40

423 60 2
                                    

Senyum tidak pernah hilang dari wajah Dey saat apa yang sangat ia inginkan dan rindukan sejak lama terkabul pagi ini saat ia sarapan bersama dengan kedua orang tuanya, kedua kakaknya, kakak ipar, keponakannya di rumah.

Keluarga Dey yang tinggal Korea kemarin tiba di Indonesia untuk hadir dan menemaninya yang akan menikah sekaligus liburan di Jogja karena di Korea Selatan sedang musim dingin.

"Daeyoung, kita berangkat jam berapa?" tanya ibu Dey disela menikmati sarapan.

"Tergantung semua saudara dan kerabat Eomma, teman-teman bandku, manajer dan kru NF Star datang," jawab Dey.

"Mobilmu kondisinya siap?" tanya ayah Dey yang sudah bisa berbahasa Indonesia. Ayah Dey tidak ingin saat perjalanan ke Sleman mobil yang dipakai bermasalah.

Dey dan keluarganya bersama rombongan NF Star pergi ke Sleman lewat jalur darat, seperti halnya Shani, Gito, Keira dan Gracia kemarin. Alasan utama pergi dengan mobil dibanding pesawat adalah untuk menghemat pengeluaran sebab orang yang ikut banyak ditambah membawa logistik band sebab NF Star minggu malam akan konser tunggal sebelum libur manggung sampai akhir januari.

Bisa dibilang jadwal Dey pada hari minggu esok lumayan padat. Pagi akad nikah, siang sampai sore resepsi, dan malamnya konser. Diantara jeda setelah akad dan resepsi harus melakukan rehearsal.

"Siap, Appa. 2 hari lalu mobilku diservis di bengkel," jawab Dey.

"Daeyoung, kamu tidak takut menikahi adik teman bandmu?" tanya kakak kedua Dey.

"Takut kenapa?"

"Kamu bisa dikeluarin dari bandmu loh misal terjadi masalah kamu sama istrimu yang kamu tanpa sengaja menyakiti istrimu."

"Oh itu, aku tidak takut soalnya Mas Shani bukan orang yang suka ikut campur masalah orang dan juga tidak mencampur masalah pribadi sama kerjaan. Jika itu terjadi kita akan berdiskusi secara kekeluargaan seperti halnya saat Gita memberitahu kehamilannya ke aku dan keluarganya."

"Shani persis seperti ayahnya ternyata," ucap ibu Dey yang sangat tahu dan kenal ayahnya Shani yang begitu dewasa menanggapi suatu masalah.

Sesudah sarapan yang diselingi mengobrol Dey dan keluarga langsung bersiap-siap mengecek kembali barang yang dibawa ke Sleman di kamar lalu setelah tidak ada yang tertinggal mereka semua langsung keluar rumah untuk menaruh tas dan koper di bagasi.

Beberapa menit berselang saudara dan kerabat ibu Dey datang ke rumah dengan membawa seserahan untuk diberikan ke pengantin wanita. Lalu personil NF Star, manajer, kru NF Star datang dengan membawa pasangan dan keluarga.

"Mira?" Dey kaget melihat wanita yang pernah mengisi hatinya datang bersama dengan keluarga Cinan.

"Hai, Dey," sapa Mira dengan tersenyum saat berada di hadapan Dey.

"Mir, g-" Dey berhenti berbicara saat Mira dengan cepat menempelkan 1 telunjuk di bibir Dey.

"Udah ya, udah. Gak perlu minta maaf lagi. Gua paham lu merasa bersalah udah menggores luka di hati gue, tapi ini sudah jadi takdir kita yang tidak bisa kita hindari. Semoga lu bahagia dan menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warrahmah ya."

"Iya, Mir. Terima kasih do'anya. Semoga lu bisa dapat pria pengganti gua yang lebih baik dari gue."

Mira dan Dey langsung berpelukan yang jadi pelukan terakhir mereka. Semua yang melihat momen menyedihkan itu dapat ikut merasakan apa yang dirasakan Dey dan Mira. Beberapa orang yang belum tahu perihal Dey dan Mira pernah berhubungan kini jadi tahu.

Setelah semua orang yang ikut datang, mereka semua langsung berangkat menuju Sleman. Saat berada di dalam mobil yang melaju di jalan raya menuju jalan tol, Mira yang sedari tadi menahan air matanya untuk tidak keluar kini tidak dapat menahannya.

Music and Love: NF STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang