26

23.6K 1.5K 30
                                    











" Jisungie "

Suara lembut buna nya menyapa gendang telinga nya, perlahan-lahan Mata jisung terbuka, ia terbangun dengan senyuman yang mengembang di bibir sexy nya.

" Buna " Cengirnya, Jaemin mengernyit melihat putra nya terbangun dalam keadaan aneh, jisung nya tiada henti henti nya tersenyum.

" Apa tadi pagi dia habis kencan dengan kekasihnya?, mengapa sejak dia pulang sampai bangun tidur pun dia masih saja tersenyum " Batin jaemin bingung

" Jisungie kau kenapa hem, sepertinya dari tadi sore sampai malam kau terus saja tersenyum? " Tanya nya lembut sambil mengusap lembut kepala putra nya.

" Karena aku bahagia " Jawaban nya antusias, jaemin mengulum senyuman nya putra nya sungguh menggemaskan.

" Benarkah?, karena apa?, apa kau sudah kencan dengan pujaan hati mu, chenle contohnya? " Wajah jisung memerah saat mendengar nama chenle di sebut, lalu segera menggelengkan kepala nya membuat jaemin mengernyit.

" Ihhh bukan kencan dengan chenle bunaaaaa" Ucapnya kesal" Tapi ini lebih jauhhhh lebih membahagiakan jisung " Jantung jaemin sudah dag dig dug ser, dia heran melihat putra semata wayang nya itu, takut takutkan putra nya kerasukan.

" Sudahlah buna, aku mandi dulu badan ku sungguh sangat lengket " Beranjak dari tempat tidur nya lalu mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi.

Jaemin hanya terheran-heran melihat punggung tegap putra nya yang perlahan-lahan menghilang dari balik pintu kamarnya.

" Aneh sekali " Gumamnya














Di kediaman keluarga jung, Jeno juga tidak henti henti nya tersenyum, sampai sampai haechan yang melihat nya bergedik ngeri.

" Hei sipit berhentilah tersenyum lebar begitu, kau sungguh menyeramkan, apalagi ini sudah malam" Kritik haechan

" Sirik saja kau malika, mending kau diam saja aku sedang bahagia " Sungut Jeno, haechan menatap tajam jeno.

" Kau ingin mengajak ku baku hantam, ayok, kau pikir aku takut dengan mu, aku tidak pernah takut dengan siapa pun " Ucapnya kesal

haechan sudah siap siap mengambil ancang-ancang untuk membogem jeno namun tangan suaminya lebih cepat menariknya, hingga dia terduduk di pangkuan suaminya.

" Astaga, haechan jeno sudahlah, ingat kalian sudah tua dan memiliki seorang anak, jadi berhentilah bertingkah kekanak-kanakan " Haechan dan jeno kompak menatap tajam kearah mark, mark yang di tatap cuma diam di tempat nya.

" Apa " Katanya

" Sadarlah hyung, bahkan kau lebih tua dari pada kami " Sungut haechan yang di angguki oleh jeno

" Benar yang di ucapkan oleh haechan, jika kami tua berarti hyung lebih tua dari kami, ingat hyung usia kami terpaut satu tahun lebih muda dari hyung " Mark tercekat dengan ucapan adik dan istrinya itu.

" Aish sudahlah aku menyesal memperingati kalian, kalian sama sama batu " Ketus mark

" Yang batu itu si sipit jeno adik mu yang tercintah ini hyung, kepalanya itu keras seperti batu " Jeno menatap nyalang kearah haechan, tiba-tiba saja ide brilian melintas di otak nya.

" Hyung kau tau? " Mark menggeleng menanggapi ucapan adik nya " Istri mu yang tercinta ini plus kakak ipar ku yang paling ku sayangi ini karena satu satunya kakak ipar di keluarga jung, habis bertemu dengan mantannya " Mata haechan melotot.

Maaf  ( Nomin  )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang