" Jisungie "
Suara lembut buna nya menyapa gendang telinga nya, perlahan-lahan Mata jisung terbuka, ia terbangun dengan senyuman yang mengembang di bibir sexy nya.
" Buna " Cengirnya, Jaemin mengernyit melihat putra nya terbangun dalam keadaan aneh, jisung nya tiada henti henti nya tersenyum.
" Apa tadi pagi dia habis kencan dengan kekasihnya?, mengapa sejak dia pulang sampai bangun tidur pun dia masih saja tersenyum " Batin jaemin bingung
" Jisungie kau kenapa hem, sepertinya dari tadi sore sampai malam kau terus saja tersenyum? " Tanya nya lembut sambil mengusap lembut kepala putra nya.
" Karena aku bahagia " Jawaban nya antusias, jaemin mengulum senyuman nya putra nya sungguh menggemaskan.
" Benarkah?, karena apa?, apa kau sudah kencan dengan pujaan hati mu, chenle contohnya? " Wajah jisung memerah saat mendengar nama chenle di sebut, lalu segera menggelengkan kepala nya membuat jaemin mengernyit.
" Ihhh bukan kencan dengan chenle bunaaaaa" Ucapnya kesal" Tapi ini lebih jauhhhh lebih membahagiakan jisung " Jantung jaemin sudah dag dig dug ser, dia heran melihat putra semata wayang nya itu, takut takutkan putra nya kerasukan.
" Sudahlah buna, aku mandi dulu badan ku sungguh sangat lengket " Beranjak dari tempat tidur nya lalu mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi.
Jaemin hanya terheran-heran melihat punggung tegap putra nya yang perlahan-lahan menghilang dari balik pintu kamarnya.
" Aneh sekali " Gumamnya
Di kediaman keluarga jung, Jeno juga tidak henti henti nya tersenyum, sampai sampai haechan yang melihat nya bergedik ngeri.
" Hei sipit berhentilah tersenyum lebar begitu, kau sungguh menyeramkan, apalagi ini sudah malam" Kritik haechan
" Sirik saja kau malika, mending kau diam saja aku sedang bahagia " Sungut Jeno, haechan menatap tajam jeno.
" Kau ingin mengajak ku baku hantam, ayok, kau pikir aku takut dengan mu, aku tidak pernah takut dengan siapa pun " Ucapnya kesal
haechan sudah siap siap mengambil ancang-ancang untuk membogem jeno namun tangan suaminya lebih cepat menariknya, hingga dia terduduk di pangkuan suaminya.
" Astaga, haechan jeno sudahlah, ingat kalian sudah tua dan memiliki seorang anak, jadi berhentilah bertingkah kekanak-kanakan " Haechan dan jeno kompak menatap tajam kearah mark, mark yang di tatap cuma diam di tempat nya.
" Apa " Katanya
" Sadarlah hyung, bahkan kau lebih tua dari pada kami " Sungut haechan yang di angguki oleh jeno
" Benar yang di ucapkan oleh haechan, jika kami tua berarti hyung lebih tua dari kami, ingat hyung usia kami terpaut satu tahun lebih muda dari hyung " Mark tercekat dengan ucapan adik dan istrinya itu.
" Aish sudahlah aku menyesal memperingati kalian, kalian sama sama batu " Ketus mark
" Yang batu itu si sipit jeno adik mu yang tercintah ini hyung, kepalanya itu keras seperti batu " Jeno menatap nyalang kearah haechan, tiba-tiba saja ide brilian melintas di otak nya.
" Hyung kau tau? " Mark menggeleng menanggapi ucapan adik nya " Istri mu yang tercinta ini plus kakak ipar ku yang paling ku sayangi ini karena satu satunya kakak ipar di keluarga jung, habis bertemu dengan mantannya " Mata haechan melotot.

KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf ( Nomin )
Roman d'amourPenyesalan terbesar Jeno yang tidak mempercayai istrinya sendiri bahkan tegak memukuli istrinya dan menendang perut yang berisi buah hati nya sendiri.begitu pula dengan keluarga besar jung dan Nakamoto. Nomin (つㅅ・')・゜ BXB