Chapter 10

544 99 2
                                    

Frost dan Gempa keluar dari kediaman Pangeran Kedua melalui jalan yang normal, tidak lagi mengandalkan pohon anggur dan tembok seperti ketika mereka masuk.

Pada saat itu, matahari telah sedikit mengintip dari celah bukit, tentu saja para pelayan dan prajurit telah sibuk dengan tugas mereka masing-masing.

Melihat kedua pangeran yang berjalan keluar dari Paviliun Timur --Kediaman Pangeran Kedua-- tanpa mengetahui kapan mereka masuk, para penjaga gerbang kediaman saling pandang, tapi tentu, mereka tidak mungkin bertanya.

Tingkah itu jelas terbaca oleh Frost maupun Gempa. Keduanya mengeluh dalam hati, andai Ratu Lighty tidak datang tiba-tiba seperti tadi, tentu mereka akan pulang dengan cara menyelinap juga. Siapa yang akan menebak jika sang ratu akan datang lebih pagi dari biasanya?

Mereka telah hidup untuk kedua kalinya, tapi baru kali ini mereka melihat kejadian seperti ini.

Apa itu artinya ada hal-hal yang berubah di masa lalu? Apakah itu akan memengaruhi masa depan?

Sekarang Halilintar bukan lagi Pangeran Kedua yang mereka kenal sebelumnya, lebih dari itu, walaupun dia tetap Halilintar yang sama, tapi hati dan pikirannya telah berpusat pada hal lain. Itu telah menjadi perubahan besar untuk masa depan.

Mengenai sikap sang ratu hari ini, apakah itu juga bisa membawa perubahan besar yang lainnya?

Kedua pangeran yang datang dari masa depan itu tidak mengerti, hanya bisa menelan isi pikiran mereka dalam hati tanpa menyuarakannya. Lupakan saja, kita akan tahu semua itu setelah benar-benar terlihat jelas.

"Hormat kepada Yang Mulia Pangeran Kelima, Hormat kepada Yang Mulia Pangeran Ketiga," dua penjaga gerbang Paviliun Timur membungkuk memberi salam pada kedua pangeran.

Walaupun Frost lebih tua dari Gempa dan dia merupakan Pangeran Ketiga, tapi Gempa terlahir dari rahim seorang ratu, sedangkan Frost sendiri berasal dari selir tingkat tiga. Bagaimana status keduanya bisa dibandingkan? Jadi sangat wajar bagi siapapun untuk mendahulukan memberi salam pada Gempa sebelum kepada Frost.

Jadi itu bukan masalah.

Frost mengangguk, begitu pula dengan Gempa. Keduanya mengerti akan hal ini.

"Prajurit sangat sopan. Kami berdua ingin memberi kejutan pada Kakak Kedua, jadi kami mengendap memasuki Paviliun melalui jalur dapur tanpa diketahui siapa pun. Kuharap Prajurit bisa memaklumi niat kami," Gempa berbicara dengan ramah, senyum tampak menghiasi wajahnya ketika ia bicara.

Bukan tanpa alasan dirinya berkata seperti itu. Gempa selalu waspada pada orang-orang di Paviliun Timur, walau mereka hanya seorang prajurit kecil sekalipun, mereka akan tampak sangat lemah dan penakut di luar, tapi di dalam, bahkan Yang Mulia Kaisar tidak akan bisa menggoyahkan pendirian mereka.

Percayalah, di seluruh istana kekaisaran, Kaisar bisa datang ke mana saja yang dia inginkan, kecuali Paviliun Timur ini. Semua penjaga di sini hanya patuh pada Ratu Lighty, bahkan jika dekrit kekaisaran muncul untuk memenggal kepala mereka, tidak akan ada yang bersedia membukakan pintu bagi Kaisar selama tidak ada izin dari sang ratu.

Luar biasa, bukan? Tapi Kaisar memang tidak mungkin membuat masalah untuk Ratu yang sangat dicintainya.

Jika Kaisar saja bisa dihentikan oleh para prajurit di Paviliun Timur ini, apalagi Gempa dan Frost yang hanya seorang pangeran baru tumbuh?

Kalau masalah penyusupan ini dilacak, mereka pasti akan menemukan jika keduanya menggunakan jalur tembok dan pohon anggur untuk datang ke tempat ini. Betapa berbahayanya itu? Siapa yang tahu jika pihak Paviliun Timur mungkin akan menebang semua pohon dan meninggikan tembok dua kali lipat dari sebelumnya?

Itu kerugian yang besar, jadi satu-satunya alternatif terbaik adalah membiarkan mereka mencurigai satu tempat. Tentu saja pilihan itu akan jatuh pada tempat terbelakang seperti dapur.

Sekali lagi, ini hanyalah jalan pikiran Gempa seorang, entah apa yang dipikirkan Frost tentang ini.

Salah satu prajurit membuka suara, "Yang Mulia terlalu berlebihan, bagaimana budak ini berani menyalahkan Yang Mulia? Hanya saja budak ini berharap Yang Mulia dapat memperhatikan keselamatan Anda sendiri, dapur bukan tempat yang cocok untuk keagungan Anda."

Bagaimana Frost dan Gempa tidak paham maksud ucapan itu? Di permukaan mungkin kalimat itu terdengar rendah hati dan mengutamakan kebaikan kedua pangeran. Tapi sebenarnya, keduanya paham, prajurit ini tengah memperingatkan mereka untuk tidak melakukan penyusupan lagi di kemudian hari.

Sekalipun Gempa tidak senang karena mendapat peringatan dari seorang prajurit, ia berusaha menekan ketidaksenangan itu. Semua orang di Paviliun Timur adalah pengecualian, mereka tidak bisa disinggung atau dibantah, dan itu ketentuan mutlak di Istana Elemental.

"Baik, Pangeran ini akan mengingat saran baik dari prajurit," Frost menjawab santai. Ia tidak keberatan jika mereka tahu jalan penyusupan yang dilakukannya, karena dirinya adalah seorang ahli dalam menyusup. Kehilangan satu jalan tidak masalah, ia tinggal membuat sepuluh jalan lain yang lebih baik.

Lagipula, kunci utama diketahui atau tidaknya penyusupan mereka bukan ada pada jalan yang diambil.

"Budak ini sangat senang mendengarnya, semoga Yang Mulia Pangeran Kelima dan Yang Mulia Pangeran Ketiga diberkahi umur yang panjang," prajurit lain berbicara, nadanya penuh rasa syukur dan tampak sangat rendah hati.

Frost dan Gempa tidak ingin berlama-lama dengan kedua orang ini, jadi mereka segera bergegas pergi.

"Di lain waktu, gunakan otakmu untuk berpikir lebih baik," setelah berada cukup jauh dari gerbang Paviliun Timur, Frost mulai berkomentar.

Gempa mengernyit, menatap Frost dengan bingung, "apa aku melakukan kesalahan?"

Tanpa menghentikan langkahnya, Frost menganggukkan kepala. Angin dengan lembut berembus menerbangkan pakaian biru muda yang dikenakannya. Dipadukan dengan guguran dedaunan di sepanjang jalan yang mereka lalui, sosoknya terlihat sangat elegan. Gempa menatapnya dengan iri, di masa lalu kakak ketiganya ini tidak memiliki ketenangan semengagumkan ini.

Apa perang telah merubah banyak hal? Tapi kenapa dirinya tetap tidak berubah?

"Menurutmu, apa penjaga gerbang itu orang-orang bodoh?" alih-alih menjawab, Frost malah balik bertanya. Suaranya terdengar sangat santai.

Lipatan di kening Gempa semakin dalam, "tentu saja tidak. Mereka jauh lebih pintar dari para prajurit di tempat lain. Tapi apa hubungannya dengan perkataanmu sebelumnya?"

Gempa berpikir, apa yang ia katakan sebagai alasan penyusupan mereka bukanlah hal yang buruk. Bagian dapur tidak terlalu diperhatikan, walau tidak bisa dikatakan tanpa pengawasan, tapi tempat itu juga tidak dengan pengawasan tertinggi. Jadi menyusup melalui jalur dapur adalah hal yang memungkinkan.

Frost menggelengkan kepala, "mereka tidak akan percaya. Kak Hali memiliki dua pengawal bayangan yang selalu mengawasinya. Satu di siang hari dan satu di malam hari. Mereka tidak akan meninggalkan sisi Kak Hali sebelum waktunya tiba. Jadi, ketika kita datang melalui jendela kamarnya dini hari tadi, pengawal bayangan pasti sudah mengetahuinya lebih dulu. Bahkan saat kita masih berada di kamar Kak Hali, mungkin mereka telah menyisir seluruh kediaman untuk mencari tahu melalui jalur mana kita menyusup, tidak, bahkan mungkin dua prajurit yang kita temui di kebun juga sudah mengetahui penyusupan kita.”

The King (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang