jenny mengerutkan dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sejati
Teen FictionCerita ini sedikit berbeda dari cerita yang lain supaya mendapatkan rasa yang berbeda juga. Dan disini tokoh jenny menjadi laki-laki. Sumber gambar dari instagram @WEEEKKKU