Chapter 27

331 77 4
                                    

Racun ... tapi tidak bisa disebut racun.

Jika sebelum mendengar penjelasan Gempa, Frost tidak akan memahami maksud kalimat itu. Racun adalah racun, tidak ada yang namanya racun tapi tidak bisa disebut racun, bukan?

Tetapi sekarang, Frost memiliki dugaan rumit dalam hatinya, "mungkinkah yang kau maksud itu semacam ramuan yang merugikan tapi tidak membahayakan hidup penerima? Seperti, ramuan pengubah sifat?"

Frost tidak pernah mendengar tentang hal ini, istilah ramuan pengubah sifat hanyalah kesimpulan yang diambilnya dari penjelasan Gempa, ia sendiri tidak benar-benar yakin akan hal itu. Sifat dan kepribadian para pangeran tiba-tiba berubah begitu buruk, mungkin itu dipengaruhi oleh semacam ramuan yang bisa dianggap racun. Tetapi itu juga tidak seperti racun yang membahayakan nyawa penerima.

Gempa mengangguk membenarkan, "namanya akar Hitam Abadi, itu adalah jenis tumbuhan yang langka. Dia mengeluarkan aroma yang tidak mencolok, hanya seperti aroma asap lilin yang ringan, tidak mudah untuk tercium. Bahkan di antara kami berenam, hanya Ice yang bisa mencium aromanya. Fungsi tanaman ini tidak membahayakan tubuh, tapi benar-benar mempengaruhi sifat seseorang. Dia akan mengendalikan pikiran korbannya pada sifat terburuk mereka, sifat yang paling mereka takuti atau sifat yang berkebalikan dari mereka.

"Seperti Kak Taufan dan aku, karena Kakak Pertama dan Kakak Kedua tidak bisa diandalkan, kami dianggap sebagai pangeran tertua yang berkemungkinan paling besar untuk mewarisi tahta, kami selalu dididik lebih keras dari kalian, dengan tujuan agar kami layak untuk posisi pangeran mahkota di masa depan. Sejak kecil, kami berdua selalu mengembangkan sikap tenang dan penuh wawasan, kami tidak pernah berani bersikap ceroboh, karena Guru Koko Ci selalu memastikan agar kami memang pantas menjadi seorang pangeran yang dibanggakan.

"Itu berhasil, tapi tidak bisa bertahan lama karena tanaman akar abadi mempengaruhi kepribadian kami. Kak Taufan menjadi begitu jahil dan tidak tahu aturan, itu adalah bentuk sifat terburuk yang dimilikinya. Begitu juga denganku, jika aku bisa mengendalikan diri, aku bisa menjadi seorang pemimpin. Tetapi ramuan itu membangkitkan sisi burukku, membuatku lebih suka memerintah dengan seenaknya tanpa didasari alasan jelas atau hal lainnya, aku bahkan tidak mau belajar dan lebih suka bicara, benar-benar sangat buruk."

Gempa menghela nafas berat, harus diakui bahwa memerintah orang lain adalah keinginan terdalamnya. Ia ingin berada di posisi tinggi, melihat semua orang membungkuk hormat padanya dan menyanjung dirinya. Ia ingin semua orang menuruti dirinya tanpa syarat, mengabdi padanya tanpa ada keinginan untuk menolak perintahnya. Tetapi dulu, Gempa masih memiliki kendali atas sifatnya, hanya ketika ia layak dihormati dan disanjunglah ia bisa memenuhi keinginan itu, sehingga membuat Gempa terdorong untuk belajar dan berusaha keras untuk mengungguli semua saudaranya.

Tetapi sejak tanaman itu muncul, usaha keras yang dilakukan Gempa terbuang sia-sia. Tanpa ada pikiran untuk membuatnya layak dihormati dan dipatuhi, Gempa memerintah dengan asal, hanya mengandalkan suasana hati tanpa peduli apapun lagi.

Dengan keadaan seperti itu, bukankah itu hanya akan menjadi hal terburuk yang dilakukannya? Seseorang yang hanya bisa memerintah tanpa memiliki kemampuan apapun, apa bedanya ia dengan sampah?

Frost ikut merenung, sepertinya ia juga menyadari hal ini. Dirinya selalu kesepian, tetapi sebagai seorang pangeran, sifatnya selalu terkendali dengan baik. Frost mungkin tidak terlalu ingat masa kecilnya, tapi dari cerita ibunya ia tahu dirinya ketika kecil tidak sebebal saat ini. Mungkin ... karena ramuan itu membangkitkan sisi terburuk dalam dirinya, membuat keinginan terdalamnya muncul.

Ia ingin bebas tanpa mendapat kekangan dari sisi manapun, yang kemudian membuatnya dianggap sebagai pangeran paling nakal yang tidak pernah mematuhi aturan.

The King (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang