Pt. 15 - Ex Fiancé

240 12 1
                                    

"What did you know about us?" Ray membuka cerita.

"Kalian tunangan, tapi nggak jadi nikah," Lany menjawab singkat, karena hanya itulah yang dia tahu dari Nadine.

"Yaudah, that's what happened. End of the story," Ray menjawab singkat. Dia ingin menggoda Lany. Mana mungkin cukup hanya menceritakan kisah keseluruhannya dalam satu kalimat.

"Oh, please. I need the drama," Lany berseloroh karena jawaban yang diberikan Rayner tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Ray tertawa mendengar candaan Lany. "Jangan nangis ya denger cerita gue."

"Sedih banget, Ray? Kalo itu bikin lo sedih gausah cerita aja deh. I'm sorry," Lany menyesali permintaannya yang terlalu memaksa.

Ray tertawa pelan. "Enggak kok, bercanda. Mau gue terusin nggak?"

"Well if you don't mind."

Ray berdehem sebelum memulai bercerita. "Gue pacaran hampir 3 tahun sama Meghan. Bokap yang ngenalin, dia anak koleganya bokap gue. Bisa dibilang sih mungkin perjodohan terselubung," Ray sudah lama tidak menyebutkan nama perempuan yang pernah mengisi hatinya. 

"Meghan baik, cantik, agak sedikit pendiem, suka banget sama kucing, dan dia suka banget masak. Dia sering banget bawain gue bekal makanan dulu. Our relationship went well, I was madly in love with her."

Lany melihat Ray memandangi kaleng minuman yang dipegangnya, menyunggingkan sedikit senyum saat mendeskripsikan mantan tunangannya yang semua sifatnya berbanding terbalik dengan Lany. "Ga nyangka gue, seorang Rayner ternyata bucin," Lany menggoda Ray.

"Well I'm a devoted man, just so you know," Ray membanggakan diri. "Saking bucinnya sampe kayak orang bego pas dia pergi. I was  so lost when she left without any explanation," tatapan Ray menerawang membayangkan kejadian beberapa tahun lalu.

"Why did she leave?"

"I have no idea. Sampe setahunan yang lalu nyokap cerita kenapa semuanya pergi. Jadi, kita sempet tunangan, you knew itwith damn grand engagement party. It was the part that I hate the most." Ray menertawakan kisahnya. 

"Kenapa emang?"

"I don't like become spotlight. Udah pesta tunangan gede-gedean, eh taunya gagal nikah. Dan lo pasti ngerti lah apa yang terjadi setelah berita gue gagal nikah kesebar di seantero kantor," Ray sekali lagi tertawa getir. Lany baru mengerti alasan di balik sikap dingin Ray di kantor.

"Dua bulan setelah tunangan, bokap cerita ke gue kalo dia ada selisih pendapat sama bokapnya Meghan. Gatau pastinya karena apa, tapi gue nebak kalo bokap gabisa menuhin nafsu politik bokapnya Meghan. Gue mikir awalnya ya biasa aja lah kalo orang punya selisih pendapat. Gue ga kepikiran bakal ngaruh sama pertunangan kami. Tapi ternyata salah. Sebulan setelah bokap cerita tentang konfliknya sama bokapnya Meghan, tiba-tiba Meghan ngilang. She blocked all communication access with my family. Bukan cuma dia, tapi seluruh keluarganya juga. Gue samperin ke rumahnya, cuma ada satpamnya doang, bilang kalo mereka sekeluarga pindah ke Jepang."

"Beberapa bulan kemudian gue denger kabar kalo Meghan udah nikah. Nyokap juga cerita kalo papanya Meghan kena kasus korupsi di proyek yang dulunya hampir mau dikerjain sama bokap. Dari situ gue mikir, oh berarti dulu gue gagal nikah itu mungkin cara Tuhan buat nyelametin keluarga gue dari masalah. That's allEnd of the story."

"Wow, I didn't expect your story to be this dramatic. Sabar ya, Ray," Lany menepuk-nepuk pundak Ray, menguatkan.

"Cerita lo kayaknya lebih drama deh," Ray menyindir, membuat Lany memukul punggung Ray. Ray mengaduh pelan sambil tersenyum. "Lo sejak kapan suka main piano?" Ray mengganti topik pembicaraan mereka.

"Hmm, dari SD kayaknya deh. Udah lama banget pokoknya. Saking niatnya dulu gue sampe ngerengek minta dibeliin piano upright sama bokap."

"Play it for me."

Lany kemudian mulai menyentuh tuts piano digital di hadapannya, menarikan jemari lentiknya di atas batang-batang berwarna putih dan hitam, mengalunkan sebuah melodi indah menemani siang mereka. Lany mulai bernyanyi lirih begitu jarinya menyentuh tuts piano. Melantunkan lagu berbahasa asing, yang Ray bisa tebak itu adalah bahasa Korea. Nampaknya Lany sudah sering menyanyikan lagu itu, karena walaupun tanpa teks perempuan itu dapat menyanyikannya dengan fasih. Ini pertama kalinya Ray mendengar Lany bernyanyi. 

Meet Me at The Emergency Stairs | Jung Jaehyun (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang