Chapter 6

1.2K 153 100
                                    

--Paviliun Bulan, Kediaman Ratu--

"Apa ada masalah, Sai? Tidak biasanya kau menemuiku sepagi ini," Ratu Lighty menutup buku yang telah dibacanya, meletakkan buku itu di atas empat buku lain yang dipegang seorang pelayan wanita.

Pagi ini ia telah memeriksa sepuluh buku, memastikan tidak ada kesalahan apa pun sebelum diberikan pada pangeran kedua.

Sai mengangguk, "Yang Mulia Pangeran Kedua bertingkah aneh tadi malam."

Sebelah alis sang ratu terangkat tinggi, tapi ia tidak mengeluarkan suara apa pun. Sebaliknya, Lighty mengisyaratkan seorang pelayan di belakangnya untuk menuangkan teh.

Pelayan di belakang sang ratu mengerti, segera maju untuk menuangkan teh kemudian menyerahkan cangkir bermotif burung poenix ke arah sang ratu.

Dengan gerakan yang anggun, Ratu Lighty menyesap tehnya, menikmati sensasi manis dari teh kurma yang khas di lidahnya.

"Saya berpikir jika Yang Mulai Pangeran Kedua baru saja mengalami mimpi buruk tadi malam, dia terlihat sangat ketakutan. Bahkan saat saya keluar dan menemuinya, Yang Mulia tidak mengenali saya. Barulah setelah saya menyebutkan nama saya, Yang Mulia terlihat lebih tenang. Tapi tidak berhenti di situ, Yang Mulia bahkan menolak untuk mandi padahal dia berkeringat sangat banyak," Sai tahu sifat Halilintar dengan jelas.

Menjadi ksatria bayangan sang pangeran kedua membuatnya menyadari remaja itu begitu mencintai kebersihan. Sedikit noda tidak bisa diterima olehnya, apalagi keringat sebanyak itu? Akan sangat aneh jika Pangeran Kedua menolak untuk mandi.

"Lalu?" Ratu Lighty masih terlihat tenang, ia menatap Sai lurus menanti ucapan selanjutnya dari sang bawahan.

"Selain itu, Yang Mulia Pangeran juga menyuruh saya untuk menyalakan lilin, Yang Mulia mengatakan jika beliau tidak suka gelap," itu jelas bertentangan dengan sifat Halilintar yang bahkan lebih sering bersembunyi dalam gelap.

"Yang lebih aneh lagi, posisi tidur Yang Mulia benar-benar ..." Sai menghentikan kalimatnya sejenak, mencari kata yang lebih sederhana untuk menggambarkan posisi tidur sang pangeran, "berbeda."

Lighty mengerutkan kening, tapi ia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Jemari tangannya mengetuk meja dengan irama yang tenang, terlihat berpikir.

"Menurutmu ada apa dengan dia, Ying?" Lighty memandang pelayan yang berdiri di sisinya, dia adalah pelayan yang baru saja menuangkan teh ke dalam cangkirnya, seorang wanita muda yang ia tugaskan menjadi pelayan Halilintar.

"Menjawab, Yang Mulia. Tadi malam, sampai Yang Mulia Pangeran tertidur, kami tidak menemukan perbedaan apa pun padanya. Mungkin saja yang dianggap berbeda itu ada hubungannya dengan mimpi buruk Yang Mulia Pangeran sebelumnya. Bisa jadi ketakutannya pada air dan gelap dipengaruhi isi mimpi. Adapun posisi tidur, saya tidak terlalu memahaminya. Tapi mungkin Yang Mulia Pangeran ingin mencari kenyamanan dan mengubah posisi. Itu agak wajar selama tidak berlebihan," Ying menjawab tenang, tak ada ekspresi selama ia bicara.

Sai yang tengah berlutut di hadapan ratu diam-diam tersenyum miris. Tidak ada masalah, katanya? Bahkan Sai tidak pernah melihat rakyat jelata tidur se-serampangan itu. Bagaimana bisa seorang pangeran tertidur dengan posisi seperti itu?

Lagi-lagi Lighty tak berkomentar, ia hanya mengangguk pelan kemudian menyesap kembali teh dalam cangkir kecilnya. Ada keheningan cukup lama dalam ruangan itu, Sai masih tetap berlutut, Ying berdiri patuh di sisi sang ratu bersama lima pelayan lain yang berdiri di belakang ratu, sedangkan sang ratu sendiri masih menyibukkan diri dengan teh di hadapannya.

The King (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang