Jisung pulang bersama haruto dan menumpang di sepeda haruto, jisung mencegah paman maupun kakek nya menjemputnya dengan alasan ia akan mengerjakan tugasnya bersama haruto, itu cuma alibinya jisung hanya ingin menenangkan diri nya saja.
Namum di tengah jalan jisung merasa ada yang mengikuti mereka, lalu mengadu pada haruto.
" Ruto " Panggil jisung
" Ya " fokus mengguncang sepedah nya
" Aku merasa ada yang mengikuti kita " Ujar nya
Serrrrrrrrrrrrrrrrt
Haruto mengerem mendadak sepeda nya karena terkejut dengan ucapan jisung, jisung yang di belakang nya terkejut dan hampir terjungkal ke depan.
" Ruto jika kau ingin mengerem bilang bilang pada ku, jangan mendadak begini aku kaget tau untung saja aku tidak salto ke depan " Ucap kesal jisung
" Bagaimana bisa memberitahu mu?, aku saja terkejut dengan ucapan mu " Ucap nya tidak kalah kesal " Oh ya tadi kau bilang ada yang mengikuti kita, tapi siapa? " Tanya haruto
Jisung menatap sekelilingnya padahal mereka sudah berada di gang perumahan mewah tapi mengapa dia tidak melihat siapa siapa, haruto juga ikut melihat sekelilingnya namun nihil dia juga tidak menemukan siapa siapa.
" Aku tidak menemukan siapa siapa "menatap jisung" Ah mungkin itu cuma perasaan mu saja ji, itu mungkin faktor kau banyak pikiran, jadi nya kau berpikir aneh aneh " Jisung tersenyum lalu mengangguk paham.
" Ah benar, kau benar ruto mungkin ini faktor aku banyak pikiran makanya aku merasa seperti ada yang mengikuti ku " Ucapnya lirih,haruto menepuk-nepuk pundak jisung.
" Tak apa ji, aku yakin kau pasti bisa melewati masa masa sulit mu ini, dan berhentilah berpikir keras, jalani saja hidup mu seperti biasa rileks saja, dan jika kau merasa berada di titik terendah datanglah pada ku aku akan selalu ada untuk mu " Jisung terharu mendengar kata kata mutiara sahabat nya itu, dia sungguh beruntung memiliki haruto.
" Terima kasih, kau selalu saja membuat hati ku tenang " Senyuman pada haruto.
" Itulah gunanya sahabat, selalu ada di saat sahabat membutuhkannya, bukan datang saat butuh lalu meninggalkan nya, susah dan senang kita lalui bersama itulah definisi sahabat sesungguhnya " Lagi lagi jisung terharu mendengar ucapan haruto, dia tidak tau lagi harus mengatakan apa.
" Sudahlah mari kita pulang, ini sudah sangat sore " Jisung mengangguk, lalu haruto kembali mengguncang sepeda nya dan mereka pulang.
Di sisi lain tepatnya di balik tembok di pengkolan gang, Jeno menghela nafas nya lelah, iya yang mengikuti jisung itu adalah Jeno daddy nya.
Jeno menatap punggung putra nya yang mulai menjauh dari pandangan nya, matanya berkaca kaca dan siap menumpahkan cairan nya.
Jeno mendengar pembicaraan jisung dan haruto saat mereka berada di belakang sekolah tempat kolam itu berada.
Jeno menangis saat melihat wajah sedih putra nya, ternyata mental putra nya terganggu akibat banyak pikiran.
" Maaf nak, maaf " Ucapnya lirih" Daddy benar-benar jahat pada mu, daddy bahkan menyakiti mu saat kau masih belum di lahirkan di dunia ini " Runtuh sudah pertahanan Jeno, akhirnya Air matanya jatuh.
Jeno menghela nafas nya, lalu ingatan ingatan di mana ia dengan tega menendang perut jaemin dan mengusir nya di gelap nya malam dalam keadaan yang mengenaskan, penyesalan penyesalan pun mulai menyerangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf ( Nomin )
Roman d'amourPenyesalan terbesar Jeno yang tidak mempercayai istrinya sendiri bahkan tegak memukuli istrinya dan menendang perut yang berisi buah hati nya sendiri.begitu pula dengan keluarga besar jung dan Nakamoto. Nomin (つㅅ・')・゜ BXB