Chapter 15

443 71 4
                                    

Melangkahkan kaki meninggalkan Istana Honesty Utama, Frost berjalan dengan langkah tenang. Tak ada kekecewaan dari sorot matanya, ia bahkan tidak menunjukkan raut tidak bahagia sedikitpun.

Walau mendapat penolakan dari lima bersaudara itu menjengkelkan, tapi Frost yang sekarang jauh lebih bisa menahan diri, hingga sekalipun ia merasa tidak senang, perasaan itu tidak tercermin dalam ekspresinya, membuat enam orang pelayan yang mengikuti bertanya-tanya dalam hati.

Keenam pelayan itu tidak diizinkan masuk ke ruangan khusus enam pangeran, mereka hanya dibiarkan berdiri di aula hingga tidak mengetahui apa yang terjadi.

Melihat wajah tenang pangeran ketiga, enam pelayan itu justru merasa aneh.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa putra para selir tidak pernah akur dengan putra-putra sang ratu, jadi jika Frost keluar dengan raut marah penuh emosi maka itu akan menjadi hal yang wajar. Tapi sekarang, melihat bahwa Frost tidak melakukan keributan apapun dan berjalan dengan damai sepanjang perjalanan meninggalkan kediaman enam pangeran, jelas itu adalah hal yang aneh.

"Yang Mulia, apakah ada sesuatu yang terjadi ketika Anda berada di dalam?" salah seorang pelayan melangkah maju hingga jaraknya hanya beberapa jengkal di belakang punggung Frost, kaki-kaki kecilnya ternyata sanggup mengimbangi langkah lebar sang pangeran hingga ia tidak tertinggal.

"Mungkinkah para pangeran membuat masalah lagi?" pelayan lain berbicara, nadanya terdengar penuh tuduhan.

"Bagaimana itu tidak mungkin? Semua tahu betapa para pangeran selalu membuat masalah untuk Yang Mulia kita? Saya tidak tahu apa yang diajarkan Yang Mulia Ratu pada anak-anaknya hingga para pangeran menjadi seperti ini."

"Benar, para pangeran itu jelas berpikir kekanakan. Bagaimana bisa mereka terus mencari masalah untuk Yang Mulia kita? Bukankah Yang Mulia jauh lebih tua daripada mereka? Seharusnya mereka menghormati Yang Mulia, bukan?"

"Tidakkah itu hal yang wajar? Sang Ratu jelas sangat memanjakan mereka, membuat para pangeran bersikap begitu tidak masuk akal dan menganggap putra para selir sebagai duri di mata mereka. Jelas perbuatan mereka selama ini hanyalah untuk menyingkirkan Yang Mulia dan para putra selir lainnya."

Frost diam ketika para pelayan dibelakangnya terus berbicara, dulu ia merasa tindakan para pelayan ini bukanlah tindakan kurang sopan, ia selalu berpikir bahwa mereka peduli padanya.

Mereka hanya merasa kesal untuk dirinya, berpikir jika anak-anak Ratu Lighty itu telah banyak merugikannya hingga mereka tidak tahan untuk tidak mengeluh atas nama dirinya. Tapi setelah pembicaraan dengan Gempa tadi pagi, tanpa sadar Frost selalu memikirkan keenam pelayan ini.

Setelah dipikirkan dengan teliti, Frost merasa setiap ucapan dan tindakan para pelayannya memiliki api tersembunyi, seolah mereka berusaha menebalkan dinding perselisihan antara putra selir dengan putra sang ratu hingga titik di mana mereka tidak bisa lagi berdamai.

Dulu mungkin ia selalu dibutakan oleh amarah, dirinya bahkan sangat membenci keenam putra sang ratu hingga ketika seseorang membicarakan hal buruk tentang mereka, ia justru akan merasa itu adalah hal yang benar hingga tanpa sadar kebenciannya pada mereka meningkat lebih tinggi dari sebelumnya.

Hanya setelah melewati hidup dan mati bersama Gempa, Frost mulai membuka sudut lain untuk keenam pangeran. Tidak semua perselisihan mereka sebelumnya diawali oleh para pangeran, justru Frost lah yang beberapa kali memprovokasi hingga kedua belah pihak sering terlibat pertarungan yang merugikan dan pada akhirnya harus menerima hukuman dari kaisar.

Dalam situasi seperti itu, para pelayan tidak pernah menyalahkan dirinya dan malah berbicara seakan yang salah adalah putra sang ratu, selalu putra sang ratu.

The King (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang