I'll see her right now.
Ray sudah berjalan menuju pintu hendak keluar menemui Lany saat tiba-tiba dia mendengar suara pintu terbuka dan langkah kaki seseorang melewati depan unitnya dan kembali membuka sebuah pintu di sebelah. Dia melihat Lany dari lubang pintunya, berjalan tergesa menuju emergency exit.
Lany duduk di anak tangga teratas emergency exit memunggungi pintu, memutar kembali memorinya saat Ray masih ada di sisinya. Sesekali dia mengusap matanya yang terus basah karena air mata. Entah kenapa hari ini rindunya sudah tak tertahan. Tiba-tiba seseorang membuka pintu di belakangnya.
"Gue mimpi nih. Tapi gue kan tadi belom tidur. Wah halusinasi nih gue. Harus ke psikolog fix besok," Lany terus meracau ketika melihat sosok di depannya sedang berdiri memandangnya. Tiba-tiba saja Lany sudah berada di pelukan sosok yang selalu ada di dalam mimpi dan angannya. Lany masih tertegun tidak percaya apa yang sedang terjadi. "Udah gila gue. Skizo nih kayaknya gue," Lany masih menggumam. Hangat peluknya sosok itu terasa nyata baginya. Terlalu nyata.
"Hey, it's me. It's me, Rayner. I'm here. I'm sorry, Alanis. I'm sorry that I left you, without any news. I'm sorry for making you wait this long. Maafin gue, Lany."
Lany menangis sejadinya begitu mendengar suara sosok itu, memanggil-manggil nama yang selalu dia patri di hatinya. Dia tidak sedang bermimpi. Saat ini di ada di pelukan Ray. Ray yang dua tahun lalu pergi darinya, Ray yang selalu menginginkan dia bahagia dengan atau tanpa dirinya, Ray yang akan selalu menjadi bagian dari dirinya.
"Ssshhh, udah. Nanti tetangga pada bangun," Ray menenangkan Lany di pelukannya.
"Ray, gue kangen. Kangen banget Ray. Sakit banget rasanya."
"I know, Lan. I'm sorry. Gue juga kangen banget sama lo. It's okay now, I'm here. I won't go anywhere anymore. I'll stay with you forever," Ray mengusap lembut puncak kepala Lany dan menciumnya. Sesaat kemudian Ray melepas pelukannya dan menyeka airmata di kedua pipi Lany. Ray lalu mengambil sebuah kotak dari dalam saku celananya. Ray lalu membuka kotak berwarna biru turquoise yang berisi sebuah cincin solitaire berwarna rose gold dengan batu berkilau sebagai hisannya.
"Alanis, marry me, please."
"I will. I will, I'll do. I'll marry you. Sekarang pun gapapa. I'll marry you right now," tanpa ragu Lany menjawab.
Ray tersenyum. Dia meraih jemari tangan kiri Lany, memasangkan cincin yang dia pilih sendiri di jari manis milik Lany, mengecupnya, kemudian mendaratkan kecupan lain di dahi Lany.
"Right now? Not here. Let's go inside," Ray tersenyum sambil mengecup bibir merah mudah milik Lany, merangkul Lany dan membawa perempuan yang dia rindukan siang malam itu ke apartemennya, menciumi puncak kepala perempuan itu tanpa henti, seakan tak ada lagi hari esok untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Me at The Emergency Stairs | Jung Jaehyun (END)
FanficThe story of Lany the social butterfly and Ray the ice cold guy. A story about love, life, friendship, breakup, and finding souls. A story that will definitely stir your heart. An alternate universe of Jaehyun, Yuta and Doyoung of NCT 127. Feel free...