Pt. 27 - Andromeda

199 12 0
                                    

Sudah lebih dari 5 tahun Andro tidak menginjakkan kakinya di Tanah Air. Sore itu dia berdiri di depan sebuah rumah yang dulu sering dia datangi untuk menjemput dan mengantar pulang perempuan yang dari dulu sampai sekarang masih amat dicintainya.

Sepanjang perjalannya menyusuri jalanan bandung menuju ke rumah Lany, dia memutar memori-memori lama yang dilalui bersama Lany yang mereka tinggalkan di setiap sudut kota. Rahangnya akan mengeras saat mengingat hal-hal yang membuat lani meninggalkannya. Mengutuk dirinya sendiri atas apa yang dia lakukan kepada Lany beberapa tahun lalu. Andro tau mungkin kepulangannya akan sia sia. Mungkin Lany tidak akan pernah mau menemuinya. Namun setidaknya dia telah mencoba, karena terakhir kali dia di sini, dia tak sempat sekalipun memohon ampun kepada perempuan yang telah disakitinya.

----------

Andro sempat menemui Teh Ira, ART di rumah Lany, saat dia berkunjung ke sana. Teh ira bilang Lany sekarang pindah ke jakarta, tinggal bersama Sakha di apartemen yang sekarang dia datangi.

Andro memberanikan diri mengetuk pintu berwarna ivory di depannya dan memanggil nama Lany, namun tidak ada respon yang dia dapat. Setelah cukup lama menunggu, dia memutuskan untuk pergi.

----------

Andro kembali memutuskan untuk menemui Lany. Hari itu hari libur, mungkin saja Lany ada di apartemennya. Jantungnya berdegup kencang saat dia mulai mengetuk pintu unit apartemen lany. Tak lama kenob pintu berputar, di balik pintu itu Lany berdiri mematung melihat kedatangannya. Raut muka Lany tidak bisa menyembunyikan ketakutan saat melihatnya. Andro tersenyum getir, akhirnya dia bisa melihat perempuan yang masih dicintainya, masih secantik dulu. Ada sesak di dada Andro mengingat kali terakhir Lany berlari pergi meninggalkannya.

Mereka berdiri dalam diam cukup lama. Andro melihat badan Lany mulai bergetar, Lany bernapas dengan susah payah, sama seperti yang dia ingat terakhir kali di kosnya dulu. Lany mendorong badannya dan berlari ketika dia mencoba mendekatinya.

Andro mengikuti ke mana Lany berlari dan menemukannya berada di pelukan seorang lelaki yang sama sekali tidak pernah dia kenali. Seandainya saja dia dulu mengiyakan ajakan Lany untuk pergi ke psikolog, mungkin saja saat ini dialah yang memeluk dan mencium Lany, bukan lelaki itu. Seandainya saja.

Rahangnya mengeras. Ingin rasanya dia menyeret lelaki itu dan menghajarnya saat itu juga jika tak ada Lany di situ. Lelaki itu bahkan mencium bibir Lany. Yang membuatnya makin sesak adalah Lany yang juga membalas ciuman lelaki yang tadi mengaku sebagai kekasihnya.

----------

Andro kembali mencoba menemui Lany. Dia ingin segera mengakhiri penyesalannya. Dia kembali berdiri di depan unit apartemen Lany dengan perasaan hampa. Dia hanya berdiri di depan pintu, mengurungkan niat untuk mengetuknya mengingat kali terakhir dia menemui Lany, perempuan itu ketakutan melihat kehadirannya. Dia tidak ingin memorinya kembali pada malam saat dia hampir membuat Lany kehabisan napas.

 Tiba-tiba pintu lain terbuka. Dia melihat lelaki yang mengaku sebagai kekasih Lany terakhir kali mereka bertemu keluar dari unit tepat di sebelah Lany tinggal. Andro mencerna satu per satu kalimat yang terucap dari mulut lelaki di depannya. Fakta bahwa hanya dengan mendengar namanya disebut bisa menjadi trigger bagi trauma Lany, menghancurkan hatinya.

Sudah tak ada ruang baginya di hati Lany. Mungkin sudah tak ada semenjak terakhir kali Lany pergi berlari menjauh darinya. Lelaki di hadapannya nampak sangat mencintai Lany. Dia bahkan berlutut memohon agar dirinya menjauh dari Lany, agar Lany tidak lagi mengalami serangan-serangan panik. Lelaki itu juga dengan sukarela akan pergi dari Lany saat dirinya meminta. Lelaki itu hanya ingin Lany bahagia. Sama seperti yang dia inginkan.

----------

Andro memutuskan kembali ke Chicago. Ini hari terakhirnya di Tanah Air. Pagi itu saat dia sedang bersiap pergi, seseorang mengetuk pintu unit apartemennya. Betapa terkejutnya Andro saat menemukan Lany di balik pintu, menangis di hadapannya. Bukan untuk menangisi kepergiannya, tapi untuk kepergian lelaki yang akhirnya dia tau bernama Rayner, dari sisi Lany. Lelaki yang Lany sebut amat sangat dia cintai.

Andro menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya saat melihat Lany melakukan hal yang sama dilakukan oleh Rayner. Padahal seharusnya dialah yang berlutut atau bahkan bersujud di hadapan Lany untuk memohon ampun.

Andro meninggalkan Lany setelah dia meminta maaf atas apa yg pernah dia lakukan di masa lalu, masuk dan menutup pintu unit apartemennya. Bulir-bulir airmata yang tadi dia tahan akhirnya lo. Penyesalan yang akan dia bawa sampai mati. 

Meet Me at The Emergency Stairs | Jung Jaehyun (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang