a teenfiction - comedy story
UNDERSTAND
by :
𝑔𝑒𝑒𝑧𝑟𝑦𝑢𝑏𝑒𝑒present
•
Di persimpangan itu, tepat di depan zebracross yang dilalui berbagai macam kendaraan. Ran memperhatikan seorang gadis yang mengenakan gamis panjang menutupi mata kakinya dan hijab yang sempurna menutupi lekukan tubuhnya.
Ran mengira, gadis itu pasti sedang kebingungan untuk menyeberangi jalanan yang semakin ramai oleh kendaraan. Di kedua tangannya menggenggam kresek putih yang cukup besar dan gadis itu terlihat kesusahan.
Stik es krim yang dijilati cowok itu segera ia buang ke tempat sampah, berjalan hati-hati mendekati gadis asing itu. Ran menjaga jarak sekitar satu meter dan mulai menatap fokus pada kedua sisi jalan. Tangannya ia mainkan di depan badan dan berjalan pelan mendahului gadis yang masih keherananan di belakangnya.
"Ayo!" Ran melirik gadis yang menunduk seketika waktu ia ajak bicara itu.
Seolah paham, gadis itu mengikuti langkah Ran perlahan. Jantung dan kakinya melemas karena merasa motor dan mobil yang melintas akan menabrak dirinya.
Ran sekali-sekali melirik ke belakang, memastikan bahwa gadis itu mengikuti dirinya. Cowok itu tetap melangkah pelan untuk menyeimbangi langkah gadis yang mengenakan gamis di belakangnya.
"Terima kasih," ucap gadis itu menunduk melihat ke arah sepatu Ran.
Ran hanya bergumam singkat, segera membalikkan badan berjalan meninggalkan gadis itu. Cowok itu berjalan kembali menyeberangi jalanan dan menghampiri motor besarnya yang terparkir di sebelah supermarket.
Di perjalanan pulang, Ran entah mengapa nampak tidak fokus mengendarai motornya. Sudah beberapa kali ia diklakson pengguna jalan lain agar berhati-hati berkendara.
Cowok itu merasakan sensasi aneh di saat membantu gadis tadi, di lingkungan tempat tinggalnya, ia sangat jarang menemui sosok perempuan yang tertutup seperti itu. Ran merasa seperti menemukan sesuatu yang baru.
Sesampainya di rumah, cowok bermata sipit nan tajam itu disambut oleh seorang gadis tengil yang tak lain adalah sahabatnya sedari kecil, Aleka.
Aleka mengulurkan tangannya menyambut pemberian Ran, yakni martabak mesir pesanannya."Thanks, bro!"
"Duit. Itu gak gratis," balas Ran menengadahkan tangan di depan gadis itu.
Aleka berdecak. "Ck! Gue paling malas sama orang pelit," ujarnya menatap Ran kesal.
Ran mengedikkan bahu tak peduli. "Duit," lanjutnya.
"Bunda! Ran pelit, masa' Ale minta dibeliin marta-"
"Ya udah, gratis." Ran menyela, kemudian menunjuk-nunjuk kepala gadis yang setara dengan lehernya itu. "Minggat lo tukang cepu!"
Aleka mengulurkan lidah meledek. Kemudian, menghilang begitu saja tak tahu terima kasih menuju rumahnya yang bersebelahan dengan rumah ayah Ran.
ᴀʟᴏʀᴀɴ
Sekolah Teknik Menengah Nasution, di sinilah Ran menggerutu kesal sekarang. Sudah lebih sepuluh menit dirinya menunggu Aleka yang belum juga kunjung menampakkan batang hidung.
Sudah menjadi kewajiban bagi cowok setinggi 175 cm itu, untuk mengantar dan menjemput Aleka ke sekolah bersamanya. Selain karena tetangga, orang tua Ran dan Aleka memang sedekat itu sehingga sudah menganggap Ran dan Aleka seperti abang dan adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERSTAND [END]
Teen Fiction"Take you by the hand. You're the only one who understands." Start publish 220622. End post 220827. highest; #1 in dinoseventeen - 020423 #3 in boyfie - 090723 - UNDERSTAND - 290322 - 160722, ©geezryubee.