Pt. 25 - Promise is Promise

183 14 1
                                    

Rayner keluar dari unit apartemennya dengan membawa sebuah koper cukup besar. Sepulang kerja tadi rasanya ada petir yang tiba-tiba menyambar dirinya. Mamanya menelpon, mengabari kalau papanya terkena serangan jantung dan besok harus segera dilakukan operasi by pass. Tanpa pikir panjang malam itu juga Ray memesan tiket pesawat untuk segera pergi ke Singapore di sisa 2 minggunya di Jakarta. Dia akan segera mengabari pamannya untuk mempercepat kepindahannya ke Singapore besok sesampainya dia di sana. Dia bahkan belum bercerita tentang kepindahan kepada Lany yang saat ini sedang berada di Jogjakarta. 

Langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang dia kenali sebagai Andro, sedang berdiri mematung di depan pintu apartemen Lany.

"Mau ngapain lagi lo ke sini?" Ray menatap tajam mata Andro.

"Bukan urusan lo," jawab Andro singkat, tidak menghiraukan kehadiran Ray.

"Jadi urusan gue kalo itu berkaitan dengan Lany. Tolong lo pergi dari hidup Lany. Let her be happy."

"That's why I'm here, to make her happy, to pay everything I've done to her before."

"Dengan cara apa? Nyiksa dia lagi? Lo lupa pernah bikin dia hampir mati?! Just so you know, you left her with huge trauma in her life! Everytime she heard your name, she choked. Dia selalu inget malem itu lo bikin dia kehabisan napas. Dan sekarang lo dateng lagi ke dia setelah sekian tahun lamanya buat bikin dia bahagia? What a fucking bullshit!"

Andro tercekat. Dia mencerna setiap ucapan yang keluar dari bibir Ray. Ray tau semua apa yang terjadi malam itu. Dia sempat tidak percaya saat dulu Ray mengatakan bahwa dialah sekarang kekasih Lany. Namun dari setiap fakta yang Ray ucapkan, Andro yakin perempuan yang dia cintai itu sudah menceritakan apa yang telah dia perbuat kepadanya. Andro juga menyadari Lany pasti amat sangat mencintai lelaki itu. Begitu juga dengan lelaki di hadapannya sekarang. Andro lebih terkejut lagi saat Ray menjatuhkan dirinya, berlutut di hadapan Andro dan mulai memohon.

"I beg you. Please. Let her be happy. Please," Ray mulai memohon kepada Andro. Dia buang sejenak harga dirinya untuk Lany yang akan dia tinggalkan. Hanya ini usaha terakhirnya agar Andro pergi dari hidup Lany sebelum dia meninggalkan Lany. 

Andro terdiam sesaat  dan menghela nafasnya dalam-dalam. "I'll leave her--" Andro menggantungkan perkataannya.

Ray bangkit kembali, memandang lelaki di hadapannya saat mendengar kata-kata yang sudah dia tunggu. Usahanya tidak sia-sia.

"I'll leave her if only you leave her too. Fair enough right?" Andro menantang Ray, ingin melihat kesungguhannya. 

"Okay, that's very easy for me because I'm leaving right now. You can keep my words, and so do you. Let's promise like real man does," Rayner kemudian mengeluarkan secarik kertas dari saku celananya berisi jadwal keberangkatannya malam ini, menyodorkannya kepada Andro.

Andro benar-benar tidak menyangka Ray sungguh-sungguh akan meninggalkan Lany begitu dia memintanya. Andro kemudian pergi tanpa melihat isi kertas yang diberikan Ray kepadanya. Baginya sudah cukup alasan kenapa dia harus pergi dari hidup Lany. Salah satunya lelaki tadi. 

Di balik pintu unit apartemen Lany, Ray tidak tahu kalau Sakha sedari tadi melihat semuanya. Sakha melihatnya berlutut memohon di depan Andro dan mendengar semua percakapannya dengan Andro.

Sakha membukan pintu setelah dia memastikan Andro sudah pergi meninggalkan Ray. Kehadiran Sakha mengejutkan Ray yang masih terdiam di depan unit apartemennya.

"Ray, lo mau pergi? Why so sudden? Terus Aca gimana? Lo nggak pamitan dulu sama Aca?" Sakha mencecar Ray dengan pertanyaan yang dari tadi memutar di kepalanya. 

"Bokap gue sakit, Kha. Gue harus pergi sekarang juga."

"Tapi lo bakal balik lagi, kan?"

"Gue nggak tau, Kha. I think I have a promise that I should keep. Biar Lany bisa bahagia."

"Lo pikir dia bakal bahagia kalo tau lo pergi?"

"Yes. She can be happy, she will be happy, with or without me. Gue pamit ya, Kha. Titip Alanis," Ray menepuk pundak Sakha sambil menarik kopernya berjalan menjauhi Sakha. 

Meet Me at The Emergency Stairs | Jung Jaehyun (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang